Mohon tunggu...
Wardatus Sholihah
Wardatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Sistem Saraf Manusia Tahun Pertama Kelahiran

11 April 2022   23:59 Diperbarui: 12 April 2022   00:01 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkembangan Sistem Saraf Manusia Pada Tahun Pertama Kelahiran (Indonesiana.id)

Bermain menemukan penumpang gelap, bermain kejutan, melihat wajah anak muda dengan ibunya di cermin, menjiwainya untuk beristirahat dan menjatuhkan diri.

Usia 6-9 bulan

Panggil anak itu, sambut mereka untuk berjabat tangan, bertepuk tangan, membaca fantasi, menghidupkan mereka untuk duduk dan bersiaplah untuk tetap bertahan sambil bertahan.

Usia 9-12 bulan

Berkali-kali memanggil nama Ibu, Ayah, Kakak, memasukkan mainan ke dalam kompartemen, minum langsung dari gelas, menggerakkan bola, bersiap berdiri dan berjalan bergelantungan. Memberikan kegembiraan yang tepat sesuai dengan usia anak dan memberikan perasaan dengan cara yang bodoh dapat membantu anak-anak dengan meningkatkan perkembangan keterampilan koordinasi kasar, halus, sentuhan dan keseimbangan.

Pada usia 1 tahun, anak-anak memiliki pergantian peristiwa yang sangat cepat. Orangtua dapat memberikan permainan yang dapat memperkuat kemampuan mereka dan membantu mereka berkreasi dan belajar. Ini adalah permainan untuk anak-anak berusia sekitar satu tahun. Pada saat anak-anak yang masih berusia satu tahun, orangtua dapat memberikan berbagai peningkatan yang dapat memperkuat kemampuan mereka dan membantu mereka belajar dan berkreasi. Di awal tahun ini, otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Akibatnya, kegembiraan menarik mereka secara intelektual. Apabila orangtua lalai untuk memberikan stimulasi sensorik yang memadai, akan ada keterlambatan perkembangan dan kognitifnya.

Anggap saja anak masih balita, sangat baik bisa distimulasi dengan memberikan anak permainan yang tidak berbahaya, seperti saat bayi masih terikat untuk mengotak-atik sesuatu, kita para wali bisa memberikan hal yang kenyal atau lembut untuk anak. , karena, dalam kasus seperti itu anak itu menyebalkan itu tidak sulit.

Selanjutnya bisa juga dengan permainan yang diletakkan di kepala anak sehingga anak dapat memainkannya dalam jangka panjang anak akan belajar dengan mempelajari otak manusia dan sistem sensorik yang berkembang secara bertahap. Tidak hanya peran orang tua saja yang penting untuk kegiatan ini tetapi juga lingkungan di sekitar anak juga dapat mempengaruhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun