Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kembali Berdaya Berkomunitas Karena Kompasiana

14 September 2015   00:59 Diperbarui: 17 September 2015   21:10 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ilustrasi

Saya tidak pernah mencatat sejak kapan saya begitu nyaman berada dan aktif di dalam komunitas. Rasanya sejak kecil saya sudah berkomunitas, bahkan di setiap tahapan usia, remaja, dewasa muda, hingga sudah menjadi ibu bekerja, saya selalu berurusan dengan komunitas.

Berkegiatan di komunitas bukan hal baru. Dan ketika berkomunitas menjadi bagian dari pekerjaan, saling membesarkan, rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Saya tak pernah menargetkan bakal terjun bebas ke komunitas, karena jalan hidup tak ada yang bisa menerka bukan, namun bersyukur setelah melewati perjalanan yang berliku dalam pekerjaan akhirnya membawa saya kembali kepada komunitas, dan kali ini berkomunitas semakin luar biasa bersama Kompasiana. Ini adalah cerita saya menemukan kembali komunitas, berkomunitas yang naik kelas, karena Kompasiana.

Berawal dari minat
Kalau dingat-ingat,sejak kecil saya suka bergaul, mengajak teman sebaya berkumpul, melakukan sesuatu yang kami suka, bahkan menampilkan kebisaan kami di depan orang banyak. Salah satunya, adalah membuat kelompok tari modern ala saya. Sewaktu SD, saya kumpulkan teman sebaya yang suka menari (modern dance) kala itu sedang digandrungi. Tak ada pelatih, kami hanya meniru tari modern di televisi. Saya ciptakan gerakan tari, mengajak teman menari bersama, menjaga kekompakan, dengan tujuan utama tampil memeriahkan panggung hiburan perayaan agustusan, perayaan HUT RI 17 Agustus, tingkat RT di kampung halaman saya, tak jauh dari pusat kota Jakarta, alias pinggiran kota (perbatasan Jakarta dan Tangerang).

Berkumpul bersama teman-teman sehobi, mungkin itu komunitas terkecil yang pernah saya ikuti saat masih belia. Berlanjut ke remaja, berkumpul bersama teman rumah membentuk kepanitiaan, lagi-lagi untuk 17-an, menjadi komunitas lain di era berbeda.

Di sekolah, OSIS dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dari SMP hingga SMA tak pernah sudi saya lewati. Saya ingat, orangtua terutama ibu selalu terheran-heran kenapa saya bergitu aktif berkegiatan di sekolah, bahkan hari Minggu, saat anak seusia saya saat itu mungkin asyik nonton tayangan televisi yang itu-itu saja, sebut saja doraemon, planet remaja, atau anak perempuan di kampung yang kebiasaannya adalah membantu orangtua memasak di dapur, berbenah rumah, saya malah keluyuran, ke sekolah, berkegiatan.

Berkegiatan dalam organisasi apa pun memang melelahkan. Namun selelah apa pun, buktinya berkomunitas tak terlepaskan dari cerita hidup saya, bahkan hingga kini, setelah belasan tahun berlalu, saya masih saja berkomunitas.

Minat menjadi kata kunci yang membuat kita akan memlilih berkumpul pada komunitas yang kita inginkan. Fokus kemudian menjadi pelekatnya. Ketika minat dibarengi dengan fokus, maka apa yang kita lakukan akan berjalan melebihi apa yang diharapkan bahkan membesarkan.

Saya tak pernah menyangka bahwa hobi berkomunitas, dengan berbagai minat, sejak belia ternyata perlahan membesarkan saya menjadi pribadi yang akrab dengan komunitas. Hingga akhirnya, komunitas menjadi bagian dari keseharian, rutinitas, bahkan pekerjaan. Bekerja berkomunitas. Menjadi professional yang dibayar menjalankan hobi/minat, inilah yang akhirnya saya temukan di Kompasiana.

Media komunitas
Kompasiana adalah media warga, medianya komunitas penulis warga yang ternyata di dalamnya banyak komunitas hobi sesuai peminatan. Saya tak pernah tahu soal ini sebelum akhirnya memutuskan pindah dari rutinitas menjadi wartawan online menjadi moderator media warga, di Kompasiana.

Saya tak pernah menyangka ada komunitas penulis blog sosial yang begitu besar, jumlah dan pengaruhnya. Saya yang dulunya sibuk dengan target menulis harian untuk memproduksi berita/informasi di media online, tak pernah menyadari ada dunia blogging yang begitu dinamis. Saya tidak pernah tahu kalau di dalam Kompasiana yang saya pilih sebagai tempat berlabuh yang baru, akan mempertemukan saya dengan dunia komunitas, dunia saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun