Belum selesai masalah pandemi virus corna, negara ini mulai diributkan dengan hal baru, yakni perihal kartu prakerja. Apakah Anda sudah mencoba fasilitas dari pemerintah ini?
Dilansir dari kanal youtube Kompas Tv bersama Aiman Wicaksono kartu pra kerja saat ini sangat disorot oleh masyarakat perihal cara kerjanya dan penggelontoran dana yang tidak sedikit dan adanya indikasi conflict of interest karena sebagian besar dana masuk ke beberapa perusahaan besar.Â
Dana yang dilansir sebesar 20 Triliun Rupiah dan dikerucutkan menjadi 5,6 Triliun rupiah di sebut digunakan untuk meningkatkan kemampuan SDM dengan berbagai latihan yang diselenggarakan secara daring (online).Â
Sedangkan setiap, peserta akan mendapatkan dana tunai sebesar 600 ribu rupiah per bulan (maksimal hingga 4 bulan) setelah peserta menyelesaikan pelatihannya.Â
Yenni Wahid sebagai mantan staf presiden pun ikut mengomentari perihal kartu prakerja ini. Menurutnya, kartu prakerja memiliki dasar konsep sangat bagus tapi implementasinya tidak tepat. Yenni Wahid juga mengatakan banyak sekali sebenarnya platform online yang serupa menawarkan pelatihan online secara gratis.
Platform yang memberikan pelatihan secara gratis ini mendapatkan penghasilan dari iklan. Semakin banyak pengguna (user), semakin banyak potensi pendapatan yang dapat dihasilkan dari iklan. Â Dengan demikian, platform-platform ini tidak perlu membebankan biaya pelatihan kepada penggunanya.Â
Menurut opini penulis, hal yang disayangkan lagi adalah bentuk pelatihan kartu pra kerja yang berbasis video pembelajaran online dengan harga yang cukup tinggi.Â
Selain banyaknya platform serupa yang menawarkan pelatihan video daring secara gratis rasanya tidak cukup setara nilainya dengan apa yang dibayar oleh pemerintah.Â
Mungkin kartu pra kerja dapat memberikan pelatihan online secara live learning. Jika Anda Pernah mengikuti kuliah daring atau kursus daring pasti sahabat tidak akan asing dengan metode live learning.Â
Penulis pernah menjalankan live learning bahkan gratis oleh lembaga Persatuan Pelajar Indonesia di Luar Negeri. Metodenya cukup sederhana, mereka memberikan kami mentor dan siswa yang terpilih akan melakukan pelatihan secara intensif secara live learning, seperti video call, dan chat dengan sang mentor hingga mendapatkan tujuan yang dicapai.Â
Tentang Balai Latihan KerjaÂ
Setelah panjang membahas kartu pra kerja dan metode yang disangsikan oleh sebagian besar  masyarakat hingga masalah dana yang di taksir sangat besar, apakah Anda pernah mendengar tentang Balai Latihan Kerja (BLK)?
Balai Latihan Kerja  sendiri konsepnya kurang lebih mirip dengan kartu pra kerja, kekurangannya adalah mereka dilaksanakan secara offline, jadi tidak relevan dengan keadaan Indonesia yang sedang menghadapi wabah pandemi ini.
BLK hadir dengan konsep membantu masyarakat meningkatkan skill untuk menjadi tenaga kerja yang dapat diserap oleh perusahaan bukan saja skala nasional namun juga internasional.Â
BLK sendiri memberikan pelatihan dengan memusatkan praktek, teori, kedisiplinan serta pemateri dari seorang praktisi sehingga peserta dapat meningkatkan kemampuan dan link secara bersamaan.Â
Peserta yang ikut dalam pelatihan BLK akan mendapatkan fasilitas berupa, materi, makan siang, ada pula asrama ( tergantung model pelatihan yang diikuti), seragam, modul, sertifikat, uang sebesar Rp 450.000 (pada tahun 2017) hingga kesempatan magang di perusahaan rekanan.Â
Peserta dari program ini minimal adalah lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan maksimal usia sekitar 45 tahun. Jadi Anda cukup menggunakan ijazah SMP sudah bisa mengikuti pelatihan ini. Selain pelatihan kerja, BLK juga membuka kesempatan Uji Kompetensi Bidang secara gratis pada periode tertentu.
Jadi sangat disayangkan jika lembaga yang sudah dari tahun 1953 yang berpengalaman dalam memberikan pelatihan pada masyarakat ini kurang  dilibatkan dalam penyelenggaraan kartu prakerja. Sebelumnya BLK ini sudah menyentuh hingga pelosok Indonesia dengan menggunakan fasilitas  Mobile Training Unit (MTU) atau Mobil Pelatihan Kerja.Â
Kenapa tidak pemerintah memeluk segala elemen dan meminimalisir anggaran dengan memanfaatkan serta memaksimalkan fasilitas yang ada. Ini saatnya BLK tidak hanya memiliki MTU tetapi juga sudah saatnya untuk merambah dunia online mungkin salah satunya adalah kartu prakerja ini tadi.
Selain itu, kenapa tidak BLK secara mandiri membuka peluang kesempatan belajar online dengan lebih fleksibel dan gratis tentu saja minus bantuan intensif dan sertifikat. Bentuk pelatihannya bisa berupa dua bentuk layanan.
Pertama, dengan memanfaatkan pengoptimalisasi website official BLK untuk memberikan materi peningkatan skill melalui media dan modul. Website BLK dapat juga memberikan fasilitas forum untuk masyarakat mendiskusikan materi serta peluang pekerjaan. Cara mengakses websitenya bisa melalui pendaftaran anggota biasa (melalui email saja). Platform yang sudah ada pun juga bisa di optimalisasikan seperti Youtube misalnya. Â
Kedua, BLK tentu saja juga tetap memberikan peluang bagi masyarakat yang merasa mampu membayar dan membutuhkan sertifikat serta materi yang lebih intens seperti webinar dan bimbingan dengan lebih banyak feedback serta evaluasi dengan berbayar. Â Untuk mengakses layanan ini, user perlu melengkapi tambahan data, termasuk, misalnya memasukan foto kartu identitas. di bagian ini, bisa apply santunan atau program beasiswa nya.Â
Jadi teruntuk masyarakat yang membutuhkan sertifikat dan bantuan insentif dan akses pelatihan online secara intens seperti webinar tersebut memang selayaknya tetap mengikuti kartu pra kerja atau anggota premium di website BLK dengan filtrasi serta batasan kuotanya. bagaimana menurut Anda?
Artikel yang serupa telah di terbitkan di: magazine.yoexplore.co.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H