Prinsipnya, langkah promotif dan preventif sudah menjadi perhatian utama berbagai pihak, alih-alih kuratif atau mengobati. Inilah langkah nyata bersama berbagai pihak, pemerintah melalui Kemenkes RI dan DinKes, juga pihak swasta yang sadar dan peduli kesehatan, serta warga juga warganet yang mendukung Germas.
Jateng Gayeng
Saya bisa mengatakan bahwa daerah mencari bentuk implementasi Germas, ada yang sudah bergerak ada yang masih mencari langkah strategisnya, berdasarkan pengalaman beberapa kali mengikuti upaya promotif Germas di tiga kota. Pada 2017, saya berkesempatan mengikuti kegiatan Germas Kemenkes RI di Bandung, Mataram dan Semarang.
Angka penyakit selalu menjadi paparan awal dari Dinas Kesehatan setempat setiap kali memulai kegiatan promotif dan preventif kesehatan ini. Kemudian langkah nyata apa yang dilakukan untuk mendukung Germas, menjadi paparan berikutnya.
Seperti paparan dari DinKes Kota Semarang disampaikan oleh dan DinKes Prov, Jawa Tengah yang disampaikan oleh dalam kegiatan Temu Blogger Kesehatan di Semarang, akhir Agustus 2017 lalu.
Catatan penting yang menjadi perhatian saya adalah berbagai pihak sudah berupaya menjalankan Germas, dengan berbagai tantangan dan kendalanya. Semarang, menurut saya, membuktikan ada aksi nyatanya, untuk mengajak warga ikut bergerak aktif mendukung Germas. Bukan sekadar mendukung Germas sebagai slogan, tapi mengubah perilaku masyarakat untuk lebih peduli kesehatan pribadi. Dengan warga yang peduli kesehatan, dan pemkot/pemprov memfasilitasi, maka hidup sehat sangat mungkin perlahan muncul sebagai kebiasaan baik warga.
Tantangan atau boleh dikatakan kendala bagi pemerintah daerah dalam mengimplemenstasikan Germas adalah arahan efektif dan efisien dari pusat untuk memaksimalkan Germas. Rupanya masih banyak pengambil keputusan di daerah yang belum sepenuhnya mendapatkan arahan untuk mewujudkan Germas. Meski begitu, komunikasi terus dijalankan dari pusat ke daerah, salah satunya melalui forum dialog kesehatan melibatkan warga dan warganet.
Meski mengaku terkendala arahan implementasi Germas, Kota Semarang khususnya dan Jawa Tengah umumnya, menurut saya, sudah bergerak aktif memfasilitasi warga mendukung Germas.
Kepala DinKes Kota Semarang, dr Widoyono, MPH mengatakan pihaknya memperbanyak fasilitas untuk mendukung aktivitas fisik. Kebijakannya di antaranya 16 kecamatan harus memiliki stadion mini agar warga tergerak melakukan aktivitas fisik. Selain itu Kota Semarang juga menyediakan kawasan bebas rokok, dan menggerakkan Car Free Day di Simpang Lima dan Jl Pemuda, Kota Semarang.
Sementara di tingkat provinsi, Germas bukan hanya bicara kesehatan fisik warga tapi juga sanitasi yang baik. Gerakan ajak warga dan siswa memberantas jentik nyamuk menjadi salah satunya, selain gerakan jamban sehat. Penyelamatan ibu dan bayi, atau menurunkan angka kematian ibu dan bayi menjadi sasaran lainnya di Jawa Tengah.
Program sudah dicanangkan, komitmen tanda mendukung Germas sudah diproklamirkan, maka berikutnya adalah implementasi Germas, yang takkan berhasil jika warga tak ikut aktif bergerak menuju hidup sehat.