Mohon tunggu...
Wardatus Sholihah
Wardatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengetahui Apa Hubungan Gangguan Disleksia dengan Perkembangan Membaca Anak

8 April 2022   00:09 Diperbarui: 8 April 2022   00:12 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang, efek samping disleksia telah terlihat ketika dikaitkan dengan kualitas keturunan seseorang. Juga harus diperhatikan bahwa efek samping setiap anak adalah unik dan juga dapat diurutkan berdasarkan usia atau tingkat keparahan masalah disleksia.

Efek samping disleksia pada anak ini membuat anak lambat dalam memahami nama dan cara mengungkapkan huruf-huruf dari alfabet, jika anak disuruh untuk menyusun sebuah kata, misalnya "halus" itu akan berbalik, bisa saja ia menulis "tulus" bahkan anak tersebut mengalami masalah dalam membedakan huruf "v" dengan "u", dan anak tersebut umumnya akan lebih lambat berbicara daripada anak-anak lain seusianya.

Anak yang mengalami gangguan disleksia akan mudah dikenali ketika mereka melakukan beberapa aktivitas, dan ketika mereka menambahkan aktivitas ini, mereka mengalami masalah dalam mengatur gerakan motorik mereka atau tidak memiliki kendali atas kemampuan motorik mereka sehingga mereka akan mudah jatuh secara efektif, dll, anak juga akan lupa sesuatu yang baru saja terjadi, misalnya, seseorang menyarankan dia untuk mengambil pisang tetapi dia berlari-lari tidak melakukan perintah, anak itu juga tertunda dalam menjawab pembicara, bahkan anak itu mengalami kesulitan melakukan latihan tertentu, bahkan hal-hal kecil, misalnya, mengancing baju dan membawa kresek dengan benar.

Melalui aktivitas ini, kita akan secara efektif mengetahui bagaimana memberikan terapi yang baik dan benar kepada penderita disleksia.

Sebagai orangtua harus memotivasi anak agar selalu percaya diri dan bersemangat dalam belajar cara membaca, membacakan dongeng dengan memperagakan apa kisah yang terjadi didalam dongeng tersebut, secara bertahap mulai berbicara dengan anak tentang keadaan yang dialami anak sehingga anak akan termotivasi untuk ingin membaca. Untuk mengetahui cara membaca, bantulah instruktur di sekolah agar tidak hanya anak-anak di rumah saja yang akan menonjol dalam pemahaman mereka tentang kejadian di sekolah juga.

Melalui berbagai terapi atau pengobatan ini, kami sebenarnya ingin memberikan kesempatan dan solusi terbaik bagi anak penderita disleksia agar tetap termotivasi untuk mengetahui cara membaca dengan teliti. Pentingnya mengetahui apa gangguan perkembangan membaca yang dialami oleh anak, dengan tujuan agar kita dapat memahami bagaimana komitmen kita dalam memberikan terbuka untuk belajar dan seperti yang ditunjukkan oleh kebutuhan yang dibutuhkan oleh anak-anak. Dengan tujuan agar tidak ada keterlambatan penanganan ketika anak terbukti terkena gangguan disleksia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun