Mohon tunggu...
Wardatul Jannah
Wardatul Jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa baru di universitas muhammadiyah jakarta dan mengambil jurusan komunikasi dan penyiaran islam.Hobi saya adalah membaca, saya juga suka music dan juga traveling.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Tafsir Qur'an Surah Ali Imran ayat 110

10 Juli 2024   16:22 Diperbarui: 10 Juli 2024   16:44 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Qur'an Surat Al -- Imran : 110

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Mufradat Penekanan 

sebaik-baik

kalian adalah

dikeluarkan/dilahirkan

ummat

kamu menyuruh

bagi/untuk manusia

dan kamu mencegah

dengan/kepada kebaikan

mungkar

dari

kepada Allah

dan kamu beriman

beriman

dan sekiranya

Ciri-ciri Ummat Yang Terbaik 

 Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin agar tetap memelihara sifat-sifat utama. Yakni mengajak kebaikan serta mencegah kemunkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki oleh kaum Muslimin pada masa Nabi dan sudah menjadi darah daging dalam diri mereka karena itu mereka menjadi kuat dan jaya.

 Secara sosiologis, umat menunjukkan kesatuan manusia. Anggotanya menjaga kebersamaan, bahu membahu dan bergerak dinamis dengan gaya dan pedoman hidup yang sama. Merujuk pada ayat tersebut di atas, setidaknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar dapat menjadi umat terbaik.

Pertama, senantiasa menyuruh pada kebaikan. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ma'ruf merupakan istilah yang mencakup segala hal yang dicintai oleh Allah SWT. Kebajikan yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungannya. Tentu selalu ada keburukan, namun dengan terus menerus menebar kebaikan, akan mengurangi bahkan menghilangkan kejahatan. Tentu saja hal yang paling utama adalah menyiapkan diri sebagai teladan. Sehingga orang akan mudah mengikuti jalan dakwah yang kita lakukan.

Kedua, aktif bersama mencegah kemungkaran. Mungkar mencakup segala hal yang dibenci dan dimurkai oleh Allah SWT. Bertentangan dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan merusak lingkungan. Diperlukan sikap bijak saat menyeru pada kebaikan dan mencegah keburukan. Sikap lemah lembut dan kasih sayang dikedepankan. Santun dan sabar menjadi keharusan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam kisah Luqman. "Wahai anaku, laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang munkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan." (QS Luqman: 17).

Ketiga, bersikap moderat, selama tidak menyalahi nilai agama yang dianut. Membangun hubungan baik dengan yang seagama juga antar umat beragama. Menjaga persatuan dalam berpegang teguh pada ajaran Tuhan.

Kisah Nabi Muhammad Terkait Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar

Salah satu kisah yang terkait dengan amar ma'ruf nahi munkar dalam kehidupan Nabi Muhammad adalah kisah tentang "Aisyah dan Si Penghasut." Kisah ini menceritakan bagaimana Nabi Muhammad mengajarkan umatnya untuk mencegah perbuatan munkar (kejahatan) dan mempromosikan perbuatan ma'ruf (kebaikan). Dalam kisah ini, Aisyah, istri Nabi Muhammad, melihat seorang laki-laki yang sering mengunjungi rumahnya, namun sikapnya tampak mencurigakan.

Aisyah merasa ada yang tidak beres dan melaporkan hal ini kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad kemudian mengadakan penyelidikan dan menemukan bahwa laki-laki tersebut adalah penghasut yang berniat jahat. Nabi Muhammad kemudian berbicara kepada laki-laki tersebut dengan lemah lembut. Lalu memberinya nasihat, dan mengingatkannya tentang pentingnya hidup berbuat baik dan menjauhi perbuatan jahat.

Laki-laki tersebut menyadari kesalahannya dan bertobat atas niat buruknya. Nabi Muhammad juga menggunakan momen ini untuk mengajarkan umatnya tentang pentingnya mengamalkan amar ma'ruf nahi munkar. Dalam Islam, konsep amar ma'ruf nahi munkar mengacu pada kewajiban umat Muslim untuk mempromosikan kebaikan dan mencegah kejahatan.

Umat Muslim diajak untuk bertindak dengan bijaksana, memberikan nasehat yang baik, dan menghindari konflik dalam prosesnya. Nabi Muhammad sendiri adalah contoh teladan dalam melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar (berdakwah) melalui perilaku dan nasihatnya kepada umatnya.

Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya peran umat Muslim dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Dengan melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar, umat Muslim diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang penuh dengan kebaikan, keadilan, dan keberkahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun