Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fasilitas Antar Jemput SD Ini Membahayakan Keselamatan Murid

10 Februari 2014   17:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:58 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antar jemput murid sekolah banyak disediakan oleh sejumlah sekolah terutama yang berada di kota atau yang berlabel sekolah unggulan. Meski untuk hal itu para orang tua harus membayar ongkos langganan atau biayanya seringkali ditambahkan ke dalam biaya sekolah, namun fasilitas antar jemput murid sekolah cukup membantu. Orang tua yang sibuk karena jam kerjanya yang panjang atau tempat kerjanya jauh dari sekolah tak perlu menjemput sang anak. Apalagi jika jarak rumah ke sekolah dianggap jauh dan tak banyak kendaraan umum yang bisa digunakan, fasilitas antar jemput semaki dirasa dibutuhkan.

Sejumlah murid sekolah di Purbalinggaa dihantar pulang menggunakan kendaraaan motor gerobak yang disediakan oleh sekolah mereka hari ini.

Fasilitas antar jemput murid sekolah pun dianggap lebih aman daripada membiarkan sang anak harus menumpang kendaraan umum atau menunggu lama sendirian di sekolah. Tapi apa jadinya jika antar jemput anak sekolah tersebut menggunakan kendaraan berupa motor dengan gerobak di belakang yang biasa digunakan untuk mengangkut barang?.

Sebuah sepeda motor bergerobak mengangkut sejumlah anak sekolah berhenti di perempatan lampu merah di kota Purbalingga Jawa Tengah hari ini (10/2/2014). Ini pertama kalinya saya melihat produk sepeda motor bergerobak yang umumnya digunakan sebagai angkutan barang digunakan sebagai kendaraan antar jemput murid sekolah. Penasaran dengan keberadaannya saya pun menyapa sejumlah anak yang sedang duduk di gerobak belakang. Mereka yang awalnya terlihat muram dan lelah berubah ceria saat saya mengeluarkan kamera dari dalam tas.

1392025712291297525
1392025712291297525

Murid-murid SD MI Wirasana Purbalingga di atas motor gerobak sekolah yang mengantar mereka pulang siang hari ini (10/2/2014).

Dari perbincangan singkat di lampu merah bersama sejumlah murid tersebut diketahui bahwa mereka biasa diantar pulang dengan menggunakan motor gerobak tersebut dari sekolah mereka di MI Wirasana, Kota Purbalingga. Sebuah tulisan pada kain penutup bagian samping gerobak memang bertuliskan nama sekolah. Motor gerobak tersebut berarti memang bagian dari fasilitas yang disediakan oleh sekolah.

1392025918847206172
1392025918847206172

Dalam perjalanan pulang di atas motor gerobak.

Berdasarkan letak sekolah dan alamat rumah beberapa anak motor, gerobak itu menempuh perjalanan yang lumayan jauh untuk mengantar murid-murid tersebut. Dan ketika lampu merah berganti hijau lalu motor gerobak tersebut melaju seketika itulah saya merasa tidak seharusnya motor gerobak ini menjadi kendaraan antar jempur murid sekolah.

1392026173163952757
1392026173163952757

Meski anak-anak tampak menikmati, sekolah semestinya tidak menggunakan motor gerobak sebagai kendaraan antar jemput karena tidak sesuai peruntukannya dan dapat membahayakan murid.

Ngeri dan membahayakan ketika sepanjang 1 km saya melaju di belakang murid-murid sekolah tersebut sebelum akhirnya berpisah jalan. Sepeda motor bergerobak bukanlah kendaraan pengangkut manusia apalagi digunakan untuk membawa sejumlah anak kecil. Jalanan yang dilalui pun merupakan jalan raya utama penghubung antar kota yang ramai. Sepanjang perjalanan sepeda motor bergerobak itupun harus berbagi jalan termasuk dengan kendaraan besar seperi bus dan truk.

13920260361070787188
13920260361070787188

13920251382005245784
13920251382005245784
Motor gerobak pengantar murid sekolah melaju di jalan raya yang dilalui oleh bus AKDP. Kendaraan ini tidak seharusnya digunakan sebagai kendaraan antar jemput sekolah karena membahayakan murid yang menjadi penumpang.

Betapapunsang sopir sudah berusaha berkendara dengan baik dan gerobak belakangnya sudah dimodifikasi, keselamatan anak-anak yang menjadi penumpang tetap dikhawatirkan. Di belakang mereka pun dibiarkan sendiri  duduk atau berdiri berdesak-desakkan. Yang agak mengherankan sepeda motor gerobak ini dibiarkan melaju begitu saja meski beberapa kali melewati perempatan dengan pos penjagaan polisi. Padahal resiko keselamatan berkendara terutama keselamatan anak-anak begitu nyata di depan mata. Sekolah seharusnya tidak menggunakan kendaraan yang tak sesuai fungsinya serta tidak memenuhi unsur keselamatan sebagai kendaraan antar jemput murid. Sepeda motor dengan gerobak adalah fasilitas antar jemput murid yang buruk dan membahayakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun