[caption caption="Nate Ruess di Warwar/Dok. @wawaraji"][/caption]
Di Jakarta, 1 Agustus 2015, adalah waktu dan tempat yang dijadwalkan untuk Nathaniel Joseph "Nate" Ruess untuk promosi album solo perdananya, Grand Romantic. Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang dipilih dan didatangi Nate Ruess untuk berpromosi.
Nate Ruess (33) adalah penulis lagu serta pemusik asal Amerika Serikat, vokalis band indie asal Amerika FUN, yang bersolo karier dan menyanyikan single duetnya bersama Pink, "Just Give Me a Reason" di Grammy Awards 2014 lalu. Single ini pun berhasil meraih penghargaan Best Pop Duo/Group Performance dan Song of the Year Grammy Awards 2014.
Jadi, bertemu langsung dengan Nate Ruess dan mendengarkannya bernyanyi dengan suara yang "menyihir" serasa membawa pendengarnya berada di pertunjukkan musik saat Grammy Awards, adalah momen ekskusif yang berharga, setidaknya itu yang saya rasakan.
Saya memang tidak menyaksikan live performance Nate di momen skala dunia itu. Saya hanya menyaksikan di televisi, tayangan rekaman di youtube dan mendengarkan lagu yang dinyanyikannya berduet dengan Pink lewat radio. Saya tak mendengar ada satu perbedaan kecil sekali pun dari suara, dan kualitas penampilan Nate Ruess, antara menonton langsung di Warwar dan di berbagai media yang saya sebutkan tadi. Kualitas suara Nate sama persis. Sebagai penikmat musik, saya merasakan kesenangan dan keajaiban yang sama dari suara penyanyi solo ini, baik mendengarkannya di radio, di youtube, di televisi, dan penampilan langsung dengan jarak panggung dan penonton hanya lima meter.
Pelajaran penting yang harus dicamkan sebagian penyanyi Indonesia adalah, jangan pernah membedakan kualitas penampilan dan suara, di mana pun, di berbagai kesempatan/momen apa pun. Dengan begitu, penikmat lagu pun si penyanyi akan selalu merasa puas, dan fans makin loyal untuk mendengar berulangkali suara si penyanyi.Â
Bagi saya Nate Ruess berhasil menghibur dan membuktikan bahwa dia adalah penyanyi solo pendatang baru yang layak diikuti terus perjalanan musiknya. Dia berhasil membuat fans makin jatuh hati, saya melihatnya langsung saat sejumlah penonton Warwar menyanyikan lagu andalannya bersama-sama dan mereka semua menikmatinya, dan berhasil membuat penikmat musik yang tak selalu hapal lagu favorit seperti saya ini, menjadi ingin mendengar lebih banyak lagu-lagunya, mengikuti perjalanan musik selanjutnya, dan mencari lebih mendalam siapa Nate Ruess. Kenapa? Karena Nate Ruess menjaga kualitas suara dan penampilannya, saat ia harus tampil di mana pun, untuk memuaskan bukan hanya fansnya tapi dirinya sendiri.
[caption caption="Nate Ruess di Warwar/Dok. @wawaraji"]
Dalam sesi chit chat alias ngobrol santai bareng host #warwar Christie Colondam yang juga penyanyi pendatang baru bersuara merdu, Nate Ruess mengatakan, album solo perdananya bertajuk Grand Romantic, adalah karya dengan lagu-lagu yang ditulisnya sendiri, yang membuatnya ingin mendengarnya berulang berkali-kali, dan merasa puas setelahnya. Sebuah karya yang membuatnya merasa jatuh cinta.
"Saat saya membuat album ini saya tidak sedang jatuh cinta, namun setelahnya saya merasa jatuh cinta," begitu kata Nate Ruess.
Kalau si penyanyinya saja sudah jatuh cinta, wajar saja ketika ia menyanyikan lagu-lagunya, dengan cinta, maka siapa pun yang mendengarnya akan merasakan hal yang setidaknya sama dengannya. Saya sih percaya kekuatan energi positif yang bisa menular dari satu orang ke orang lain. Jadi, saya merasa yakin kalau Nate Ruess menjaga kualitas penampilannya seperti ia datang bernyanyi di #warwar, siapa pun akan menikmati lagu dan musiknya. Seperti saya, yang juga jadi jatuh cinta dengan karyanya, kualitas vokalnya yang bikin saya terkagum-kagum sepanjang Nate Ruess bernyanyi tiga lagu langsung di #warwar salah satunya lagu band FUN, " We Are Young".
Rasanya, judul album Grand Romantic ini sudah mewakili musik dan lagu-lagunya. Tak perlu dan memang tak ingin saya jelaskan satu persatu lagunya. Saat saya menulis ini, saya sedang mendengarkan satu per satu, dari total 11 lagu (dan satu Intro), album Grand Romantic. Saya ingin membuktikan bahwa penilaian dan pengamatan saya tak salah, soal bagaimana Rate Ruess menjaga kualitas vokalnya. Benar saja, penampilan Nate Ruess yang saya saksikan langsung sore tadi di studio Warung Warner Music Indonesia, sama dengan suaranya dalam rekaman CD. Bedanya, sedikit saja, Nate Ruess yang mengaku suka musik Country, saat menyanyi langsung terasa sekali pengaruh musik country dalam vokalnya. Ini tak terlalu terasa saat mendengarkan CD musiknya.
Lagu-lagu di album solo Nate Ruess, adalah teman perjalanan Anda tersebut. Lirik-lirik lagunya barangkali akan membuat Anda kembali terbayang hal-hal yang ingin Anda jauhkan dari pikiran selama liburan, namun musiknya, membuat Anda kembali diingatkan pada nikmatnya liburan. Ada kesenangan, ada semangat bersenang-senang, ada refreshing, namun ada juga kontemplasi, ada relaksasi, di musik Nate Ruess di album solo perdananya ini. Romantic. Grand Romantic. Memunculkan perasaan menyenangkan mendengarkan lagu dan musik Nate Ruess, seperti sedang dalam perjalanan yang Anda idamkan, dan menikmatinya, meski dalam waktu tak lama. Seperti mendengarkan satu CD Grand Romantic yang tak butuh waktu lama, namun Anda sudah menemukan semangat, kesegaran baru.
Tak heran jika Nate Reuss bercerita ia tak bosan berkali-kali mendengarkan karyanya ini, sebelum akhirnya keliling ke berbagai negara mempromosikannya sebagai barang dagangan, bukan sekadar berjualan tapi menebar romantisme ala Nate Ruess.
Saya bukan jurnalis musik, ini murni pengalaman pribadi mendengarkan lagu dan musik Nate Ruess, mungkin sedikit (atau banyak) yang personal, tapi ini jujur, saya menikmatinya. Mengingatkan saya akan kebiasaan lama, mendengar lagu-lagu lewat radio, menghibur diri, dan relaksasi.
Mendengar Nate bernyanyi single duet bersama Pink saja rasanya sudah luar biasa, setidaknya bagi saya. Dan memang luar biasa, karena Pink yang mencari teman duet dan memilih Nate Ruess, bukan Ruess yang mencari kesempatan tampil. Artinya, Pink melihat ada yang istimewa dengan vokal Nate, dan terbukti, duetnya jadi hits. Saat menjawab pertanyaan blogger, Nate mengatakan bahwa Pink yang "menemukannya" yang "mengajaknya" berduet. Kuncinya, kata Nate, kalau mau kolaborasi dengan musisi papan atas, jadilah diri sendiri.
Nate Ruess, membuat album Grand Romantic tidak dalam suasana jatuh cinta, namun dia menjadi jatuh cinta setelahnya, dan menebar cinta keliling dunia mengenalkan lagu-lagunya. Pernyataan jujur yang makin terasa kuat, ketika dia juga bilang, "Keep people in your life love you". Album ini adalah salah satu cara, yang sepertinya akan sukses, membuat orang-orang jatuh cinta dengan Nate Ruess. Katanya lagi, hargai orang-orang di sekitar Anda, karena tanpa mereka, kita bukan apa-apa.
Sukses deh promo album solonya, Nate Ruess. Semoga suatu waktu bisa kembali lagi ke Indonesia, untuk bernyanyi lagi, mewujudkan harapannya pribadi yang ingin kembali ke Indonesia, karena dia suka dengan keramahan orang Indonesia. Ya, kembalilah, kalau di warung warner baru sempat dan suka makan kue lumpur, coba kue tradisional Indonesia lainnya lain waktu, dan aneka kopi Indonesia, karena Nate mengaku suka kopi yang sayang tak tersaji saat sesi ngobrol di Warwar acaranya Warner Music Indonesia.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H