Menunggu memang sering membosankan. Tak terkecuali menunggu kereta api. Beruntung saat ini di hari biasa kereta api jarang mengalami keterlambatan kecuali jika terjadi kerusakan gerbong atau insiden selama perjalanan. Namun hal itu tidak menjamin menanti kereta di stasiun bebas dari rasa bosan. Bagi mereka yang sedang diburu waktu dan rindu, berharap kereta segera tiba seperti ingin mengedipkan mata lalu saat membuka kereta sudah tiba. Apalagi bagi raga yang sudah lelah dan ingin segera sampai di rumah, setengah jam menanti kereta tiba seperti rentang waktu yang sangat lama.
[caption id="attachment_301943" align="aligncenter" width="600" caption="Kereta barang berhenti di jalur 6 stasiun Prujakan, Cirebon pada 30 Maret 2014."][/caption]
Salah satu cara paling asyik untuk mengusir bosan saat menanti kereta tiba adalah dengan menikmati suasana. Stasiun adalah tempat yang tak pernah jeda menghadirkan cerita. Jika mau mengamati, stasiun kereta api adalah tempat di mana banyak imaji tersaji. Apalagi bagi mereka yang gemar mengambil gambar. Apapun yang dilihat itulah yang dinikamti. Dan menikmati suasana, bentuk serta keindahan bangunan stasiun bisa adalah sesuatu mengasyikkan. Rangkaian gerbong yang berjalan pelan memasuki stasiun, lintasan rel yang rapi, lurus hingga melengkung di kejauhan dipadu dengan bentangan atap peron adalah suguhan eksotis yang mampu mengusir bosan selama di stasiun.
[caption id="attachment_301946" align="aligncenter" width="540" caption="Setiap stasiun kereta api di Indonesia umumnya memiliki fasad bangunan kuno yang serupa, tapi di dalamnya selalu ada yang khas yang membuatnya tampak eksotik, ruang tunggu penumpang adalah salah satunya."]
Hal yang menyenangkan adalah hampir setiap stasiun besar di Indonesia memiliki keunikan bentuk meski strukturnya tampak serupa. Oleh sebab itu menikmati imaji di stasiun kereta api bisa menjadi pengisi waktu, pengusir bosan sekaligus sarana rekreasi sembari menanti kereta tiba. Itupula yang saya lakukan saat menunggu kereta di stasiun Prujakan, Cirebon untuk kembali ke Yogyakarta pada 30 Maret 2014 yang lalu.
Hari itu kereta yang saya tumpangi terlambat tiba di stasiun sekitar 30 menit. Tapi suasana Stasiun Prujakan menghadirkan banyak imaji yang membuat saya jadi betah menanti. Sambil duduk melantai, sesekali berdiri dan bergerak menyisir peron, saya menikmati bentang Stasiun Prujakan yang diam-diam sangat cantik dan eksotik. Memanfaatkan sisa daya baterai kamera, saya berusaha memburu dan menangkap eksotisme bentang stasiun kereta api. Berikut ini sebagian bentuk yang mewakili indahnya imaji stasiun kereta api.
[caption id="attachment_301947" align="aligncenter" width="570" caption="Kereta Barang memasuki stasiun Prujakan, Cirebon di lintasan utara. Sementara jalur di sebelahnya tampak lapang dengan rangkai rel besi dan hamparan kerikil."]
[caption id="attachment_301948" align="aligncenter" width="335" caption="Kereta barang berhenti di jalur rel utara hingga menutup jalan bagi penumpang untuk menuju jalur rel selatan. Penumpang pun harus melombat dan melewati gerbong itu dengan bantuan petugas keamanan."]
Ini pertama kalinya saya menyaksikan banyak gerbong kereta api melintas dan berhenti di waktu yang hampir bersamaan. Rupanya stasiun Prujakan, Cirebon adalah salah satu stasiun dengan traffic yang padat. Stasiun ini adalah check point kereta api lintas utara dan selatan sebelum menuju jalurnya masing-masing.
Siang hingga sore itu ada banyak kereta barang yang berhenti di stasiun. Penumpang yang menanti keretanya masing-masing pun bisa menyaksikan system pengaturan waktu antara kereta barang dan kereta penumpang. Di stasiun inipula beberapa kereta tampak berganti awak. Sejumlah orang dari lokomotif keluar dan digantikan oleh yang baru.
Pengalaman menarik yang saya alami bersama sejumlah penumpang adalah saat harus berjalan melintas rel di luar jalur penyeberangan karena semua jalur sedang menjadi tempat parkir sementara kereta barang sebelum melanjutkan perjalanan. Dengan bantuan petugas pengamanan khusus stasiun kamipun melompati pembatas jalur untuk bisa naik ke peron.
Beberapa saat kemudian satu per satu kereta barang bergerak meninggalkan stasiun. Bentang stasiun pun menjadi lega dan terbuka. Saat itulah saya menyaksikan betapa manisnya pemandangan di depan mata. Atap-atap peneduh jalur memanjang ditopang tiang-tiang besi berukuran besar. Bentuknya yang melengkung mengikuti jalur kereta menimbulkan fatamorgana seperti ia bergerak menyisir dan mengiris langit
[caption id="attachment_301953" align="aligncenter" width="515" caption="Sejumlah penumpang di Stasiun Prujakan, Cirebon menanti kereta yang siang itu terlambat tiba 30 menit. Bentang alam dan fasad stasiun terlihat sangat cantik dengan atap dan tiang penyangga mengikuti alur rel."]
[caption id="attachment_301955" align="aligncenter" width="535" caption="Atap yang membentang menyisir mengikuti alur rel seperti mengiris langit."]
Sementara itu di kejauhan beberapa calon penumpang berdiri di bawah payung atap dan langit yang menyatu manis. Rerumputan hijau dan samar pemandangan di belakangnya menambah cantikpemandangan. Tiang-tiang yang tegak sejajar dan rel yang memanjang di dekatnya ikut menambah harmoni, padahal keduanya adalah benda mati.
[caption id="attachment_301956" align="aligncenter" width="529" caption="Jalur 6 dan 7 untuk kereta api lintas selatan."]