[caption id="attachment_397237" align="aligncenter" width="560" caption="Masyarakat Yogyakarta memadati Jalan Jenderal Sudirman Kota Yogyakarta di depan Kantor Gramedia dan Tribun Jogja yang disulap menjadi "CHina Town" pada Minggu pagi (15/2/2015)."][/caption]
Minggu pagi (15/2/2015) gelaran Jogja Creative di ruas Jalan Jenderal Sudirman Kota Yogyakarta tampil dengan kemasan yang tak biasa. Puluhan lampion tergantung di sepanjang jalan, lantunan musik dan lagu-lagu Mandarin diputar bergantian, sejumlah orang berbaju merah menyala pun tampak hilir mudik. Di sepanjang jalan beragam pertunjukan budaya Tionghoa dipentaskan selama 3 jam.
Jogja Creative yang merupakan salah satu bentuk Car Free DayYogyakarta pagi itu mengusung konsep “China Town”.Layaknya “China Town”, beragam pertunjukan seni dan budaya Tionghoa ditampilkan. Warga masyarakat Yogyakarta termasuk dari kalangan keturunan Tionghoa pun berbaur bersama memeriahkan acara tersebut.
[caption id="attachment_351343" align="aligncenter" width="480" caption="Lampion di"China Town" Jogja Creative."]
![1424045014532769873](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1424045014532769873.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_351339" align="aligncenter" width="488" caption="Runner up Cici Yogyakarta sedang menyanyikan lagu berbahasa Mandarin."]
![1424044592761600628](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1424044592761600628.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_351340" align="aligncenter" width="475" caption="Peragaan busana di atas catwalk jalan raya."]
![1424044726431761676](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1424044726431761676.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Pasangan Cici dan Kokoh Yogyakarta tampil bergantian membawakan pakaian tradisi nenek moyang mereka. Ada juga yang menyanyikan lagu-lagu Mandarin. Pengunjung pun antusias menyaksikannya seakan menegaskan kembali bahwa budaya Tionghoa telah menjadi bagian dari budaya Yogyakarta yang diterima secara utuh.
China Town juga diisi dengan peragaan busana bergaya oriental rancangan desainer Yogyakarta yang dibawakan oleh sejumlah model. Di atas catwalk aspal jalan raya para model berlenggak-lenggok di depan masyarakat pengunjung.
[caption id="attachment_351341" align="aligncenter" width="493" caption="Sejumlah penari membawakan tarian kontemporer bergaya Mandarin."]
![1424044793739038750](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1424044793739038750.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_351342" align="aligncenter" width="502" caption="Seorang pendekar memainkan pedang."]
![14240448781664761851](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14240448781664761851.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Tak hanya peragaan busana, China Town juga menghadirkan sejumlah pendekar. Mereka beraksi memainkan senjata seperti pedang dan tombak. Gerak lincah dan suara sabetan pedang yang menyayat udara menjadi pertunjukan yang istimewa. Begitu juga dengan aksi pendekar cilik yang memainkan tombaknya tak kalah mengundang decak kagum.
[caption id="attachment_351349" align="aligncenter" width="452" caption="Anak-anak duduk di atas pundak ayahnya menyaksikan pertunjukkan di "China Town"."]
![1424045802981129668](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1424045802981129668.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_351350" align="aligncenter" width="475" caption="Seorang wanita petugas Linmas berfoto bersama Barongsai."]
![14240460051957530291](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14240460051957530291.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Kemeriahan China Town juga diwarnai dengan penampilan sejumlah penari yang membawakan tarian-tarian menarik.Dengan iringan musik etnik Mandarin yang rancak para penari meliuk memainkan pita-pita beraneka warna. Berbagai atraksi seperti split, melombat hingga bermain formasi membuat decak kagum. Tari kipas yang dibawakan oleh grup penari lainnya juga menarik. Keterampilan memainkan kipas dibawakan dalam gerak tari yang cantik.
[caption id="attachment_351344" align="aligncenter" width="475" caption="Aksi Barongsai di depan pengunjung "China Town"."]
![1424045194751407953](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1424045194751407953.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_351345" align="aligncenter" width="480" caption="Atraksi barongsai melompat di atas meja dan bangku."]
![14240453301644559012](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14240453301644559012.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_351346" align="aligncenter" width="475" caption="Seorang warga menunggangi Barongsai berwana merah muda."]
![1424045411306713070](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1424045411306713070.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Puncak keseruan China Town ditandai dengan penampilan Barongsai dan Liong. Beberapa barongsai berwarna merah muda, hijau, merah dan kuning tampil memukau secara bergantian. Melompat, kayang hingga salto dari atas bangku menjadi atraksi yang paling memikat. Beberapa penonton yang tertarik pun tak segan memberikan angpao ke dalam mulut sang barongsai. Sebaliknya sang Barongsai tak segan “menggoda” penonton untuk menaikinya. Tak hanya mengundang perhatian orang dewasa, penampilan para barongsai pun menarik minat anak-anak. Dengan digendong para orang tuanya masing-masing, anak-anak itu menyaksikan dengan raut muka berbinar melihat aksi dan atraksi barongsai. Usai penampilannya, para barongsai itu pun menjadi buruan untuk foto bersama.
[caption id="attachment_351348" align="aligncenter" width="528" caption="Pertunjukkan Liong di "China Town"."]
![14240456861959300130](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14240456861959300130.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Jika para barongsai memukau dengan atraksi melompat dan salto, maka para pemain Liong beraksi dalam liukan dan tarian naga. Dengan kompak dan bertenaga belasan pemain bergantian menyusun formasi. Gerakan-gerakan memutar, menari dan menyusun ombak dimainkan Liong dengan sangat menarik.
[caption id="attachment_351338" align="aligncenter" width="475" caption="Barongsai di "China Town"."]
![14240444341689070052](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14240444341689070052.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Selain pentas aneka kesenian dan budaya Tionghoa, “China Town” juga diisi dengan beragam kegiatan dan stand dari sejumlah komunitas lokal Yogyakarta. Sambil menikmati pertunjukan budaya Tionghoa, masyarakat juga bisa menyimak berbagai produk kreatif masyarakat Yogyakarta lainnya. Sekali lagi kita disuguhi pesona budaya negeri dalam harmoni yang menarik di tengah perbedaan. “China Town” Jogja Creative ini digelar untuk menyambut Imlek sekaligus pemanasan menjelang Pekan Bukan Tionghoa yang akan digelar awal Maret mendatang.
klikdi siniuntuk melihat video.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI