Mohon tunggu...
Wardah Hanifah
Wardah Hanifah Mohon Tunggu... Lainnya - universitas muhammadiyah yogyakarta

suka membaca dan suka belajar editing

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Meski Dipandang Sebelah Mata, Museum Ini Menarik untuk Dikunjungi

2 Juli 2023   09:23 Diperbarui: 2 Juli 2023   13:36 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
     gambar. museum sonobudoyo (Dokpri)

Yogyakarta- Keberadaan museum seringkali  dipandang sebelah mata,  bahkan kebanyakan orang datang ke museum saat menjalankan tugas saja. Padahal  museum kaya akan sejarah  dan informasi penting serta dapat dijadikan destinasi menarik  yang dapat dikunjungi saat liburan berlangsung.

Museum Sonobudoyo mendapatkan perhatian dari berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negri karena memiliki letak lokasi yang sangat strategis yaitu di pusat kota Yogyakarta. Tidak hanya itu, bangunan museum ini didesain oleh Ir.Th.Karsten dengan arsitektur masjid keraton kesepuhan Cirebon. Berdirinya Museum Sonobudoyo diresmikan pada tanggal 6 November 1935, oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan ditandai Candrasengkala "Kayu Winayang Ing Brahmana Budha".

Fungsi museum sendiri untuk mengelola benda museum yang memiliki nilai budaya ilmiah seperti; mengumpulkan, merawat, pengawetan, pelayanan pustaka, melaksanakan penelitian, bimbingan edukatif kultural serta penyajian benda koleksi Museum Sonobudoyo.

Museum Sonobudoyo mempunyai dua cabang yang berbeda. Cabang yang pertama biasanya digunakan  untuk Gedung Pameran Temporer yang beralamatkan, Jalan Pangurakan No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan untuk cabang yang kedua sebagai Kantor Sonobudoyo yang beralamatkan Jalan Wijilan No.27D, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Nah, Setiap tahun Gedung Pameran di Museum Sonobudoyo rutin mengadakan dua pameran temporer. Untuk yang pertama yaitu abhinaya karya yang di selenggarakan  pertengahan tahun  sekitar bulan Juni- Juli, untuk yang kedua  di selenggarakan akhir tahun sekitar bulan November- Desember yang bernama amex. Kali ini pameran abhinaya karya 2023 mengangkat judul besar seorang ibu dan perempuan dengan tema kamala padma; laga dalam henin, pijar dalam petang.

gambar. wawancara bersama ridho, selaku pemandu museum (Dokpri)
gambar. wawancara bersama ridho, selaku pemandu museum (Dokpri)

Ridho Wicaksono, selaku pemandu museum mengatakan bahwa, dari judul itu kita berusaha menggali informasi bahwa perempuan di sekitar kita, tidak hanya berperan seorang ibu yang bias melahirkan, memasak, dan melayani suami saja tapi berperan sebagai tulang punggung keluarga, banyak sektor publik lainnya yang mereka lakukan.

Harapan kedepannya, kami berharap pameran temporer ini bisa bermanfaat bagi masyarakat umum khususnya ketika pameran abhinaya karya berlangsung. Masyarakat dapat mengunjungi pameran ini, kami menampilkan sejumlah koleksi mengenai ibu dan perempuan dan sosok-sosok penting sejarah Indonesia dari kaum perempuan" ujarnya.

gambar. bagus, selaku gallerisyster (Dokpri)
gambar. bagus, selaku gallerisyster (Dokpri)

"Pameran kali ini mengangkat tema tentang kisah seorang ibu yang menunjukkan bahwa seorang ibu itu yang  kita tau seorang ibu, tapi ada juga seorang ibu menjadi prajurit misalnya. Jadi ga melulu mengurus anaknya adapula yang pegang senjata.

Tema tentang kisah ibu tidak hanya mengangkat pahlawan kita yaitu ibu RA Kartini saja tapi mengangkat kisah seorang ibu secara umum seperti pedagang keliling, satpam, cleaning servis, angkatan udara, serta masih banyak lagi. Melalui wawanacara, mereka menceritakan kisah perjuangan mereka menjadi seorang ibu" pinta Bagus, selaku gallerisyster.

(Dokpri)
(Dokpri)

gambar. salah satu isi di dalam pameran (Dokpri)
gambar. salah satu isi di dalam pameran (Dokpri)

Ibu sebagai pusat cerita dapat kita temui dalam berbagai folklor yang muncul dalam masyarakat. Sebagai tradisi lisan yang berkembang dari mulut ke mulut, kisah para ibu dalam berbagai dongeng, mitologi, legenda, maupun mitos telah berkembang sedemikian rupa menampilkan ragam rupa karakter para ibu. Kisah kasih ibu bukannya tidak sempurna. Tak sedikit karakter ibu dalam dongeng tumbuh menjadi sosok yang menawan, gagah pemberani serta welas asih. Namun, cukup banyak cerita ibu menjadi sosok perempuan yang antagonis dan dipakai sebagai momok untuk melanggengkan struktur keteraturan dalam masyarakat. Bahkan termasuk pula tabu inces yang muncul dalam banyak tempat yang mengisahkan karakter anak dan ibu menikah muncul universal di banyak tempat sebagai penanda peletakan dari dasar peradaban.

Pameran ini berlangsung di Gedung Pameran Temporer Museum Sonobudoyo selama 6 Juni - 28 Juli 2023 dengan pelayanan kunjungan pukul 09.00-21.00 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun