[caption id="attachment_323989" align="aligncenter" width="560" caption="Warga dan wisatawan berebut gunungan bakpia dalam acara Merti Bakpia yang digelar di kawasan Ngampilan, Kota Yogyakarta (14/9/2014)."][/caption]
Sebuah acara menarik kembali digelar di kota Yogyakarta. Dua buah gunungan setinggi kurang lebih 1,5 meter berisi ribuan bakpia menjadi rebutan warga dan wisatawan pada “Merti Bakpia” yang digelar Minggu sore, 14 September 2014 di sentra bakpia Pathuk, Ngampilan, Kota Yogyakarta.
Sekitar 9.000 bakpia aneka rasa disusun dalam 2 gunungan yaitu gunungan lanang dan gunungan wadon. Gunungan lanang berisi 5.000 bakpia sementara sisanya menyusun gunungan wadon. Acara ini pun berhasil menarik minat ratusan pengunjung untuk memadati Jl. K.S Tubun yang membelah kawasan Ngampilan sejak siang hari.
[caption id="attachment_323990" align="aligncenter" width="630" caption="Dua buah gunungan bakpia yang diperebutkan dalam "]
[caption id="attachment_323993" align="aligncenter" width="599" caption="Gunungan bakpia siap diarak."]
Kirab gunungan dimulai pukul 16.00 WIB. Dua gunungan dibawa keluar dari halaman Masjid Asrama Polisi Pathuk dengan iring-iringan prajurit tradisional berpakai adat dan juga beberapa orang pesilat. Grup pemain musik juga turut menyertai setiap iring-iringan gunungan bakpia. Gunungan tersebut diarak kea rah barat yang menjadi lokasi puncak acara.
[caption id="attachment_323991" align="aligncenter" width="570" caption="Gunungan bakpia dibawa keluar dari halaman Masjid Asrama Polisi Pathuk."]
[caption id="attachment_323992" align="aligncenter" width="600" caption="Gunungan bakpia diarak sepanjang Jl. K.S. Tubun."]
[caption id="attachment_323994" align="aligncenter" width="570" caption="Prajurit mengawal kirab gunungan bakpia."]
Sepanjang jalan kirab gunungan bakpia disambut antusias orang warga dan wisatawan. Tak ingin kehilangan momen menarik tersebut, mereka pun terus mengabadikan gambar lewat kamera dan smart phone. Beberapa pengunjung bahkan menyela ke dalam kirab untuk berfoto di dekat gunungan.
[caption id="attachment_323996" align="aligncenter" width="540" caption="Pemain musik ikut mengiringi kirab gunungan bakpia."]
[caption id="attachment_323997" align="aligncenter" width="584" caption="Para orang tua menabuh lesung memeriahkan Merti Bakpia."]
Acara semakin meriah karena ada sejumlah orang tua berpakaian tradisional memainkan gejok lesung dengan iringan gendang dan kentongan. Sambil sesekali bernyanyi mereka memainkan lesung sepanjang gunungan diarak. Selain itu sejumlah stand pengrajin bakpia juga didirikan untuk memajang aneka jenis bakpia berbagai merek hasil olahan pengrajin bakpia di Ngampilan.
[caption id="attachment_323998" align="aligncenter" width="540" caption="Warga dan wisatawan memenuhi Jl. K.S Tubun Kota Yogyakarta untuk mengikuti Merti Bakpia."]
[caption id="attachment_323999" align="aligncenter" width="540" caption="Warga dan wisatawan berbaris sepanjang jalan mengabadikan kemeriahan kirab Merti Bakpia."]
Setelah 15 menit diarak, gunungan bakpia tiba di depan panggung utama. Wali kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyambut langsung tibanya gunungan tersebut. Dalam sambutannya Walikota memberi apresiasi kepada penyelenggara Merti Bakpia dan perkumpulan pengrajin bakpia di Ngampilan. Apalagi bakpia dari Pathuk dan Ngampilan sudah terkenal hingga ke beberapa negara. Ia juga berharap bakpia terus dikembangkan agar tetap menjadi bagian dari Yogyakarta yang istimewa.
[caption id="attachment_324000" align="aligncenter" width="587" caption="Walikota Yogyakarta (baju putih, bertopi) menyambut tibanya Gununga bakpia."]
[caption id="attachment_324001" align="aligncenter" width="551" caption="Pembaca acara beserta para bidadari."]
[caption id="attachment_324003" align="aligncenter" width="600" caption="Gunungan bakpia hendak didoakan."]
Tak lama setelah sambutan Walikota, gunungan kemudian didoakan sebelum akhirnya Walikota menyerahkan secara simbolik kedua gunungan kepada pengunjung. Di sinilah puncak kemeriahan itu terjadi. Seperti halnya pada Grebeg Maulid atau Syawal di mana warga tak sabar berebut gunungan, pengunjung “Merti Bakpia” pun tanpa dikomando segera menyerbu gunungan bakpia bahkan sebelum dipindahkan ke lokasi yang semestinya menjadi titik rebutan.
Ratusan orang termasuk anak-anak ikut merangsek mendekati gunungan. Beberapa orang yang sampai lebih dulu melemparkan beberapa bakpia ke pengunjung di belakang. Pemandangan yang menarik karena sebagian dari mereka adalah warga pengrajin yang setiap hari biasa menikmati bakpia olahan sendiri. Sementara bagi wisatawan yang ikut berebutan berharap mendapatkan voucher yang diselipkan pada gunungan. Voucher tersebut dapat ditukarkan dengan satu kotak bakpia pathuk.
[caption id="attachment_324004" align="aligncenter" width="540" caption="Gunungan bakpia diserbu warga dan wisatawan."]
Hanya sekitar 3 menit kedua gunungan bakpia ludes tanpa sisa. Tak semua orang kebagian, mereka yang tak beruntung berusaha meminta kepada beberapa orang yang mendapatkan banyak bakpia.
[caption id="attachment_324005" align="aligncenter" width="600" caption="Suasana Jl. K.S. Tubun saat kirab gunungan bakpia melintasi sentra bakpia ternama di kota Yogyakarta itu."]
Kawasan Pathuk di Jalan K.S. Tubun memang dikenal sebagai sentra bakpia khas Yogyakarta. Di daerah yang berjarak 400 meter dari Malioboro ini banyak terdapat pengrajin bakpia baik skala rumahan maupun yang besar. Ada sekitar 130 merek bakpia di kawasan Pathuk yang sudah terdaftar. Dapur pembuatan beberapa merek bakpia terkenal di Jogja juga berada di sini. “Merti Bakpia” yang sebelumnya bernama “Bakpia Day” adalah satu bentuk usaha untuk terus melestarikan dan mempromosikan bakpia sekaligus merawat hubungan antar pengrajin bakpia di kota Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H