Mohon tunggu...
Wardatus Sholihah
Wardatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Sistem Saraf Manusia Tahun Pertama Kelahiran

11 April 2022   23:59 Diperbarui: 12 April 2022   00:01 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkembangan Sistem Saraf Manusia Pada Tahun Pertama Kelahiran (Indonesiana.id)

Perkembangan normal sel saraf saat masih di dalam kandungan adalah sekitar 250.000 sel saraf setiap saat. Dengan kecepatan ini, seorang bayi pada umumnya memiliki sekitar 100 miliar sel saraf atau hampir setiap neuron pikiran yang akan dibutuhkan sepanjang hidupnya. Hal ini membuat ukuran otak besar bayi sudah mencapai sekitar 60% dari ukuran pikiran orang dewasa yang normal. Kemudian lagi, otak bayi baru lahir tidak mengandung sangat sedikit mielin, yang merupakan zat lemak yang menutupi sel-sel saraf dan diperlukan untuk transmisi motivasi listrik. Hal ini menyebabkan penanganan data di otak anak jauh lebih lambat dibandingkan orang dewasa. Semua hal dipertimbangkan, rangkaian myelin otak ini terus berkembang.

Perkembangan dan kemajuan anak-anak membutuhkan perkembangan aktual yang memadai, namun juga sesuai dengan perkembangan kecemasan. Ketika anak telah mencapai usia tertentu dan memiliki tubuh yang sehat dan cukup mampu untuk melakukan perkembangan, ia tidak dapat memainkan perkembangan tanpa perkembangan kecemasan yang memadai.

Sejak lahir hingga berusia dua tahun, neuron di korteks serebrum menyusun neurotransmiter yang tak terhitung jumlahnya. Selama periode peningkatan dan perkembangan neurotransmiter pikiran, kebutuhan utama harus diberikan untuk kepuasan suplemen sebagai bahan tambahan dalam pengaturannya.

Di otak bayi ada sekitar 100 miliar sel saraf. Sel saraf ini memiliki 3 bagian mendasar, yaitu:

  • Badan sel, dibentuk seperti bintang, di dalamnya terdapat inti sel dan penutup badan sel yang menonjol bertindak sebagai kontak antara satu sel dengan sel lainnya, sehingga membentuk jaringan yang luar biasa membingungkan.
  • Dendrit adalah serabut pendek yang bercabang. Sebuah sel saraf dapat memiliki sekitar 200 dendrit.
  • Akson, bentuknya memanjang, tampak seperti tangkai dari sel saraf. Akson biasanya dilindungi oleh semacam lapisan lemak yang dikenal sebagai mielin.

Setiap kali seorang bayi dilahirkan ke dunia sampai ia berusia setengah tahun, sel-sel sarafnya belum sepenuhnya sampai pada fase transformatif yang dialami. Sel-sel saraf dapat dikatakan sampai pada tingkat perkembangan ketika akson-akson tersusun di setiap tubuh. Setiap kali akson lain dibentuk, koneksi saraf akan dibingkai yang memungkinkan korespondensi antara semua aspek tubuh dan pikiran. Hal ini dapat membuat anak menjadi kurang berbakat dalam mengontrol perkembangan anggota tubuhnya.

Di otak besar terdapat sel saraf dan juga sel glia. Kapasitas sel glial berfungsi untuk melindungi, menawarkan bantuan dan selanjutnya memberi makan sistem sensorik, dengan cara mengalirkan  kebutuhan sehat yang diperlukan. Dengan demikian, jalannya perkembangan dan perbaikan sel saraf dapat tumbuh dengan baik dan dapat menyampaikan sebuah pesan.

Memberi kegembiraan harus bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, namun penting untuk diperhatikan apakah perasaan itu cocok untuk usianya. Berikut cara melakukan stimulasi dini pada setiap fase perkembangan bayi:

0-3 bulan

Merangkul, memegang, menyelidiki mata anak, menyambut seringai, berbicara, memutar suara atau musik, menggantung dan memindahkan benda berwarna terang, mengucapkan suara, menggerakkan anak ke kanan dan ke kiri dan bersemangat untuk meraih dan memegang mainan.

3-6 bulan

Bermain menemukan penumpang gelap, bermain kejutan, melihat wajah anak muda dengan ibunya di cermin, menjiwainya untuk beristirahat dan menjatuhkan diri.

Usia 6-9 bulan

Panggil anak itu, sambut mereka untuk berjabat tangan, bertepuk tangan, membaca fantasi, menghidupkan mereka untuk duduk dan bersiaplah untuk tetap bertahan sambil bertahan.

Usia 9-12 bulan

Berkali-kali memanggil nama Ibu, Ayah, Kakak, memasukkan mainan ke dalam kompartemen, minum langsung dari gelas, menggerakkan bola, bersiap berdiri dan berjalan bergelantungan. Memberikan kegembiraan yang tepat sesuai dengan usia anak dan memberikan perasaan dengan cara yang bodoh dapat membantu anak-anak dengan meningkatkan perkembangan keterampilan koordinasi kasar, halus, sentuhan dan keseimbangan.

Pada usia 1 tahun, anak-anak memiliki pergantian peristiwa yang sangat cepat. Orangtua dapat memberikan permainan yang dapat memperkuat kemampuan mereka dan membantu mereka berkreasi dan belajar. Ini adalah permainan untuk anak-anak berusia sekitar satu tahun. Pada saat anak-anak yang masih berusia satu tahun, orangtua dapat memberikan berbagai peningkatan yang dapat memperkuat kemampuan mereka dan membantu mereka belajar dan berkreasi. Di awal tahun ini, otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Akibatnya, kegembiraan menarik mereka secara intelektual. Apabila orangtua lalai untuk memberikan stimulasi sensorik yang memadai, akan ada keterlambatan perkembangan dan kognitifnya.

Anggap saja anak masih balita, sangat baik bisa distimulasi dengan memberikan anak permainan yang tidak berbahaya, seperti saat bayi masih terikat untuk mengotak-atik sesuatu, kita para wali bisa memberikan hal yang kenyal atau lembut untuk anak. , karena, dalam kasus seperti itu anak itu menyebalkan itu tidak sulit.

Selanjutnya bisa juga dengan permainan yang diletakkan di kepala anak sehingga anak dapat memainkannya dalam jangka panjang anak akan belajar dengan mempelajari otak manusia dan sistem sensorik yang berkembang secara bertahap. Tidak hanya peran orang tua saja yang penting untuk kegiatan ini tetapi juga lingkungan di sekitar anak juga dapat mempengaruhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun