[caption id="attachment_337825" align="aligncenter" width="630" caption="Kompasianer menyerbu Ahok mengajaknya untuk berfoto dan bersalaman."]
Sepanjang mengikuti Kompasianival saya menikmati setiap acara yang saya singgahi. Mulai dari “kuliah umum” singkat Ignasius Jonan, nangkring bersama sejumlah pembicara hingga puncak keseruan menyimak aksi Gubernur Ahok dan Walikota Ridwan Kamil. Sayapun menikmati “konser mini” The Rain yang lagu-lagunya saya sukai. Apalagi sudah lama saya tidak menyaksikan konser musik. Terakhir saya menyaksikannya adalah 24 Juni 2014 saat Konser 28 Tahun KAHITNA di Surabaya.
[caption id="attachment_337821" align="aligncenter" width="630" caption="The Rain, band asal Yogyakarta yang hijrah ke Jakarta."]
[caption id="attachment_337822" align="aligncenter" width="630" caption="Tarian asal Kalimantan Utara yang memukau."]
Namun saya merasa ganjil dengan konsep pembukaan Kompasianival 2014. Lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan agak belakangan seperti kehilangan momentum karena semestinya dinyanyikan paling awal. Apalagi saat lagu dinyanyikan ada suasana yang kurang hikmat karena di sudut lain beberapa orang terlihat masih heboh berkat kehadiran Pak Ignasius Jonan.
[caption id="attachment_337823" align="aligncenter" width="630" caption="Suasana tokoh bicara bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo."]
Sekitar 12 jam saya berada di Kompasianival, rasa lelah mulai tak bisa ditutupi hingga lewat pukul 19.00 saya memutuskan undur diri. Namun sebelum itu saya menyempatkan 15 menit menyimak sesi dialog dengan Gubernur Ganjar Pranowo. Saya merasa perlu menyaksikannya karena dalam Pilgub Jateng yang lalu saya memilih beliau.
[caption id="attachment_337810" align="aligncenter" width="630" caption="Suasana peron Stasiun Pasar Senen Jakarta pada Sabtu malam jelang kepulangan."]
Pukul 19.50 sebuah taksi membawa saya meninggalkan TMII menuju Stasiun Pasar Senen. Bersama saya ada Pak Rushan yang mengejar kereta terakhir menuju Tigaraksa Tangerang. Pukul 20.30 saya sudah bersiap boarding menuju peron karena kereta yang akan saya tumpangi sudah tersedia. Baru lima menit berjalan, sebuah panggilan masuk membuat ponsel saya bergetar. Saya melewatkan sebuah momen di Kompasianival malam itu.