Mohon tunggu...
Wardatus Sholihah
Wardatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Bahasa Pada Anak Berpengaruh Pada Cara Orangtua Mendidiknya

14 Maret 2022   02:18 Diperbarui: 14 Maret 2022   02:33 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perkembangan anak usia 0-12 bulan (sehatq.com)

Disini kita akan membahas tentang perkembangan bahasa reseptif pada anak usia dini. Tapi sebelum kita membahas tentang itu kita akan mencari tahu dahulu apa si perbedaan bicara dan bahasa. Bicara atau wicara menyinggung bunyi asli yang dikomunikasikan dalam bahasa. Ini adalah jenis korespondensi lisan. 

Wicara memanfaatkan otot-otot lidah, bibir, rahang, dan alur vokal secara tepat dan tersusun untuk menciptakan bunyi-bunyi mencolok yang membentuk bahasa. Bahasa menyinggung seluruh susunan kata dan gambar disusun, diucapkan atau dikomunikasikan dengan sinyal dan komunikasi non-verbal untuk memberikan makna.

Anak-anak yang saat ini berada di usia dini terkadang semakin tertantang untuk memahami bahasa sehari-hari kita karena anak-anak yang diajarkan dengan duduk di depan TV, ponsel, dan lain-lain akan kalah dengan anak-anak yang tidak menonton gadget elektronik ini dengan cara apa pun atau dengan cara bentangan imajinasi. Karena pada dasarnya anak-anak akan mengikuti rutinitas kita sehari-hari, apakah itu perilaku bahasa atau sesuatu yang berbeda?

Anak-anak harus belajar bagaimana berbicara dengan orang tua mereka terlebih dahulu sehingga anak-anak mencoba untuk mengomunikasikan sesuatu dalam diri mereka, anak-anak menganggap sulit untuk mengkomunikasikan perasaan mereka secara pasti yang mereka butuhkan dan tidak perlu, cenderung dianggap bahwa anak itu mungkin memiliki sebuah masalah bahasa.

Orangtua berperan penting bagi anak-anak yang masih dalam usia dini, orangtua harus mendidik anak-anak dengan baik mungkin sebagian dari wali menatap TV agar anak-anak mereka dapat menonton keaktifan atau belajar berbicara melalui TV namun wali tidak menyadarinya. 

Bahwa TV akan mempengaruhi anak-anak dalam bahasa seperti anak-anak dengan asumsi anda telah duduk di depan TV, anda akan diam dan terus menonton tanpa berbicara dengan cara apa pun jika kami melatih anak-anak untuk berbicara dan tidak duduk di depan TV dulu sampai anak bisa menyampaikan dengan baik kemudian anak sambil menatap TV akan mengikuti tidak berhenti. Oleh karena itu, para wali harus pandai dalam memilih mana yang baik dan mana yang buruk bagi perkembangan anak.

Sebenarnya, komunikasi antara anak dan wali juga penting dan memiliki konsekuensi positif untuk masa depan, jika oleh beberapa keberuntungan anak-anak yang diajar dari orang tua mereka sejak remaja terhalang maka, pada saat itu anak ketika ia tumbuh dewasa tidak akan lebih tertutup dan akan pernah memberitahu terkecil apa yang dia temui secara konsisten. 

Lagi pula, dengan asumsi seorang anak diajar oleh orang tuanya, apa pun yang dibutuhkan anak itu akan diberikan, kecuali yang berbau berbahaya atau negatif maka pada saat itu, anak itu lebih terbuka untuk mengungkapkan sesuatu kepada anaknya. Jadi untuk orangtua, jangan memilih cara yang tidak dapat diterima karena itu dapat memiliki efek mematikan di lain waktu ketika anak-anak kita sudah dewasa.

Perkembangan bahasa terbagi menjadi 2 jenis yaitu, bahasa reseptif dan bahasa ekspresif. Dalam artikel ini saya akan membahas tentang perkembangan bahasa reseptif pada anak. Apa si  bahasa reseptif itu? 

Bahasa reseptif adalah kemampuan anak untuk memahami yang dikomunikasikan dalam bahasa yang didengar atau dibaca. Selain itu, bahasa reseptif yang diperoleh dari kesempatan tumbuh kembang anak yang menghubungkan gambaran-gambaran bahasa yang didapat melalui pendengaran dan persepsi bertujuan untuk memahami salinan dan cara berbicara yang kemudian pada saat itu, mendapatkan makna kata. Kemampuan anak dalam bahasa reseptif ini dapat menyebabkan anak mendapatkan kata, kalimat, cerita, dan aturan. 

Dengan bahasa yang terbuka seseorang dapat memahami bahasa tersebut sehingga korespondensi dapat membuahkan hasil. Pemahaman bahasa menjadi alasan bagi remaja untuk memikirkan bagaimana tahapan progresif berikutnya, misalnya membaca dan mengarang sebagai alat belajar dan gerak. 

Hal tersebut merupakan asumsi bahwa anak itu dalam bahasa terbuka, itu dapat menyebabkan masalah dalam cukup menonjol untuk diperhatikan dan didengarkan, misalnya, dalam mempelajari latihan menanggapi pertanyaan dan latihan meminta dengan tepat karena anak itu tidak memiliki pilihan untuk menjawab pertanyaan atau ajakan yang sesuai. 

Salah satu atribut anak-anak adalah meniru apa pun yang dikatakan orang dewasa, baik dalam hal kata-kata maupun cara pengucapannya. Budaya literasi sejak dini dapat di tingkatkan agar memudahkan anak menggunakan bahasa reseptif sampai dewasa kelak. Berikut ini ada beberapa tahapan perkembangan bahasa reseptif pada anak:

Perkembangan anak usia 0-12 bulan (sehatq.com)
Perkembangan anak usia 0-12 bulan (sehatq.com)

1. Anak Usia 0-12 bulan

Pada usia ini, sebagian besar bayi berada pada tahap pralinguistik. Pada tahap ini anak akan lebih banyak menunjukkan korespondensi sebagai gambar artikulasi. 

Pada tahap ini, bayi dapat menjawab suara, ocehan (pengulangan konsonan atau vokal), mendapatkan perintah verbal, dan bantalan titik. 

Ketika anak menginjak usia 0-3 bulan, biasanya ketika orang-orang di sekitar atau terdekatnya mengeluarkan suara, si anak akan mencari di mana sumber suara tersebut dan si anak pun sudah mulai bisa memilih untuk mengenali suara diskusi dari orang lain. 

Pada saat seorang anak menginjak usia 3-6 bulan, biasanya si kecil sudah mulai bisa menjawab suara-suara yang didengarnya dan mulai merasakan suara-suara di sekitarnya. Kemudian saat anak menginjak usia 6-9 bulan, anak sudah mulai paham ketika namanya dipanggil, dia akan berputar dan mulai melihat beberapa kata. 

Dan ketika si anak menginjak usia 9-12 bulan, si anak sudah mulai mengerti banyak kata-kata yang diucapkan oleh orang-orang disekitarnya. Selain itu, anak sudah mulai mengucapkan kata-kata dasar, misalnya merujuk orang terdekat (ibu atau ayah).

Perkembangan bahasa anak usia 1-3 tahun (kapanlagi.com)
Perkembangan bahasa anak usia 1-3 tahun (kapanlagi.com)

2. Anak Usia 1-3 tahun

Pada usia ini, anak-anak sudah mulai menunjukkan perluasan dalam berbahasa. Jika di tahun pertama anak sudah mulai bisa memahami aturan dan mengucapkan sepatah kata pun, maka, pada saat itu, di tahun kedua dan ketiga, anak sudah mulai belajar memahami  cara mengartikulasikan kata-kata yang lugas meskipun fakta bahwa pengucapannya tidak terlalu bagus. 

Misalnya, "patu" (apa itu), "ndak au" (tidak punya keinginan) dan lain-lain. Ketika anak mencapai usia 1-1,5 tahun, anak telah mempersepsikan pedoman verbal tanpa memerlukan pengembangan atau meminta perhatian pada barang-barang, misalnya "ambil boneka". 

Kemudian ketika anak-anak tiba pada usia 1,5-3 tahun, anak-anak dapat menyoroti gambar yang menunjukkan benda atau makhluk yang dapat dikenali ketika ditanya, dapat menghargai cerita dan dapat mengenali suara percakapan dari suara yang berbeda.

Perkembangan Anak Usia 3-5 tahun (popmama.com)
Perkembangan Anak Usia 3-5 tahun (popmama.com)

3. Anak Usia 3-5 tahun

Pada tahap usia ini, anak-anak dapat membuat kata-kata dan menyampaikan korespondensi mereka dalam kalimat seperti orang dewasa. 

Ia dapat memahami kata kerja dan kata ganti, ia juga siap untuk menyampaikan keinginannya dalam bentuk kalimat, misalnya, "Saya ingin makan roti", "Saya ingin bermain, dll. 

Tidak hanya itu mereka dapat menyampaikan keinginan mereka, di Anak-anak usia ini juga siap untuk menjelaskan beberapa masalah mendesak, perbedaan pendapat, penolakan, atau perasaan. 

Saat anak menginjak usia 3-4 tahun, anak sudah mulai memahami antonim, misalnya besar kecil, jauh dekat, siap memahami kata-kata perintah, misalnya ketika diminta untuk meletakkan buku di atas meja, sudah mulai menjawab pertanyaan dengan kata-kata tanya, terinspirasi oleh cerita dan memperhatikan cerita untuk waktu yang lama, memperhatikan televisi dengan volume tinggi dan memiliki pilihan untuk mendengar ketika dipanggil oleh orang-orang di sekitar meskipun faktanya bahwa jarak tampaknya tidak terlalu jauh atau terlalu dekat.

Ketika anak-anak mencapai usia 4-5 tahun, anak-anak sudah mulai memiliki kemampuan untuk memahami apa yang dikatakan orang-orang di sekitar mereka di rumah dan di sekolah dan dapat fokus pada cerita pendek dan memiliki opsi untuk menjawab pertanyaan tentang mereka. National Institutes of Health menulis bahwa secara keseluruhan fase utama perkembangan bahasa pada anak-anak terjadi secara teratur dari usia 0-5 tahun. 

Saat ini, spesialis atau ahli kesehatan biasanya akan menggunakan tolok ukur untuk memeriksa apakah peningkatan bahasa anak itu normal atau membutuhkan dukungan profesional. Beberapa kemungkinan yang dapat menunjukkan bahwa seorang anak membutuhkan bantuan dari ahli termasuk keterlambatan bicara (discourse delay), bahasa terbuka (trouble catching). atau mendapatkan wacana orang lain untuk berbagi masalah (kesulitan menyampaikan perenungan melalui bahasa).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun