Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Jadi Pengunjung Pasif di Pameran Kesehatan

16 November 2015   01:07 Diperbarui: 16 November 2015   02:23 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perlu ada pemeriksaan DEXA katanya. Untuk apa? Agar dokter ahli bisa memberikan diagnosis lebih akurat dan merekomendasikan latihan seperti apa yang bisa mengembalikan kondisi kembali normal, bukan lagi osteopeni apalagi osteoporosis.

“Bisa kembali normal ya dok?” Tanya saya. “Bisa,” kata dokter dengan sigapnya.

Dr Iyan pun memberikan rekomendasi Kedokteran Komunitas di Cikini. Apa lagi itu? Saya penasaran akan mencari tahu. Demi sehat mengapa tidak cari tahu, toh informasi awal semua saya dapatnya cuma-cuma hanya dengan hadir di pameran kesehatan dengan modal banyak tanya.

Di luar itu, dr Iyan memberikan banyak saran penting. Mulai asupan susu yang harus lebih rutin. Tak harus susu khusus cegah osteoporosis, susu biasa pun tak apa, asal rutin konsumsi. Dokter pun merekomendasikan saya pilih olahraga yang aman, jalan kaki. Serta memberikan beberapa contoh latihan tulang hasta dan tulang belakang.

Tugas saya adalah mencegah osteoporosis dengan minum susu bertujuan menabung kalsium, dan jalan kaki atau olahraga yang aman dengan kondisi tubuh saya, dengan tujuan memadatkan tulang.

Kalau menurut obrolan dengan dr Iyan, saya berada dalam tahap bersiap dan beraksi, untuk kemudian berproses menjadi kebutuhan dan kebiasaan.

“Hasil penelitian saya di Bandung tahun 2003 masyarakat 99,9 persen menyatakan olahraga menyehatkan,” kata dr Iyan sambil konfirmasi ada sekitar seratus responden yang terlibat di penelitian ini.

Artinya, masyarakat sebenarnya sudah peduli kesehatan dan olahraga, namun masih berproses untuk menjadikan olahraga misalnya sebagai kebutuhan bahkan kebiasaan.

Jadi, tahapannya adalah sikap acuh, peduli, bersiap, beraksi, menjadi kebutuhan yang kemudian menjadi kebiasaan.

Itu cerita saya, bagaimana dengan Anda? Masih acuhkan kondisi tubuh, kesehatan diri? Atau sudah mulai peduli bahkan beraksi? Saya sendiri masih dalam tahapan bersiap. Semoga perlahan bisa menjadi kebiasaan hidup sehat, karena saya ingin menjadi ibu terbaik untuk anak yang masih membutuhkan perhatian dan pengasuhan.

Di pameran kesehatan, dengan banyak tenaga kesehatan yang bisa menjadi narasumbernya, kita bisa mendapatkan berbagai informasi yang dapat bermanfaat untuk diri sendiri, juga untuk orang lain dengan kita berbagi ceritanya. Anda punya cerita lain? Berbagilah karena saya butuh mendengarnya demi hidup lebih sehat lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun