Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Batik 3005 Meter Karya Masyarakat Yogyakarta Pecahkan Rekor MURI

2 Oktober 2014   19:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:38 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_326865" align="aligncenter" width="630" caption="Masyarakat Yogyakarta membatik secara massal pada kain sepanjang 3005 meter tanpa putus di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta pada peringatan Hari Batik Nasional 2014, Kamis pagi (2/10/2014)."][/caption]

Hari Batik Nasional kembali diperingati oleh Bangsa Indonesia pada hari ini, 2 Oktober 2014. Berbagai cara pun dilakukan oleh masyarakat untuk menandai dan mengapresiasi batik. Salah satunya dengan serempak mengenakan pakaian batik untuk mengiringi aktivitas sepanjang hari ini.

[caption id="attachment_326867" align="aligncenter" width="540" caption="3000 pembatik yang terdiri dari pembatik profesional, pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta membatik kain sepanjang 3005 meter dengan lebar 40 cm tanpa putus. Kegiatan ini dan batik yang dihasilkan berhasil memecahkan rekor MURI kategori dunia."]

14122255911284089961
14122255911284089961
[/caption]

Di Yogyakarta masyarakat pun memiliki cara yang istimewa untuk memperingati Hari Batik Nasional. Sebagai kota batik, Yogyakarta menggelar sebuah acara yang tak biasa dengan melibatkan ribuan pembatik dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi DIY.

Bertempat di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, sebanyak 3000 pembatik pada pagi hingga siang hari ini (2/10/2014) membatik secara bersamaan pada kain sepanjang 3005 meter dan lebar 40 cm tanpa putus. Kegiatan membatik dan batik yang dihasilkanpun memecahkan rekor MURI kategori dunia untuk batik terpanjang yang dibuat secara simultan dan massal.

[caption id="attachment_326868" align="aligncenter" width="535" caption="Membatik dengan corak flora dan fauna."]

14122257401964075356
14122257401964075356
[/caption]

[caption id="attachment_326869" align="aligncenter" width="528" caption="Tekun membatik."]

1412225953593396927
1412225953593396927
[/caption]

Sejak pagi ribuan pembatik dan sukarelawan telah berdatangan di Alun-alun utara. Dengan menggunakan canting dan peralatan membatik lainnya para pembatik dan sukarelawan serempak membatik kain dengan pola atau corak flora dan fauna. Corak-corak tersebut disusun oleh sejumlah pakar batik di Yogyakarta.

[caption id="attachment_326871" align="aligncenter" width="514" caption="Saling membantu membatik."]

14122260841833602918
14122260841833602918
[/caption]

[caption id="attachment_326872" align="aligncenter" width="334" caption="Pelajar sekolah ikut berpartisipasi dalam kegiatan membatik massal kain sepanjang 3005 meter."]

14122262051832175889
14122262051832175889
[/caption]

[caption id="attachment_326874" align="aligncenter" width="560" caption="Semangat luar biasa beberapa pembatik lanjut usia untuk merawat warisan budaya bangsa. Pemuda Indonesia sudah semestinya meniru semangat mereka dalam mengapresiasi batik."]

1412226495938040304
1412226495938040304
[/caption]

Tak hanya diikuti oleh para pengrajin batik yang sebagian sudah berusia lanjut, kegiatan membatik massal ini juga diikuti oleh ratusan pemuda baik dari kalangan murid sekolah maupun mahasiswa. Mereka kompak memainkan cantingnya untuk menggoreskan corak-corak cantik di setiap bagian kain. Ada yang mengerjakan corak bunga, dedaunan serta aneka jenis binatang. Corak flora dan fauna adalah salah satu corak khas batik Yogyakarta.

Dengan tekun dan teliti 3000 pembatik menyelesaikan beragam corak batik tersebut meski harus terpanggang selama 1 jam bawah teriknya sinar matahari. Sesekali para pembatik mengelap peluh dan keringat setiap usai menyelesaikan satu bagian. Tak sedikit yang menutupi kepala mereka dengan kertas, topi dan payung. Beberapa pembatik terlihat saling membantu menyelesaikan corak pada kain yang sedang dikerjakan. Canda dan tawa khas warga Yogya juga sesekali mewarnai aktivitas membatik mereka. Debu dan pasir Alun-alun Utara yang berterbangan pun tak menyurutkan aksi membatik hingga jelang pukul 09.30 WIB corak batik sepanjang 3005 meter selesai dikerjakan dengan sangat indah.

14122266181166524674
14122266181166524674
Menyiapkan canting.

1412226707839932229
1412226707839932229
Tak mudah membatik di bawah terik sinar matahari. Hanya ketekunan dan tekad yang kuat untuk mengapresiasi budaya negeri yang membuat ia bisa melakukannya.

14122268211801233843
14122268211801233843
Membatik merajut budaya bangsa.

Menurut perwakilan MURI yang datang langsung menyerahkan piagam rekor, panjang kain batik yang dihasilkan dari kegiatan ini melebihi rencana awal yang hanya sepanjang 3000 meter. Selanjutnya batik sepanjang 3005 meter ini akan dibuat Kimono untuk semakin mengangkat citra batik Indonesia khususnya Yogyakarta sebagai produk universal. Batik tersebut juga diwarnai dengan pewarna alami yang selama ini telah banyak digunakan di Yogyakarta.

1412227346879487219
1412227346879487219
Membatik corak binatang.

14122269031428405928
14122269031428405928
Membatik corak bunga.

14122269911163657341
14122269911163657341
Hasil goresan yang sangat cantik!.

Selain bertujuan untuk mengapresiasi batik dan industri kecil menengah terutama para pengrajin batik, kegiatan ini juga bertujuan untuk menggelorakan batik agar semakin dekat dengan masyarakat Indonesia. Selain itu kegiatan membatik massal oleh 3000 pembatik dengan hasil 3005 meter ini diharapkan dapat terus mengangkat nama Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia.

1412227102584713003
1412227102584713003
Merajut kebersamaan untuk merawat batik sebagai warisan budaya yang agung kebanggaan bangsa.

Selamat Hari Batik Nasional, selamat untuk masyarakat Yogyakarta atas karya batiknya yang istimewa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun