[caption id="attachment_301602" align="aligncenter" width="535" caption="Masjid At Taqwa Kota Cirebon di sisi Alun-alun Kejaksan. Bentuk masjid ini mirip dengan Masjid Kampus UGM di Yogyakarta."]
Jika ada yang menarik dari Alun-alun Kejaksan adalah keberadaan Masjid Agung At-Taqwa yang bersisian dengan alun-alun. Masjid At-Taqwa berukuran cukup besar dengan warna coklat dan emas dominan menghias dindingnya. Sayap kiri masjid bersambungan dengan Islamic Center yang tampak seperti aula atau convention hall. Yang menarik dari Masjid At-Taqwa adalah bentuk bagian depannya sangat mirip dengan Masjid Kampus UGM. Bahkan bentuk jalan dan taman di depannya juga serupa dengan masjid kebanggaan UGM.
[caption id="attachment_301605" align="aligncenter" width="567" caption="Suasana lalu lintas di kawasan pusat belanja dan pertokoan kota Cirebon"]
[caption id="attachment_301606" align="aligncenter" width="567" caption="Pusat Grosir Cirebon"]
Meninggalkan Alun-alun Kejaksan dan Masjid Agung, saya kembali berjalan kaki. Setelah menyeberang bunderan Kejaksan, sepenggal ruas Jalan Siliwangi masih tersisa sekitar 500 meter lagi. Ternyata wajah kota di sepenggal Jalan Siliwangi setelah bunderan Kejaksan ini cukup kontras dengan wajah separuh Jalan Siliwangi sebelumnya. Kali ini saya mendapati wajah kota Cirebon dengan banyak departemen store, pertokoan bertingkat dan pusat grosir. Deretan reklame dan baliho menghiasi langit Cirebon di tempat ini. Trotoarnya pun sudah disesaki kaki lima dan parkir kendaraan. Saya bahkan beberapa kali harus berjalan di bahu jalan bersama-sama dengan kendaraan yang melaju. Lalu lintas di sini cukup ramai dengan banyak angkutan kota berwarna biru lalu lalang di jalanan.
[caption id="attachment_301611" align="aligncenter" width="482" caption="Toko oleh-oleh khas Cirebon"]
Menuntaskan Jalan Siliwangi, saya berhenti sejenak dengan bersandar di atas jembatan yang memisahkan Jalan Siliwangi dan Jalan Karanggetas. Setelah berbincang singkat dan menanyakan beberapa hal tentang Cirebon ke seorang warga, saya pun melanjutkan melangkah dengan panas yang makin terasa menyengat.
[caption id="attachment_301609" align="aligncenter" width="616" caption="Wajah Jalan Karanggetas Kota Cirebon"]
Kali ini saya tiba Jalan Karanggetas. Menyusuri jalan ini saya kembali mendapati wajah kota Cirebon yang unik dan berbeda dengan yang baru saja saya saksikan di Jalan Siliwangi. Saya dibuat bertanya-tanya melihat banyaknya bangunan tinggi yang rata-rata berlantai dua dan terkesan sudah cukup berumur berbaris di sepanjang kanan dan kiri jalan. Apakah ini bagian dari kawasan kota tua Cirebon?.
[caption id="attachment_301613" align="aligncenter" width="567" caption="Suasana lalu lintas di Jalan Karanggetas Kota Cirebon"]
[caption id="attachment_301614" align="aligncenter" width="561" caption="Jalan Karanggetas adalah kompleks pertokoan dengan bangunan tua"]
Yang paling menarik adalah banyak sekali toko emas dan perhiasan di Jalan Karanggeras. Bahkan di sepanjang trotoar kita bisa menemukan puluhan orang dengan kotak kayu dan kaca berukuran sedang bertuliskan “menerima jual emas”. Ini pertama kalinya saya menemukan begitu banyak toko emas dan penjual emas di sebuah ruas jalan. Apakah masyarakat Cirebon sangat gemar berinvestasi perhiasan emas?.
[caption id="attachment_301615" align="aligncenter" width="560" caption="Toko emas banyak dijumpai di sepanjang Jalan Karanggetas"]
[caption id="attachment_301616" align="aligncenter" width="555" caption="Selain toko emas, di sepanjang trotoar Jalan Karanggetas juga berjejer puluhan orang yang menyediakan jasa jual beli emas"]
Di Jalan Karanggetas kita juga bisa menjumpai banyak persimpangan jalan yang ramai. Beberapa kali dijumpai sejumlah angkutan kota, sepeda motor dan becak “bertemu” berebut jalan di persimpangan.
Meninggalkan Jalan Karanggetas saya memasuki Jalan Pasuketan. Di sini saya langsung disambut pemandangan banyak pedagang di sepanjang jalan yang menjual aneka kelopak bunga, pakaian hingga makanan. Uniknya ada banyak penjual Soto Madura di tempat ini. Entah bagaimana awal ceritanya dahulu sehingga banyak Soto Madura dijumpai di Cirebon. Mungkin saja hubungan dagang antara Madura dan Cirebon sudah berlangsung sangat lama.
Menghabiskan Jalan Pasuketan saya terus berjalan ke selatan hingga sampai di Jalan Pulasaren. Kondisi Jalan Pulasaren lumayan teduh karena banyak pohon besar di pinggir jalan. Di Jalan Pulasaren saya menjumpai sebuah gereja besar bercat putih dan merah muda.
[caption id="attachment_301612" align="aligncenter" width="374" caption="Gereja di Jalan Pulasaren"]
[caption id="attachment_301618" align="aligncenter" width="550" caption="Pedagang HP bekas di sepanjang Jalan Pulasaren"]