Sebuah tempat di Indonesia yang menghimpun sejumlah prasasti penting adalah Museum Nasional. Di dalam museum yang berlokasi di Jakarta tersebut tersimpan sejumlah prasasti penting yang menandakan sejarah kerajaan dan perkembangan aksara bangsa Indonesia. Beberapa prasasti dan replika prasasti yang dapat dilihat di Museum Nasional antara lain Prasasti Ciareteun, Prasasti Mulawarman atau Prasasti, Kutai, Prasasti Gadjah Mada, Prasasti Batu Kapur, Prasasti Kalasan dan lain sebagainya.
Dari sejumlah prasasti tersebut diketahui bahwa perkembangan aksara di Indonesia melibatkan beberapa unsur aksara yakni Pallawa, Nagari, Tamil dan Arab. Tiga jenis aksara yang disebutkan pertama berasal dari India dan berkembang di Indonesia dalam kurun waktu 5-15 Masehi.
[caption id="attachment_322852" align="aligncenter" width="540" caption="Aksara Pallawa yang tertulis pada Prasasti Ciaruteun (dok. pribadi)."]
[caption id="attachment_322854" align="aligncenter" width="600" caption="Replika Prasasti Ciaruteun di Museum Nasional."]
Aksara Pallawa bersumber dari Dinasti Pallawa. Aksara ini kemudian berkembang dan menghasilkan varian di beberapa wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Aksara di Vietnam, Thailand dan Kamboja juga merupakan varian dari aksara Pallawa. Di Indonesia aksara Pallawa menghasilkan turunan yaitu aksara Jawa Kuno, Sunda Kuno dan Bali Kuno. Selanjutnya mulai abad ke-16 muncul aksara "Pasca-Pallawa" di Lampung, Batak dan Bugis. Perkembangan aksara Pallawa juga terjadi di Madura, Lombok dan Sumbawa. Seiring dengan perkembangan aksara Pallawa di Indonesia, mulai berkembang pula bahasa Melayu Kuno, Jawa Kuno, Bali Kuno, dan Sunda Kuno.
[caption id="attachment_322857" align="aligncenter" width="400" caption="Yupa Prasasti Mulawarman yang tersimpan di Museum Nasional (dok. pribadi)."]
[caption id="attachment_322859" align="aligncenter" width="400" caption="Aksara-aksara Pallawa pada Prasasti Mulawarman (dok pribadi)."]
Aksara lain yang juga ikut berkembang seiring dengan perkembangan Bangsa Indonesia adalah aksara Nagari atau disebut juga Siddhamatrika. Pada awal kemunculannya di Indonesia pada abad ke-9 aksara ini disebut aksara Pranagari. Barulah mulai abad ke-10 hingga 15 aksara ini berkembang sebagai aksara Nagari. Di India aksara Nagari digunakan secara nasional.
[caption id="attachment_322861" align="aligncenter" width="540" caption="Prasasti berupa lempengan tembaga (dok pribadi)."]
[caption id="attachment_322862" align="aligncenter" width="365" caption="Batu nisan peninggalan masa Kerajaan Islam bertuliskan aksara Arab Kuno (dok. pribadi)"]
Setelah nenek moyang Bangsa Indonesia mengenal kebudayaan Islam, aksara Arab pun mulai berkembang di Indonesia. Berdasarkan beberapa prasasti berbahasa Arab, diperkirakan aksara Arab berkembang di Indonesia sejak abad ke-11. Dari prasasti-prasasti tersebut juga diketahui bentuk aksara Arab yang digunakan untuk menulis dalam bahasa Jawa dan Melayu adalah Arab Pegon.