Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tahun Baru, Akhirnya Aku Tahu Rasanya Pizza

1 Januari 2014   18:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:16 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi banyak orang Pizza adalah makanan yang cukup akrab dengan lidah mereka. Banyak orang Indonesia apalagi penduduk kota sudah terbiasa makan sajian khas Italia ini. Bagi banyak anak-anak Indonesia termasuk anak mudanya Pizza bahkan menjadi cemilan yang bisa dengan mudah mereka santap. Tapi tidak bagi saya.

31 Desember 2013, di saat orang-orang bersuka ria di jalanan dengan kembang api dan terompet, saya justru duduk diam bersama puluhan lembar kertas ini. Selanjutnya sebuah peristiwa "bersejarah"  dalam hidup saya alami lewat sepotong Pizza.

Selama perjalanan usia saya tak pernah sekalipun makan Pizza. Selama ini saya selalu mengutamakan menu Indonesia setiap kali makan di manapun. Mungkin hanya roti tawar dan mentega, menu ala barat yang sering saya makan. Selebihnya hingga kini saya tak pernah mau mencicipi ayam goreng Amerika meski kata orang krispinya luar biasa. Lidah saya tak pernah mencecap kentang goreng yang dijual di gerai franchise asing meski katanya gurih dan lembut. Saya selalu eneg setiap kali melihat burger dan sandwich. Sayapun tak pernah tahu rasanya Pizza meski sering mengunjungi cafe yang menyajikan hidangan Italia.

Namun "sejarah" dalam hidup saya terjadi di malam tahun baru kemarin, 31 Desember 2013. Di sebuah bistro saya menghabiskan sore hingga malam bersama sejumlah teman. Bukan untuk menanti detik-detik pergantian tahun, bukan juga untuk menyalakan kembang api dan meniup terompet. Ada deadline submit jurnal Internasional yang harus kami selesaikan sebelum pukul 24.00 hari itu juga. Meski sudah mulai mengerjakan dari bulan Agustus lalu kami belum bisa menyelesaikannya hingga akhirnya di penghujung tahun kami harus berkejar-kejaran dengan waktu agar tak terlambat mengirimkannya. Oleh karena itu ketika ribuan orang di Jogja berduyun-duyun menuju pusat kota dan merayakan pesta, saya justru duduk tepekur menghadap puluhan lembar kertas dan foto yang harus dicocokkan.

Sepanjang berdiskusi mengerjakan papar jurnal kami menikmati sejumlah makanan dan minuman ala bistro. Harganya ada yang mahal, tapi ada juga yang ramah di kantong. Teman saya ada yang mulai memesan secangkir coklat hazelnut hingga steak ayam. Untungnya di tempat itu ada menu yang Indonesia banget. Untuk pertama saya memesan paket yang terdiri dari sop berisi wortel, kobis dan sedikit potongan daging ayam. Juga nasi dan seporsi ayam geprek. Minumnya saya mendapat segelas cola dingin dan sebotol air mineral.

Hampir 9 jam saya dan teman-teman tak beranjak dari bistro tersebut. Paling hanya ke toilet dan mushola kami melangkahkan kaki. Nyaris hasrat merayakan tahun baru kemarin malam seketika hilang.

Sementara sekian lama mengerjakan paper membuat kami mudah merasa lapar, apalagi gerimis di luar tak juga berhenti. Kami pun memutuskan memesan cemilan. Seloyang pizza dengan smooked beef dan semangkuk kecil kentang goreng jadi pilihan teman-teman.

1388574048661037879
1388574048661037879

Pizza menemani kami di malam 31 Desember 2013.

Tak berapa lama pizza sudah tersaji di meja. Melihat bentuknya dahi saya langsung mengkerut. Saya sudah sering melihatnya dan bentuknya selalu sama. Hidangan ini lebih mirip roti yang ketumpahan aneka macam benda seperti daging, mayonase, keju, bawang bombay dan saus.

Melihat seloyang pizza tersaji di meja, beberapa teman pun mencoba meledek saya, mereka tahu selera makan saya yang Indonesia banget. Seorang teman berkata jika Pizza kaya rasa dan sangat enak. Ia mencoba menggoda saya untuk mau makan Pizza. Karena lapar sayapun akhirnya luluh. Tak mengapa sekali-kali makan sajian orang luar, toh saya tetap cinta mati sama pecel dan sayur asem.

1388574155899862582
1388574155899862582

31 Desember 2013, sebuah hari yang "bersejarah" karena untuk pertama kalinya selama hidup lidah saya menyentuh Pizza.

Akhirnya 31 Desember 2013 menjadi salah satu tanggal bersejarah dalam hidup saya. Di tanggal itulah untuk pertama kalinya saya makan Pizza. Dengan ujung garpu saya mencicipi saus kental yang tertumpah di atas pizza, rasanya aneh, pedas bercampur legit keju dan manis krim yang sama sekali tidak cocok dengan lidah saya. Lalu saya mengambil sepotong dari loyang dan mulai mengirisnya dengan pisau. Gigitan pertama saya tak menemukan keistimewaan sebuah pizza. Pada gigitan kedua saya bahkan ingin muntah. Saya pun bertanya-tanya apa yang membuat banyak orang suka dengan makanan aneh ini?. Apa yang istimewa dari makanan ini hingga banyak teman sering merujuk sebuah tempat makan Pizza jika hendak merayakan sesuatu?.

13885738401599267489
13885738401599267489
Sepotong Pizza di Malam Tahun Baru.

Sepotong Pizza itu akhirnya tak pernah saya habiskan.  Pizza pertama yang saya cicipi setelah sekian lama terlahir sebagai manusia. Pizza itu jugalah yang menjadi makanan terakhir saya di tahun 2013.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun