Mendengar nama Alaya Spa, rasanya tak asing namun saya pun tak bisa mengingat kapan pernah berurusan dengan penyedia jasa spa ini. Hingga akhirnya saya dipertemukan kembali dengan pemilik Alaya Spa, Yohanna Gewang di Best Western Hariston Pluit, hotel yang mempercayakan Alaya Spa sebagai operator layanan spa untuk melayani tamunya. Pertemuan tak terencana ini pun memberikan tambahan pengalaman dan cerita tentang Alaya Spa yang hanya tersedia di hotel berbintang.
Berbincang sebentar dengan Yohanna, saya diajak sejenak kembali ke waktu lalu, saat pernah menghubunginya melalui email untuk liputan spa di Hotel JS Luwansa. Keramahan dan pelayanannya sama, baik bertemu langsung maupun kontak di dunia maya. Kalau waktu itu saya akhirnya bisa menuliskan laporan tentang Spa dengan Ragam Inovasi untuk Kompas Female, kini lain ceritanya. Pastinya setelah lama tak bersua, saya pun akhirnya bertatap muka dengan pebisnis spa operator yang energik ini.
Ya, Alaya Spa hanya akan ditemukan di hotel berbintang di Jakarta. Yohana yang berpengalaman bekerja di bidang perhotelan, mengaku lebih memilih menyediakan layanan spa berjejaring bersama hotel. Alaya Spa tidak memberikan batasan pilihan hotel dan pihak hotel pun tak bisa membatasinya dalam kerjasama penyediaan layanan spa dengan hotel mana pun. Spa yang tersedia di hotel, itu perbedaan pertama Alaya Spa dengan penyedia jasa serupa lainnya.
Kalau soal harga, tak terlalu sulit membedakannya. Dibandingkan dengan pijat dan spa yang ada di mal, ruko, atau semacam “rumah spa” harganya tak berbeda jauh, rata-rata di atas Rp 150.000 di bawah Rp 200.000. Namun kalau Anda menemukan harga spa di hotel lebih mahal, wajar saja karena ada biaya pajak hotel yang berbeda angkanya dengan pajak mal dan lainnya.
Soal pelayanan, Galuh, Supervisor Alaya Spa yang saya temui saat berkesempatan merasakan pijatan di Hotel Ibis Style Airport Soekarno Hatta, mengatakan di hotel mana pun standar layanan Alaya Spa sama, termasuk pilihan treatmentnya, teknik pijatan, dan kualitas terapisnya.
Bedanya, saya merasakan di ambience-nya. Perbedaan suasana spa ini bisa jadi karena kelas dan tipe hotel. Setiap hotel tentu punya standar pelayanan dari mulai penerimaan tamu masuk ke lobi hingga tamu tersebut menggunakan fasilitas yang tersedia di hotel, termasuk spa. Suasana di hotel bintang lima tentu beda dengan suasana di bintang tiga. Hotel bisnis dan transit seperti Ibis Style yang sangat dinamis bergaya muda dan berjarak 10 menit saja dari bandara, tentu beda dengan hotel bisnis leisure apalagi
hotel bernuansa resort.
Pijatan
Bagian penting dari relaksasi di spa adalah pijatan. Alaya Spa mengandalkan pijatan tradisional yang dikombinasikan dengan shiatsu. Diawali dengan shiatsu untuk “pemanasan” dan dilanjutkan dengan pijatan tradisional Indonesia untuk melemaskan otot dan saraf yang kaku. Selesainya, tubuh terasa hangat dan rileks, menghilangkan rasa letih dan dengan istirahat cukup setelah pijat tubuh bisa kembali bugar.
Terapis Alaya Spa juga tenaga berpengalaman. Sesekali sambil dipijat saya berbincang dengan terapis. Satu ciri khas Alaya Spa soal tenaga pijatnya adalah mereka hanya menyeleksi terapis berpengalaman. Terapis yang memijat saya cukup berpengalaman karena tahu titik pijatan yang membuat badan saya tak jadi sakit usai dipijat. Dia juga mengetahui kalau kondisi badan yang dipijatnya sedang fit atau tidak. Saya yang sedang kurang fit, saat dipijat merasakan bedanya dipijat terapis berpengalaman. Ada bagian belakang tubuh yang dipijatnya dan membuat saya merasa hangat dan batuk pun sempat ringan bahkan hilang. Pijat tentu tidak menyembuhkan penyakit namun efek relaksasi yang dihasilkan dari teknik pijatan tepat membantu menyegarkan tubuh.
Kalau saya pernah mencoba satu jam Traditional Heritage Massage di Alaya Spa, kapan waktu penasaran juga mencoba jenis treatment lain di hotel yang berbeda. Eksperimen Alaya Spa di berbagai hotel di Jakarta judulnya karena saya masih ingin tahu bedanya Rejuvenate Massage, Aromatherapy Massage, Natural Healing, Relaxing Reflexiology atau perawatan The Essential Spa mulai Body Glow, Body Sparkling, hingga Couple Massage. Kalau pijat minimal satu jam, bedanya dengan spa selain waktunya lebih panjag minimal 90 menit, perawatannya pun lebih banyak tahapan selain pijatan ada scrubbing hingga totok wajah. Lebih segar dari ujung rambut ke ujung kaki sepertinya. Penasaran? Kalau berencana menginap di hotel liburan akhir tahun ini coba tanyakan di tempat Anda menginap, adakah Alaya Spa? Atau cari tahu saja keberadaannya di situs resmi Alaya Spa.
Keterangan foto utama: Spa for couple Alaya Spa Hotel Ibis Styles Jakarta Airport/WAF
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H