Demam batu akik terus merajalela. Di banyak daerah, dari kota sampai desa masyarakat semakin menggilai hasil kreasi batuan alam ini. Tak hanya menarik minat orang untuk memakainya, demam batu akik juga telah mendorong banyak orang untuk menekuninya sebagai usaha yang menggiurkan.
Di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, selain memicu banyak orang menjadi pencari batuan alam, demam batu akik juga memunculkan banyak pengrajin dadakan yang membuka usaha pengerjaan batu akik. Salah satunya adalah Pak Warto.
[caption id="attachment_352784" align="aligncenter" width="512" caption="Kegiatan pengerjaan batu akik dari batuan alam di tempat usaha milik Pak Warto di Jalan Raya Bojongsari Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah (21/2/2015)."][/caption]
Di sebuah kios sederhana di tepi jalan raya Bojongsari, tak jauh dari gerbang wisata Owabong, Pak Warto membuka usaha pemotongan dan penghalusan batuan alam hingga menjadi batu akik yang menarik. Pak Warto yang telah lama menggeluti usaha pembuatan figura kayu, memutuskan menjadi pengrajin akik sejak tahun 2014. Untuk memulai usahanya ia membeli sejumlah peralatan seperti alat pemotong dan penghalus batu. Semua peralatan ia datangkan dari Jakarta.
[caption id="attachment_352785" align="aligncenter" width="558" caption="Demam batu akik mendorong berkembangnya banyak usaha baru pengerjaan batu akik di Purbalingga. Masyarakat dapat membawa sendiri batuan alam miliknya untuk dibuat akik yang menarik di tempat ini."]
[caption id="attachment_352787" align="aligncenter" width="559" caption="Aneka batuan alam dari Purbalingga yang hendak dibuat batu akik di tempat milik Pak Warto."]
Dengan dibantu oleh beberapa pekerja termasuk anggota keluarga sendiri, setiap hari Pak Warto menjalankan usaha pengerjaan akik dari pagi hingga sore. Di tempat miliknya itu, selain bisa melihat aneka batuan beragam warna, kita juga bisa melihat proses pengerjaan batu akik mulai dari pemotongan, penghalusan batuan alam hingga dihasilkan batu akik yang siap digunakan sebagai perhiasan.
Perlu waktu sekitar 1,5 jam untuk mengerjakan satu buah akik di tempat milik Pak Warto. Sebelum dipotong bongkahan batu dibersihkan lebih dahulu. Jika ukurannya terlalu besar, batu akan dipecah menjadi bagian yang lebih kecil. Diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk memotong satu buah batuan alam.
[caption id="attachment_352788" align="aligncenter" width="521" caption="Memotong bongkahan batuan alam yang akan dibuat batu akik."]
[caption id="attachment_352789" align="aligncenter" width="499" caption="Contoh batuan alam yang sudah dipotong dan dicuci untuk kemudian dibentuk dan dihaluskan menjadi batu akik."]
Batu yang telah dipotong kemudian dihaluskan dan ditipiskan untuk menampilkan motif pada batu tersebut. Setelah itu batu kembali dipotong seukuran batu akik pada umumnya. Dengan ketelitian dan kesabaran batu-batu itu terus dihaluskan dan dibentuk hingga menghasilkan batu akik yang menarik.
Hal yang membuat usaha milik Pak Warto selalu ramai selain letaknya yang strategis adalah karena ongkos pengerjaan batu akik di tempat ini yang terjangkau. Untuk pemotongan dan penghalusan satu buah batu, penggemar akik dikenakan ongkos Rp. 15.000-20.000 tergantung tingkat kekerasan dan kesulitan membentuknya.
[caption id="attachment_352790" align="aligncenter" width="530" caption="Menghaluskan batu dengan mesin."]
[caption id="attachment_352811" align="aligncenter" width="560" caption="Memasang batu akik pada ring."]
Di tempat ini penggemar batu akik juga dapat memilih aneka ukuran dan bentuk ring yang hendak dipasangkan dengan batu miliknya. Harga setiap ring yang ditawarkan pun tergolong murah yakni berkisar Rp. 40.000-70.000.
Setiap harinya usaha milik Pak Warto mendapat permintaan untuk mengerjakan 15-20 batu akik. Orang yang datang ke tempatnya biasa membawa sendiri batu yang didapatkan dari Sungai Klawing yang memang terkenal sebagai penghasil batuan alam berkualitas. Pak Warto juga menerima pengerjaan dalam jumlah besar. “Semua batu dikerjakan, tapi yang paling susah dibentuk itu Giok Aceh”, kata putra Pak Warto yang sehari-hari membantu menjalankan usaha ini.
[caption id="attachment_352808" align="aligncenter" width="503" caption="Memilih ring yang cocok untuk batu akik."]
[caption id="attachment_352810" align="aligncenter" width="517" caption="Setelah melalui beberapa proses pengerjaan, batu akik pun sugera menghias cincin."]
Tak terelakkan lagi, demam batu akik telah mendorong banyak daerah berlomba-lomba mengangkat potensi batuan alam di wilayahnya. Hal ini membuka peluangpengembangan sektor ekonomi kreatif yang berdampak pada penguatan ekonomi masyarakat.
[caption id="attachment_352807" align="aligncenter" width="548" caption="Pengrajin akik di Jalan Raya Bojongsari Kabupaten Purbalingga. Tak hanya mewajibkan PNS daerahnya menggunakan batu akik, Purbalingga juga memunculkan sejumlah pengrajin batu akik yang membuka usahanya di pinggir jalan."]
Potensi batuan alam sebagai bahan pembuatan akik di Purbalingga memang tinggi. Jauh sebelum demam akik mewabah di negeri ini, Purbalingga sudah dikenal sebagai penghasil batu akik berkualitas. Purbalingga juga menjadi perbincangan nasional karena sang Bupati menginstruksikan setiap PNS di wilayahnya untuk menggunakan batu akik. Di beberapa SMK, kerajinan batu akik bahkan mulai menjadi materi yang diajarkan. Oleh karena itu saat banyak masyarakat di berbagai daerah jatuh hati pada batu akik, kreasi batuan alam di Purbalingga kembali bergeliat.
klik di sini untuk melihat video.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H