Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendamaikan Ilmu Pengetahuan dan Agama (Persepsi Keliru tentang Evolusi Darwin)

21 September 2012   01:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:06 6432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa tidak nyaman sering muncul ketika membaca argumen-argumen yang melibatkan ayat suci untuk mengkritik habis-habisan sebuah teori ilmiah (dalam hal ini teori evolusi Darwin) secara tidak proporsional. Kejahatan kemanusiaan, penjajahan, rasisme, fasisme dan pemberontakan yang dilakukan oleh Hitler, Mussolini, Lenin dan sebagainya sering dianggap sebagai  efek samping dari teori Evolusi yang berarti juga tanggung jawab Darwin. Atas dasar ini juga para kreasionis kemudian berpendapat bahwa teori evolusi telah menggiring umat manusia ke dalam bencana. Darwin dan teori evolusi dianggap sebagai ancaman terhadap agama.

Jika Hitler dan Mussolini menjadikan pandangan evolusi sebagai salah satu inspirasi pembenaran kejahatan mereka, maka kesalahan bukan pada teori evolusi sebagai produk ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dibandingkan secara sederhana dengan fenomena jejaring sosial yang sempat menjadi perdebatan antara pandangan agama dan iptek. Penyimpangan penggunaan facebook tidak menunjukkan kesalahan tentang keberadaan facebook. Dengan demikian munculnya rasisme, fasisme, kolonialisme dan kejahatan lainnya bukan alasan untuk menyalahkan Darwin dan teori evolusinya.

Di sisi lain ilmu pengetahuan dipandang bebas nilai. Namun kenyataannya dalam merumuskan sebuah teori peneliti sering dipengaruhi oleh keyakinan-keyakinan subyektif sehingga pada hakikatnya ilmu pengetahuan tidak sepenuhnya bebas nilai. Banyak penelitian sengaja dirancang sedemikian rupa untuk menolak hipotesis nol. Kita pun mungkin sering tak sadar atau tak sengaja melakukannya, setidaknya dalam tahap pemikiran. Namun hal tersebut tidak mengurangi nilai manfaat sebuah ilmu pengetahuan karena sejarah telah mencatat banyak kemajuan dalam kehidupan manusia yang dihadirkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan.

TEORI PENCIPTAAN (Kreasionisme) vs TEORI EVOLUSI DARWIN. Kreasionis yang selalu menganggap teori evolusi Darwin sebagai teori yang tidak ilmiah rasanya harus kembali melihat dirinya sendiri karena kritik yang ditujukan telah meluas hingga penyerangan terhadap pribadi seorang Charles Darwin dan pemikir evolusi yang lain. Pernyataan dari pemahaman kitab suci yang diajukan kreasionis untuk memperkuat kreasionisme itu sendiri juga belum sepenuhnya dapat dijelaskan secara benderang. Di sisi lain pengikut teori evolusi Darwin juga harus mengakui bahwa beberapa argumen dan bukti yang diajukan oleh Darwin pada kenyataannya juga tak seperti Darwin bayangkan sebelumnya.

Salah satu kelemahan teori evolusi adalah ketidaklengkapan bukti fosil yang  memberikan petunjuk mengenai adanya transformasi antar kelompok makhluk hidup. Hal ini berdampak besar dalam beberapa cabang ilmu pengetahuan. Dalam Biologi misalnya, ketiadaan fosil mempersulit penyusunan filogeni Mamalia dan Tumbuhan berbiji. Padahal selama ini evolusi sering digunakan untuk menjelaskan perkembangan Mamalia dan Tumbuhan.

Di sisi lain kreasionis  dengan pemahaman harafiah bahwa Tuhan menciptakan kehidupan selama “6 hari” mendapatkan argumen yang mereka anggap kuat untuk mengatakan bahwa ketiadaan fosil yang lengkap merupakan bukti bahwa evolusi seperti disampaikan Darwin tidak pernah terjadi. Evolusi hanya sebuah teori bukan sebuah fakta yang pasti kebenarannya. Dalam konteks terakhir ini saya sependapat dengan kreasionis karena pada hakikatnya evolusi tidak akan pernah dapat sepenuhnya dibuktikan. Evolusi adalah proses yang bagian terbesarnya “tertinggal” di masa lampau, kompleks dan sulit untuk dianalisis apalagi di dalam laboratorium.

Pemahaman harafiah tentang penciptaan selama 6 hari mungkin terlalu kaku. Saya teringat seorang Profesor di kampus saya yang pernah pada satu kesempatan berkata bahwa “6 hari” yang dimaksud bisa saja hari dalam kisaran lain dalam rentang waktu sejarah. Hari pertama mungkin rentang waktu jutaan tahun, sedangkan hari kedua mungkin berjalan lebih lama atau lebih singkat. Demikian seterusnya hingga hari ke enam penciptaan makhluk hidup. Setiap hari dalam 6 hari adalah rentang waktu yang lama dan belum tentu sama. Enam hari sebaiknya tidak diartikan harafiah 6x24 jam. Andai ini diterima maka 6 hari tersebut menjadi waktu yang lama dan cukup bagi terjadinya evolusi.

Tentang asal-usul manusia, para kreasionis mengecam teori evolusi sebagai ancaman terhadap agama karena dianggap mengingkari keyakinan bahwa manusia pertama adalah Adam, seorang manusia dengan wujud yang sempurna. Adam bukanlah kera dan dalam hal ini kita sama-sama sepakat dan meyakini bahwa Adam adalah nenek moyang kita. Namun, kritik juga harus disampaikan kepada mereka yang menyebutkan bahwa Darwin berteori tentang kera sebagai muasal manusia. Bisa jadi apriori berlebihan terhadap teori evolusi Darwin salah satunya disebabkan karena sebagian pengkritik sebenarnya tidak atau belum membaca teorinya. Teori evolusi Darwin tidak membahas bahwa manusia berevolusi dari kera, gorila atau simpanse. Jika membaca teliti buku The Origin of Species, tak akan ditemukan Darwin berkata asal-usul dirinya dan manusia lainnya adalah kera. Teori evolusi Darwin memang mencoba memikirkan bahwa manusia mungkin berasal dari nenek moyang yang mirip dengan kera. Kemudian beberapa ciri pada manusia ternyata juga dimiliki oleh kera dan kerabatnya. Apakah “mirip” dengan kera harus berarti kera?. Entah siapa yang pertama kali mengeluarkan pendapat ekstrim kalau Teori Evolusi Darwin menyebutkan manusia berasal dari kera. Buku lain mungkin demikian, tapi The Origin of Species milik Darwin tidak bercerita tentang itu. Karena sebaliknya teori evolusi justru “mengakui” masih kebingungan mencari hubungan antara manusia purba nenek moyang kita dengan kera, gorila atau monyet. Meski kita tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa ada sebagian ciri pada tubuh kita yang juga  dimiliki oleh kera atau gorila.

Dalam bukunya, Darwin juga secara tersirat mengakui kekurangan-kekurangan teori evolusinya. Jadi jelaslah sudah bahwa mereka yang menyebutkan Darwin dan teori evolusinya menyimpang karena mendefinisikan manusia berasal dari kera adalah sebuah “persepsi” yang terlalu dini atau bahkan cenderung emosional. Persepsi dan emosi yang awalnya wajar namun sering digiring kepada masalah keyakinan seseorang. Sayangnya, mereka yang memiliki kecerdasan tinggi tentang agama dan ilmu pengetahuan justru terlanjur terjebak pada kubu “pro” dan “kontra” dan melupakan tugas sesungguhnya yaitu “menarik kesimpulan”.

Serangan terhadap teori evolusi Darwin tak jua berhenti hingga kini, bahkan berkembang pada bagian yang lain.

Jika seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi Darwin bekerja sebagai kemauan alam tanpa campur tangan Tuhan, berarti ada mekanisme yang perlu dijelaskan. Inilah “hutang” Darwin yang tak sempat dijelaskannya atau memang Darwin tidak mampu merangkai jawabannya. Teori evolusi Darwin yang awalnya dianggap bisa menjelaskan mekanisme tersebut ternyata gagal. Darwin memang berhasil menunjukkan bukti-bukti “produk” evolusi, namun dia luput menjelaskan secara “elegan” apa yang terjadi dan bagaimana bukti-bukti itu berevolusi. Sebagian kalangan mungkin maklum karena Darwin sebenarnya tak pernah mengeyam pendidikan formal Biologi, dia hanyalah seorang biasa yang tertarik kepada alam dan makhluk hidup pengisinya. Tapi teorinya terlanjur mengguncang zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun