Kokap selama ini dikenal sebagai salah satu daerah miskin di Yogyakarta. Namun itu bukan berarti Kokap tak menarik untuk didatangi. Sebuah tempat bernama Kalibiru adalah alasan mengapa orang perlu menginjakkan kakinya ke Kokap jika sedang berada di Yogyakarta.
[caption id="attachment_357342" align="aligncenter" width="553" caption="Pemandangan indah di Kalibiru, Kokap, Kulonprogo."][/caption]
Kalibiru adalah sebuah hutan lindung di desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Sejak beberapa tahun terakhir Kalibiru juga dikembangkan sebagai kawasan wisata. Dahulu kawasan ini merupakan hutan negara yang subur. Kerusakan dan pembalakan liar telah menghancurkan tempat ini menjadi gersang.
Secara perlahan berkat partisipasi masyarakat hutan berhasildiremajakan. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan sejak tahun 2007 Kalibiru kemudian ditetapkan sebagai areal Hutan Kemasyarakatan dengan status Hutan Lindung. Sejak saat itu pengelolaan hutan Kalibiru dilakukan dengan melibatkan sejumlah kelompok masyarakat yang tergabung ke dalam beberapa koperasi.
[caption id="attachment_357344" align="aligncenter" width="536" caption="Rumah kelompok Mandiri di gerbang masuk Kalibiru. Kelompok Mandiri adalah salah satu koperasi yang memiliki hak mengelola Hutan Kemasyarakatan di Kalibiru."]
Begitu melewati gerbang masuk dengan jalanan yang menanjak kita akan menyaksikan sejumlah rumah kayu berukuran mungil dengan arsitektur khas Jawa. Rumah-rumah itu difungsikan sebagai sekretariat pengelola dan loket tiket. Sementara yang lainnya disewakan kepada wisatawan yang ingin menginap dan merasakan sensasi live ini di pedesaan Kalibiru.
Menjadi bagian darisabuk Pegunungan Menoreh dengan ketinggian 450 mdpl, Hutan Kalibiru agak mengejutkan saya ketika pertama kali mengunjunginya. Bayangan bukit hijau dengan vegetasi lebat seperti tempat-tempat lain di Pegunungan Menoreh yang sudah sering saya datangi tak saya dapati di Kalibiru. Udara di sini lebih kering dan panas. Tapi tak lama saya lalu terpana dan takjub dengan Kalibiru. Tempat ini sangat eksotik.
[caption id="attachment_357345" align="aligncenter" width="540" caption="Sepenggal potret suksesi alam di Hutan Kalibiru yang sedang "]
Ekosistem hutan Kalibiru memang unik. Jejak suksesi dari hutan yang rusak sebelumnya masih terlihat. Begitupun juga dengan tanahnya yang dipenuhi semak dan herba rendah ciri suksesi sebuah kawasan yang sedang memperbaiki diri. Ada beberapa pohon dengan batang berdiameter besar yang mungkin merupakan sisa-sisa hutan sebelumnya. Selebihnya vegetasi Kalibiru didominasi pohon-pohon berbatang dan bercabang ramping seperti cemara, jati dan kayu putih.
[caption id="attachment_357346" align="aligncenter" width="542" caption="Hutan yang eksotik di Kalibiru. Pohon-pohon berbaris di tanah yang menurun beralaskan dedaunan yang gugur."]
[caption id="attachment_357347" align="aligncenter" width="549" caption="Jalur trekking untuk menyusuri eksotisme Hutan Kalibiru."]
[caption id="attachment_357350" align="aligncenter" width="345" caption="Anggrek mungil yang cantik ini tumbuh menggemaskan di antara barisan pohon di Kalibiru."]
Vegetasi yang berbeda dan lingkungan yang sedang mengalami suksesi membuat Kalibiru sangat menarik. Berjalan menyusurinya kita seperti ditemani pepohonan yang berbaris rapi mengikuti. Kanopi pohon yang renggang membuat langit birudi atas terlihat jelas dan membentuk komposisi yang manis dengan ranting-ranting pohon yang meranggas.
Hal mengagumkan lainnya adalah ditemukannya beberapa anggrek alam menempel pada sejumlah pohon besar. Acriopsis liliifolia adalah salah satu anggrek berbunga ungu dan merah jambu yang menjadi sangat mencolok kecantikannya di Kalibiru. Selain anggrek kita juga akan menemukan spesies tumbuhan lain yang mulai jarang dijumpai di alam. Gadung (Dioscorea hispida) bisa kita jumpai tumbuh merambat di sejumlah pohon besar.
Berkunjung ke Kalibiru lebih baik di saat awal atau pertengahan musim kemarau seperti sekarang. Kondisi tanah dan bebatuan besardi dalam hutan tak licin di musim kemarau. Selain itu saat kemarau kita akan menjumpai lantai hutan yang dipenuhi dengan seresah dan dedauan kering berwarna coklat serasi dengan warna batang pohon. Trekking menyusuri hutan Kalibiru pun menjadi pengalaman yang berbeda. Komposisi seresah, dedaunan kering dan batang-batang tegak yang kulitnya mulai mengelupas adalah hal yang istimewa untuk disaksikan di hutan ini. Ditambah hembusan angin dan kicauan burung yang terbang lepas bebas melintasi hutan, sempurnalah Kalibiru.
[caption id="attachment_357348" align="aligncenter" width="374" caption="Lukisan alam yang cantik dari Waduk Sermo tersaji manis di Kalibiru."]
Bukan hanya hutannya yang eksotik, Kalibiru juga menyuguhkan pemandangan lain yang luar biasa cantik. Sembari berjalan menyusuri hutan di ketinggian, mata kita akan dipertemukan dengan sebuah danau yang luas dikelilingi bukit-bukit dan hijau pepohonan. Samar-samar beberapa perkampungan terlihat di atas bukit yang mengitari. Danau tersebutadalah Waduk Sermo yang merupakan bendungan terbesar di DIY.
Waduk Sermo diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1996. Luas perairannya mencapai 157 hektar. Selain untuk pengairan sawah dan lahan, Waduk Sermo juga dimanfaatkan untuk perikanan. Salah satu daya pikatnya saat dilihat dari ketinggian di Kalibiru adalah bentuk waduknya yang berkelok-kelok.
[caption id="attachment_357349" align="aligncenter" width="531" caption="Paduan manis antara tajuk yang hijau dengan ranting yang meranggas di Kalibiru."]
Dari Kalibiru kecantikan Waduk Sermo juga bisa dinikmati dari gardu pandang atau sembari bermain flying fox. Namun trekking tetap lebih menyenangkan daripada hanya duduk-duduk dan melayang sekejap dengan flying fox. Lagipula ada beberapa jalur trekking yang bisa dipilih untuk menjelajahi Kalibiru sembari melihat kecantikan Waduk Sermo. Jalur trekking tersebut juga disertai tanda arah dan beberapa ruas telah dibuat jalan setapak.
Kalibiru adalah bukti keberhasilan pemberdayaan masyarakat dalam untuk penghijauan dan pengelolaan hutan untuk kemakmuran bersama. Tak hanya itu, partisipasi masyarakat juga telah menyulap Kalibiru menjadi jendela untuk melihat keindahan ciptaanTuhan yang tak pernah gagal mengundang kagum dan syukur.
[caption id="attachment_357343" align="aligncenter" width="551" caption="Waduk Sermo yang cantik dinikmati dari Kalibiru."]
Perjalanan menuju Kalibiru membutuhkan waktu 1,5-2 jam dari pusat kota Yogyakarta melalui Jalan Wates Kulonprogo. Tempat ini juga bisa dicapai dari obyek wisata Waduk Sermo atau Gua Kiskendo. Lamanya perjalanan yang ditempuh dengan beberapa rute jalan yang berkelok dan menanjak akan terbayar dengan keindahan di tempat ini, apalagi kalau bukan hutannya yang eksotik dan pemandangan Waduk Sermo yang cantik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H