[caption id="attachment_326661" align="aligncenter" width="630" caption="Suasana di dalam bus Trans Jogja pada Senin sore (29/9/2014)."][/caption]
Beberapa waktu yang lalu Kompasianer Elde yang sedang mudik ke tanah air berkisah tentang pengalamannya mengunjungi Candi Prambanan menggunakan bus Trans Jogja. Pak Elde merasakan kenyamanan menumpang Trans Jogja dan mencoba membandingkannya dengan bus kota yang saat ini juga masih beroperasi di Yogyakarta.
Apa yang dirasakan Pak Elde memang tak salah salah. Sayapun merasakan hal yang sama. Menumpang Trans Jogja yang mulai dioperasikan sejak tahun 2008 ini memang lebih nyaman dibanding menumpang bus umum.
Meski saat ini sehari-hari lebih banyak menggunakan kendaraan sendiri, tapi 1 atau 2 hari dalam setiap minggunya saya berusaha menyempatkan diri untuk menggunakan transportasi publik dilanjutkan berjalan kaki. Saya menganggapnya sebagai kontribusi kecil untuk ikut mendukung pengembangan transportasi publik yang lebih modern. Selain juga mengurangi polusi dan kepadatan lalu lintas, menggunakan Trans Jogja dilanjutkan berjalan kaki saya anggap sebagai tanggung jawab pada diri sendiri agar tubuh dan kaki bergerak layaknya olahraga.
Dari pengalaman menumpang Trans Jogja dan bus kota saya menemukan kenyamanan di Trans Jogja. Selain lebih bersih, AC di dalam bus juga membuat penumpang lebih menikmati perjalanan. Saya membayangkan 5 atau 10 tahun ke depan Yogyakarta akan semakin menarik jika Trans Jogja terus dikembangkan. Apalagi Trans Jogja sudah mulai dilirik oleh wisatawan asing yang ingin menjelajahi Yogyakarta. Dalam banyak kesempatan saya berada di salam satu bus Trans Jogja yang sama dengan sejumlah turis. Tak perlu khawatir jika belum paham rute Trans Jogja karena di setiap gate petugas tiket akan memberikan petunjuk nomor Trans Jogja, halte transit dan nomor Trans Jogja berikutnya yang harus dinaiki untuk sampai ke tujuan. Di dalam perjalanan petugas perjalanan juga akan mengulangi petunjuk tersebut.
[caption id="attachment_326670" align="aligncenter" width="540" caption="Kursi penumpang Trans Jogja."]
[caption id="attachment_326672" align="aligncenter" width="324" caption="Gantungan tangan untuk penumpang berdiri, beberapa sudah rusak sehingga saat bus penuh beberapa penumpang kesulitan untuk mendapatkan pegangan."]
Memang benar akhir-akhir ini muncul sorotan terhadap sistem transportasi publik Trans Jogja. Beberapa armada yang beroperasi mulai mengalami kerusakan seperti pintu geser yang macet hingga asap buangannya yang hitam mengepul. Belum lagi gaya beberapa sopir Trans Jogja yang membuat bus berwarna hijau kuning ini beberapa kali terlihat melaju ugal-ugalan. Bahkan beberapa bulan lalu Trans Jogja yang saya tumpangi mengalami insiden kecil menyerempet pengguna motor di perempatan Mirota Kampus UGM. Beruntung tidak terjadi insiden serius karena bus sedang melaju pelan di kemacetan. Namun hal itu sudah cukup untuk membuat pintu sopir Trans Jogja digedor oleh pengguna motor dari luar plus cacian untuk sang sopir.
Beberapa minggu lalu saya menyaksikan Trans Jogja macet di ruas jalan antara RSUP. Dr Sardjito dan gerbang Kampus Teknik UGM. Sebuah armada Trans Jogja juga macet di tengah jalan di simpang Kleringan tepat sebelum memasuki kawasan Malioboro. Sorotan lain mengenai lantai kabin beberapa armada yang mulai mengelupas hingga gantungan tangan yang jumlahnya terlalu sedikit untuk penumpang berdiri.
Trans Jogja memang belum sempurna sebagai transportasi publik modern yang 100% dapat diandalkan. Namun arah menuju ke sana patut untuk diharapkan. Setidaknya sejak awal tahun 2014 ada sejumlah armada baru yang dioperasikan. Bus-bus baru Trans Jogja tersebut memiliki spesifikasi yang sama dengan armada lama. Sedikit perbedaannya antara lain pintunya yang bukan lagi pintu geser melainkan pintu lipat. Selain itu kursi belakang posisinya lebih tinggi dibandingkan kursi lainnya.
Meski jumlah tambahan armada baru yang dioperasikan belum terlalu banyak namun hal itu pantas disyukuri sebagai upaya peningkatan layanan kualitas Trans Jogja. Alhasil waktu tunggu Trans Jogja kini mulai bisa dipangkas meski saat kemacetan terjadi penumpang mau tidak mau harus rela untuk menunggu lama karena Trans Jogja menggunakan ruas dan jalan yang sama dengan kendaraan lainnya.
[caption id="attachment_326673" align="aligncenter" width="540" caption="Menumpang Trans Jogja memang belum menjamin bebas hambatan. Namun Trans Jogja pantas diharapkan sebagai transportasi publik di Yogyakarta yang lebih baik di masa depan."]
Peningkatan kualitas layanan Trans Jogja juga diharapkan dari rencana menjangkau daerah yang lebih luas hingga ke Bantul dan sejumlah daerah di Sleman di akhir tahun 2015. Penambahan jalur dan penambahan armada akan dilakukan bertahap untuk mencapai tujuan tersebut. Dari informasi yang saya baca di running text ketika menunggu Trans Jogja di shelter, sebuah jalur baru menuju Malioboro akan diluncurkan sebelum akhir tahun 2014. Jalur baru menuju kawasan pusat wisata ini tentu dapat menarik minat masyarakat menggunakan Trans Jogja dan di saat yang sama diharapkan mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang memasuki Malioboro.
Selain nyaman, menumpang Trans Jogja kini juga lebih mudah dan murah. Mudah karena saat ini penumpang tak lagi harus naik dan turun di shelter yang juga menjadi tempat pembelian dan pembayaran tiket. Sejak setahun kemarin Trans Jogja telah menempatkan beberapa halte portabel berupa tangga dan tempat berdiri berwarna hijau yang diletakkan di trotoar dengan tinggi sejajar lantai bus Trans Jogja. Halte portabel bisa ditemukan sejumlah titik tempat-tempat strategis seperti dekat hotel, gereja dan kampus. Dengan demikian jika shelter pemberhentian Trans Jogja dianggap terlalu jauh dari tempat tujuan, penumpang bisa turun dan naik di halte portabel ini.
[caption id="attachment_326667" align="aligncenter" width="540" caption="Halte portable Trans Jogja di Jalan Teknika Utara depan Gedung PAU dan Sekolah Pascasarjana UGM. Trans Jogja kini menempatkan banyak halte portable di sejumlah titik strategis untuk menambah akses penumpang."]
[caption id="attachment_326668" align="aligncenter" width="540" caption="Calon penumpang Trans Jogja kini tak harus naik dan turun di shelter karena telah ada halte portable yang dipasang di beberapa titik sepanjang jalur Trans Jogja."]
Menumpang Trans Jogja juga bisa lebih murah. Saat ini harga dasar tiket Trans Jogja untuk satu kali perjalanan per tujuan termasuk transit adalah Rp. 3.000. Namun jika menggunakan tiket elektronik atau kartu pra bayar bank penumpang akan membayar lebih murah tergantung jenis kartu pra bayar bank yang digunakan. Saat ini saya menggunakan tiket elektronik dari kartu pra bayar sebuah bank yang membuat saya cukup membayar Rp. 2.700. Sementara untuk tiket elektronik dari kartu pra bayar lain bisa lebih murah lagi. Dengan tiket elektronik penumpang bahkan bisa membayar jauh lebih murah lagi di hari-hari tertentu selama promosi.
Sekadar Informasi, Trans Jogja adalah peraih rekor MURI untuk integrasi pembayaran transportasi publik menggunakan berbagai jenis tiket elektronik. Ada sejumlah kartu pra bayar bank nasional dan daerah yang saat ini bisa digunakan sebagai tiket elektronik Trans Jogja. Jadi jauh sebelum busway Trans Jakarta atau KRL Jabodetabek menggunakan tiket elektronik, Trans Jogja diam-diam sudah menerapkannya sejak tahun 2012 dengan melibatkan banyak jenis kartu sekaligus.
[caption id="attachment_326666" align="aligncenter" width="322" caption="Penumpang keluar dari bus Trans Jogja di shelter tujuan."]
[caption id="attachment_326665" align="aligncenter" width="540" caption="Trans Jogja dengan seorang petugas wanita pemandu perjalanan. Trans Jogja sudah sejak lama menerapkan sistem tiket elektronik yang memberikan kemudahan bagi para penumpang untuk membayar lebih murah dibanding tiket single trip."]
Beberapa waktu lalu seorang petugas tiket pernah menyampaikan sesuatu ketika saya menempelkan kartu pra bayar ke reader di gate masuk shelter Trans Jogja. Saat itu sang petugas sudah bersiap memasukkan kartu tiket untuk membuka gate. Mekanisme selanjutnya setiap penumpang akan membayar Rp. 3000. Namun saya lebih dulu menempelkan kartu pra bayar saya di reader dan gate pun terbuka. Sang petugas pun mengangguk sambil berkata “Masih jarang lho mas yang pakai kartu itu”.
Meski jumlah pengguna tiket eletronik Trans Jogja seperti saya belum terlalu banyak, namun trendnya semakin baik. Saat ini tercatat rata-rata ada 498.124 transaksi perbulan pengguna tiket elektronik Trans Jogja di tahun 2013. Harapannya pengguna tiket eletronik Trans Jogja bertambah setiap tahunnya.
[caption id="attachment_326675" align="aligncenter" width="513" caption="Bus Trans Jogja hendak meninggalkan shelter Candi Prambanan."]
[caption id="attachment_326664" align="aligncenter" width="540" caption="Papan elektronik penanda waktu dan keterangan selama perjalanan di dalam bus Trans Jogja."]