Mohon tunggu...
Wardah Polem
Wardah Polem Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

Lulusan jurusan Biologi Universitas Sumatera Utara. Freelancer dibidang kepenulisan. Mencoba berdampak dan menebar manfaat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Distopia Ekologi: Dampak Nyata dari Kepunahan Keanekaragaman Hayati

25 Agustus 2024   23:50 Diperbarui: 25 Agustus 2024   23:56 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash


Dewasa ini kita tengah berada pada era antroposen, yakni suatu zaman dimana kehidupan di bumi telah didominasi oleh manusia. Tak hanya berupa jumlah, berbagai ativitas manusia terhadap lingkungan semakin tak terbendung, yang turut meninggalkan jejak bagi kehidupan di bumi. Mulai dari degradasi habitat, perubahan iklim, kerusakan ekosistem serta penurunan keanekaragaman hayati yang cukup drastis.


Pada Januari 2024, IUCN melaporkan bahwa terdapat lebih dari 44 ribu spesies yang terancam punah. Data ini juga diperkuat dengan laporan terbaru dari Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) yang menyatakan bahwa sekitar satu juta spesies di seluruh dunia tengah menghadapi ancaman kepunahan dalam beberapa dekade mendatang.


Realitas Distopia yang Semakin Menjadi Nyata


Pada dasarnya, keanekaragaman makhluk hidup di Bumi tak hanya menjadi sebuah daftar spesies belaka. Tapi lebih daripada itu, keberagaman spesies merupakan sebuah kompleksitas yang saling bergantung dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dimana, kita, manusia menjadi bagian kecil dari keberagaman tersebut, tetapi memiliki dampak yang cukup besar. Hilangnya satu spesies akan berkontribusi nyata memberi efek domino yang membawa kita pada gelombang kepunahan massal di masa depan. Contohnya, ketika pemangsa utama pada suatu ekosistem mengalami kepunahan. Hal ini akan menyebabkan adanya ketidakseimbangan jumlah populasi lain termasuk vegetasi alami yang akan mengganggu keseluruhan ekosistem.


Kepunahan keanekaragaman hayati ini juga dapat berdampak nyata pada kesejahteraan manusia. Misalnya terjadi gangguan pada spesies penyerbuk yang dapat mengganggu produksi pangan secara masif. Terganggunya ekosistem hutan hujan tropis, lahan gambut serta ekosistem laut akan mempercepat perubahan iklim. Kerusakan habitat dari hewan liar akan mengganggu pemukiman setempat serta meningkatkan resiko peningkatan penyebaran penyakit.
Dampak lain yang cukup signifikan dari terganggunya keanekaragaman hayati juga mempengaruhi dunia medis. Dimana banyak obat yang kita gunakan berasal dari alam. Sehingga ketika terjadi gangguan, kita dapat kehilangan potensi dalam pengembangan obat-obatan.


Tindakan Apa Yang Harus Kita Lakukan?


Dalam membantu menanggulangi kepunahan keanekaragaman hayati, diperlukan tindakan konkret yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, sektor swasta serta masyarakat sipil.


Langkah penanggulangan yang dapat dilakukan yakni berupa peningkatan kebijakan konservasi, dimana pemerintah memberlakukan kebijakan yang ketat terhadap kegiatan yang merusak lingkungan untuk melindungi habitat. Restorasi ekosistem yang rusak dengan melakukan penanaman kembali hutan, pemulihan ekosistem laut serta restorasi lahan gambut. Dapat dilakukan juga tindakan untuk pemberdayaan masyarakat lokal dan adat mengenai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Termasuk untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap nilai penting dari keanekaragaman hayati. Aksi-aksi penanggulan ini juga dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi berkelanjutan. Misalnya, adanya teknologi satelit untuk memantau tindakan deforestasi hutan.


Dari beragam langkah tersebut, saya memiliki tiga konsep yang dapat dikembangkan untuk membantu mengatasi kepunahan keanekaragaman hayati yakni melalui:


1. Penerapan Bank Genetika Berbasis Lokal.  


Pada konsep ini, perlu dilakukan pendekatan yang berbeda yakni dengan menciptakan bank genetika pada skala lokal. Dimana setiap desa dapat berperan aktif untuk megumpulkan, menyimpan serta melakukan pelestarian terhadap materi genetik dari berbagai spesies, terutama yang terancam punah.

2.  Ekosistem Ekonomi Mikro Berkelanjutan


Untuk konsep ini , dilakukan pengintegrasian antara konsep ekonomi dengan pelestarian alam. Dimana setiap elemen yang ikut berkontribusi dalam menjaga keanekaragaman hayati akan menerima imbalan berupa poin. Poin yang diperoleh ini dapat ditukarkan dengan diskon dari produk ramah lingkungan di daerahnya. Sehingga konsep ini akan menciptakan ekosistem ekonomi yang berkelanjutan dan berdampak nyata pada lingkungan.

3. Pengawasan Ekosistem Secara Real-time dengan Teknologi    


Perlindungan ekosistem akan dipantau melalui sensor-sensor kecil yang dipasang diberbagai area. Sensor ini akan menyatakan kondisi suatu habitat secara langsung termasuk data kondisi lingkungan. Data ini dapat diakses oleh lembaga pemerintahan yang berwenang termasuk juga para peneliti. Sehingga akan memberikan respon cepat dan efektif terhadap ancaman lingkungan seperti penebangan liar, pencermaran atau perubahan iklim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun