Pemerintah punya banyak cara mengejar target peningkatan akses sanitasi dan air minum layak. Beberapa kementerian punya cara dan program, tak terkecuali Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas yang punya ambisi meningkatkan akses sanitasi dan air minum di Indonesia. Ambisi ini muncul bukan tanpa alasan, melainkan demi mencapai target universal access tahun 2019 yang tercatat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Pemerintah pusat dan daerah telah menegaskan untuk menambah anggaran pembiayaan pembangunan air minum dan sanitasi, tiga kali lipat dari total anggaran 2010-2014. Perkiraan angkanya, Rp 275 triliun untuk pembiyaan air minum, dan Rp 273,7 triliun untuk sanitasi.
Dengan bertambahnya dana, investasi membangun infrastuktur untuk sanitasi dan air minumnya pun bertumbuh. Hasilnya, akses sanitasi dan air minum meningkat dalam 10 tahun terakhir. Hingga akhir 2014, akses sanitasi layak nasional mencapai 61,06 persen, dan akses air minum layak nasional mencapai 68,11 persen.
Ambisius, karena estimasi Kementerian PPN/Bappenas untuk akses sanitasi tahun 2015 mencapai 62,44 persen, lebih tinggi sedikit dari target MDG’s 2015 untuk sanitasi, 62,41 persen, dan diharapkan mencapai 100 persen pada 2019. Sementara untuk akses air minum, Bappenas memperkirakan target 2015 mencapai 69,65 persen, lebih tinggi dari target MDGs 2015 air minum 68,87 persen, dan diharapkan mencapai 100 persen pada 2019.
Target bersama, Kementerian PPN/Bappenas menyebutnya. Bersama warga masyarakat yang ternyata memberikan “suntikan modal” besar untuk tercapainya target ambisius ini.
Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas, yang juga Ketua Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional, Nugroho Tri Utomo mengatakan, komitmen pemerintah yang menambahkan anggaran, dibarengi dengan partisipasi aktif warga, masyarakat, komunitas untuk memberikan kontribusi dengan apa pun caranya yang kreatif, menjadi modal besar untuk bisa mencapai tersedianya akses sanitasi dan air minum layak lebih meluas di Indonesia.
“Untuk mencapai akses universal sanitasi, perlu libatkan masyarakat lebih banyak,” Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan saat konferensi pers Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2015 di Jakarta, Senin (2/11/2015).
Dalam kesempatan yang sama, Sofyan Djalil menyatakan dukungannya untuk solusi kreatif warga, di antaranya yang diciptakan salah satu inspirator sanitasi, Abie Wiwoho, seorang sanitarian, peneliti, dosen, yang menciptakan septi tank sederhana, biofilter dari sampah. Memberikan solusi sederhana untuk warga di kawasan kumuh di Jakarta Utara, memberikan pilihan hidup sehat kepada para penghuni rumah yang tak punya wadah pembuangan terakhir. Abie Wiwoho adalah satu dari lima inspirator yang dihadirkan di konferensi pers KSAN 2015. Sebanyak 16 inspirator akan berbagi pengalaman dan perjalanannya membangun sanitasi dan air minum layak di daerahnya masing-masing, dengan pelibatan warga dan komunitas di dalamnya.
Peran Warga
KSAN 2015 berlangsung 11 November 2015 di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail Jakarta menghadirkan 16 inspirator sanitasi/air minum/Foto:WAF
Keterlibatan warga menjadi penting jika Indonesia tak ingin lagi terdaftar sebagai negara dengan tingkat sanitasi rendah. Jika di kota besar seperti Jakarta saja masih banyak ditemui tinja di pekarangan rumah, bagaimana dengan penduduk di pedalaman yang tak tersentuh edukasi hidup sehat dan minimnya fasilitas kesehatan bahkan sekadar jamban pun belum tentu ada di rumahnya.
Partisipasi aktif warga menjadi modal besar tercapainya target pemerintah menciptakan sanitasi dan air minum layak. Setidaknya data yang dipublikasikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (data 2013) bahwa 63 juta penduduk Indonesia tidak memiliki toilet dan masih buang air besar (BAB) sembarangan di sungai, laut, atau di permukaan tanah, perlahan angkanya semakin turun bahkan tidak ada lagi warga Indonesia yang BAB sembarangan dan memiliki sanitasi layak sehingga hidup sehat berkualitas pun merata dirasakan seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Untuk memberikan gambaran seberapa besar pentingnya peran warga, bagaimana warga dan komunitas punya andil besar dengan berbagai solusi kreatif yang diinisiasinya untuk sanitasi dan air minum layak, Kementerian PPN/Bappenas menggelar KSAN 2015 dengan konsep berbeda.
KSAN 2015 yang akan berlangsung 11 November 2015 di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail Jakarta, menghadirkan 16 inspirator bidang sanitasi dan air minum dari berbagai kalangan dan lintas daerah. berbagai praktik terbaik sanitasi dan penyediaan air minum bersih akan disampaikan dalam waktu singkat namun diharapkan memberikan dorongan besar kepada daerah lain untuk mulai menggagas atau mengembangkan solusi kreatif di daerah masing-masing demi masyarakat yang hidup lebih sehat.
Harapannya, pegiat sanitasi di seluruh Indonesia, mendapatkan inspirasi dari video dan paparan singkat dari para sanitarian yang peduli dan bergerak mandiri untuk hidup lebih sehat berkualitas.
Ketua Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional, Nugroho Tri Utomo, mengatakan pelaksanaan KSAN 2015 merupakan upaya advokasi dari pemerintah. Masalah sanitasi dan air minum di Indonesia, katanya, 90 persennya adalah masalah kesadaran, maka advokasi harus disampaikan.
Apresiasi Pegiat Sanitasi
KSAN 2015 tak hanya akan menghadirkan sesi presentasi tunggal dari 16 inspirator sebagai bagian dari langkah advokasi pemerintah. Para pegiat sanitasi juga mendapatkan apresiasi dari pemerintah melalui AMPL Award 2015.
AMPL Award 2015 akan memilih pemenang dari kategori pemerintah dan non pemerintah, yang akan diumumkan 11 November 2015 dalam pelaksanaan KSAN 2015 di Jakarta. Sebelumnya, pada 3 November 2015, 21 finalis mempresentasikan inovasinya dalam meningkatkan akses sanitasi/air minum di daerah masing-masing, di hadapan para juri.
Inilah para finalis AMPL Award 2015, 21 daerah yang dinilai memiliki inovasi kreatif untuk meningkatkan akses sanitasi/air minum untuk warganya:
Kategori Pemerintah-Sanitasi:
- Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung
- Kabupaten Indragiri Hulu, Riau
- Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
- Kota Banda Aceh, DI Aceh
- Kabupaten Malang, Jawa Timur
Kategori Pemerintah – Air Minum:
- Kota Bogor, Jawa Barat
- Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau
- Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat
- Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah
- Kabupaten Lubuk Linggau, Sumatera Barat
Kategori Non Pemerintah – Komunitas:
- Bank Sampah Kenanga Peduli Lingkungan, Jakarta Utara
- KPP Tangkilan, Sleman DIY
- KPP Jajar Raya IPAL Komunal Program Sanimas USRI, Jombang, Jawa Timur
- KSM An-Nur, Probolinggo, Jawa Timur
- Kelompok Masyarakat Bina Sehat (KERABAT) PKPU, Gunung Kidul, DIY
Kategori Non Pemerintah – Institusi:
- Koperasi KPP UMKM Syariah, Tangerang, Banten
- Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN), Kab. Tabalang & Balangan, Kalsel/Kab. Barito Timur, Kalteng
- HAKLI Sabu Raujua, NTT
- PT BPR Kertaraharja Kab. Bandung
- PD BPR Bank Jombang, Jombang, Jawa Timur
- PT Tirta Investama Aqua Group, Kab. Badung, Bali
*) Keteranga Gambar Utama: Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil dalam konferensi pers Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2015 di Jakarta, Senin (2/11/2015) - Foto: WAF
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H