Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Merunut Aksara Indonesia Melalui Prasasti di Museum Nasional

8 September 2014   23:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:16 4263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mana yang lebih dulu dikuasai manusia,  kemampuan beraksara atau berbahasa?. Jawabnya adalah berbahasa. Sedari lahir manusia sudah memiliki kemampuan untuk berbahasa. Misalnya, seorang bayi berkomunikasi dengan sang ibu dengan bahasa isyarat.

Bahasa adalah pengetahuan pertama yang dikuasai oleh manusia. Bahkan manusia zaman prasejarah pun telah memiliki kemampuan mengenal dan mempraktikan bahasa meski masih sangat primitif.

[caption id="attachment_322847" align="aligncenter" width="540" caption="Aksara Pallawa pada sebuah prasasti yang tersimpan di Museum Nasional Indonesia (dok. pribadi)."][/caption]

Namun bahasa dianggap belum sepenuhnya menunjukkan perkembangan sebuah peradaban.  Peradaban sebuah bangsa baru dinilai berkembang ketika bangsa tersebut sudah mengenal aksara atau huruf. Kemampuan beraksara menjadi tanda proses perubahan sosial dan budaya dari yang sebelumnya hanya berkomunikasi secara lisan menjadi mengenal tulisan.

[caption id="attachment_322849" align="aligncenter" width="560" caption="Aksara Pranagari dalam Prasasti Kalasan yang ditemukan di Yogyakarta. Aksara Pranagari adalah salah satu aksara yang membentuk perkembangan aksara Indonesia."]

14101668821830316679
14101668821830316679
[/caption]

[caption id="attachment_322850" align="aligncenter" width="365" caption="Prasasti Gadjah Mada tersimpan di Museum Nasional. Prasasti ini ditulis dalam aksara Jawa Kuno yang diturunkan dari aksara Pallawa (dok. pribadi)."]

1410167050856307727
1410167050856307727
[/caption]

Tulisan adalah rangkaian aksara atau huruf yang merupakan simbol bunyi yang diucapkan manusia. Sebuah tulisan adalan rangkaian aksara yang bermakna dan berfungsi sebagai alat komunikasi antara manusia yang se-bahasa.

Seperti apa perkembangan aksara yang terjadi di Indonesia?. Sejarah perkembangan aksara bangsa Indonesia banyak diketahui dari sejumlah penelitian yang menggali penemuan-penemuan prasasti di sejumlah daerah terutama di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Prasasti adalah segala jenis artefak peninggalan sejara yang memuat tulisan tak peduli panjang pendeknya. Di Indonesia banyak prasasti ditemukan pada batu dan lempengan logam seperti potongan tembaga atau emas. Prasasti biasanya memuat perintah raja atau kisah tentang kejadian penting yang terjadi di masa tertentu.

Prasasti juga sering memuat cerita mengenai tokoh tertentu, biasanya raja, serta kehidupan masyarakat di sekitar prasasti dibuat. Beberapa prasasti memuat cerita perjalanan seorang raja ke sebuah daerah. Sementara prasasti lain menandakan berdirinya sebuah bangunan seperti tempat peribadatan atau saluran air di masa itu, Oleh karena itu prasasti sering dijadikan petunjuk utama tentang masa kekuasaan kerajaan dan kehidupan masyarakatnya. Yang tidak kalah penting, jenis huruf, bahasa serta tahun pada sebuah prasasti menjadi petunjuk kuat untuk memahami perkembangan aksara di di Indonesia.

[caption id="attachment_322848" align="aligncenter" width="570" caption="Beberapa prasasti peninggalan masa kerajaan Indonesia lampau disimpan di Museum Nasional (dok. pribadi)."]

14101667681480854808
14101667681480854808
[/caption]

Sebuah tempat di Indonesia yang menghimpun sejumlah prasasti penting adalah Museum Nasional. Di dalam museum yang berlokasi di Jakarta tersebut tersimpan sejumlah prasasti penting yang menandakan sejarah kerajaan dan perkembangan aksara bangsa Indonesia. Beberapa prasasti dan replika prasasti yang dapat dilihat di Museum Nasional antara lain Prasasti Ciareteun, Prasasti Mulawarman atau Prasasti,  Kutai, Prasasti Gadjah Mada, Prasasti Batu Kapur, Prasasti Kalasan dan lain sebagainya.

Dari sejumlah prasasti tersebut diketahui bahwa perkembangan aksara di Indonesia melibatkan beberapa unsur aksara yakni Pallawa, Nagari, Tamil dan Arab. Tiga jenis aksara yang disebutkan pertama berasal dari India dan berkembang di Indonesia dalam kurun waktu 5-15 Masehi.

[caption id="attachment_322852" align="aligncenter" width="540" caption="Aksara Pallawa yang tertulis pada Prasasti Ciaruteun (dok. pribadi)."]

14101671951143473835
14101671951143473835
[/caption]

[caption id="attachment_322854" align="aligncenter" width="600" caption="Replika Prasasti Ciaruteun di Museum Nasional."]

14101672801457101746
14101672801457101746
[/caption]

Aksara Pallawa bersumber dari Dinasti Pallawa. Aksara ini kemudian berkembang dan menghasilkan varian di beberapa wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Aksara di Vietnam, Thailand dan Kamboja juga merupakan varian dari aksara Pallawa. Di Indonesia aksara Pallawa menghasilkan turunan yaitu aksara Jawa Kuno, Sunda Kuno dan Bali Kuno. Selanjutnya mulai abad ke-16 muncul aksara "Pasca-Pallawa" di Lampung, Batak dan Bugis. Perkembangan aksara Pallawa juga terjadi di Madura, Lombok dan Sumbawa. Seiring dengan perkembangan aksara Pallawa di Indonesia, mulai berkembang pula bahasa Melayu Kuno, Jawa Kuno, Bali Kuno, dan Sunda Kuno.

[caption id="attachment_322857" align="aligncenter" width="400" caption="Yupa Prasasti Mulawarman yang tersimpan di Museum Nasional (dok. pribadi)."]

14101673821772287674
14101673821772287674
[/caption]

[caption id="attachment_322859" align="aligncenter" width="400" caption="Aksara-aksara Pallawa pada Prasasti Mulawarman (dok pribadi)."]

1410167492236277179
1410167492236277179
[/caption]

Aksara lain yang juga ikut berkembang seiring dengan perkembangan Bangsa Indonesia adalah aksara Nagari atau disebut juga Siddhamatrika. Pada awal kemunculannya di Indonesia pada abad ke-9 aksara ini  disebut aksara Pranagari. Barulah mulai abad ke-10 hingga 15 aksara ini berkembang sebagai aksara Nagari. Di India aksara Nagari digunakan secara nasional.

[caption id="attachment_322861" align="aligncenter" width="540" caption="Prasasti berupa lempengan tembaga (dok pribadi)."]

14101675761403299197
14101675761403299197
[/caption]

[caption id="attachment_322862" align="aligncenter" width="365" caption="Batu nisan peninggalan masa Kerajaan Islam bertuliskan aksara Arab Kuno (dok. pribadi)"]

14101676341040378583
14101676341040378583
[/caption]

Setelah nenek moyang Bangsa Indonesia mengenal kebudayaan Islam, aksara Arab pun mulai berkembang di Indonesia. Berdasarkan beberapa prasasti berbahasa Arab, diperkirakan aksara Arab berkembang di Indonesia sejak abad ke-11. Dari prasasti-prasasti tersebut juga diketahui bentuk aksara Arab yang digunakan untuk menulis dalam bahasa Jawa dan Melayu adalah Arab Pegon.

[caption id="attachment_322863" align="aligncenter" width="540" caption="Aksara Pallawa pada prasasti peninggalan Kerajaan Kutai. Aksara Pallawa adalah cikal bakal dari aksara Jawa Kuno Bali Kuno dan Sunda Kuno (dok. pribadi)."]

1410167727283719299
1410167727283719299
[/caption]

Begitu beragamnya aksara yang berkembang di Indonesia dan akhirnya turut mempengaruhi terciptanya ragam bahasa dan budaya bangsa ini. Kita pantas berbangga karena memiliki itu semua. Selamat Hari Aksara, 8 September 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun