Dewasa ini kita tengah berada pada era antroposen, yakni suatu zaman dimana kehidupan di bumi telah didominasi oleh manusia. Tak hanya berupa jumlah, berbagai ativitas manusia terhadap lingkungan semakin tak terbendung, yang turut meninggalkan jejak bagi kehidupan di bumi. Mulai dari degradasi habitat, perubahan iklim, kerusakan ekosistem serta penurunan keanekaragaman hayati yang cukup drastis.
Pada Januari 2024, IUCN melaporkan bahwa terdapat lebih dari 44 ribu spesies yang terancam punah. Data ini juga diperkuat dengan laporan terbaru dari Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) yang menyatakan bahwa sekitar satu juta spesies di seluruh dunia tengah menghadapi ancaman kepunahan dalam beberapa dekade mendatang.
Realitas Distopia yang Semakin Menjadi Nyata
Pada dasarnya, keanekaragaman makhluk hidup di Bumi tak hanya menjadi sebuah daftar spesies belaka. Tapi lebih daripada itu, keberagaman spesies merupakan sebuah kompleksitas yang saling bergantung dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dimana, kita, manusia menjadi bagian kecil dari keberagaman tersebut, tetapi memiliki dampak yang cukup besar. Hilangnya satu spesies akan berkontribusi nyata memberi efek domino yang membawa kita pada gelombang kepunahan massal di masa depan. Contohnya, ketika pemangsa utama pada suatu ekosistem mengalami kepunahan. Hal ini akan menyebabkan adanya ketidakseimbangan jumlah populasi lain termasuk vegetasi alami yang akan mengganggu keseluruhan ekosistem.
Kepunahan keanekaragaman hayati ini juga dapat berdampak nyata pada kesejahteraan manusia. Misalnya terjadi gangguan pada spesies penyerbuk yang dapat mengganggu produksi pangan secara masif. Terganggunya ekosistem hutan hujan tropis, lahan gambut serta ekosistem laut akan mempercepat perubahan iklim. Kerusakan habitat dari hewan liar akan mengganggu pemukiman setempat serta meningkatkan resiko peningkatan penyebaran penyakit.
Dampak lain yang cukup signifikan dari terganggunya keanekaragaman hayati juga mempengaruhi dunia medis. Dimana banyak obat yang kita gunakan berasal dari alam. Sehingga ketika terjadi gangguan, kita dapat kehilangan potensi dalam pengembangan obat-obatan.
Tindakan Apa Yang Harus Kita Lakukan?
Dalam membantu menanggulangi kepunahan keanekaragaman hayati, diperlukan tindakan konkret yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, sektor swasta serta masyarakat sipil.
Langkah penanggulangan yang dapat dilakukan yakni berupa peningkatan kebijakan konservasi, dimana pemerintah memberlakukan kebijakan yang ketat terhadap kegiatan yang merusak lingkungan untuk melindungi habitat. Restorasi ekosistem yang rusak dengan melakukan penanaman kembali hutan, pemulihan ekosistem laut serta restorasi lahan gambut. Dapat dilakukan juga tindakan untuk pemberdayaan masyarakat lokal dan adat mengenai pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Termasuk untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap nilai penting dari keanekaragaman hayati. Aksi-aksi penanggulan ini juga dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi berkelanjutan. Misalnya, adanya teknologi satelit untuk memantau tindakan deforestasi hutan.
Dari beragam langkah tersebut, saya memiliki tiga konsep yang dapat dikembangkan untuk membantu mengatasi kepunahan keanekaragaman hayati yakni melalui:
1. Penerapan Bank Genetika Berbasis Lokal. Â
Pada konsep ini, perlu dilakukan pendekatan yang berbeda yakni dengan menciptakan bank genetika pada skala lokal. Dimana setiap desa dapat berperan aktif untuk megumpulkan, menyimpan serta melakukan pelestarian terhadap materi genetik dari berbagai spesies, terutama yang terancam punah.