Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Beda Gaya Orang Kaya di IIMS

26 September 2014   20:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:23 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_325788" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi IIMS/Kompasiana (Kompas.com)"][/caption]

Bersuamikan fotografer yang hobi observasi perilaku orang di sekitarnya, saya dapatkan cerita menarik di balik pameran otomotif terbesar, IIMS 2014. Sebagai bagian dari tim konsultan sales sebuah merek mobil ternama asal Jerman, partner hidup saya itu melihat langsung perilaku konsumen sepanjang pameran yang ternyata bisa dipetakan bedanya gaya Orang Kaya Baru dengan Orang Kaya Sejak Dulu.

Mendengar ceritanya soal perilaku dan gaya konsumen kendaraan mewah (nanti saya bahas), saya jadi ingat pernah menulis artikel tentang perilaku orang kaya. Dari hasil obrolan dengan pakar branding, Amalia Maulana, saya menuliskan sebuah artikel yang tak disangka pembacanya buanyaak mencapai 80-an ribu. Luar biasa. Judulnya: Bedanya Gaya OKB dengan Orang Kaya Sejak Dulu.

Kalau diringkas, ini isi artikel tersebut: penggunaan barang bermerek identik dengan gaya orang kaya baru. Merekalah sasaran dari produk mewah ini. Inilah juga yang membedakan penampilan orang kaya baru yang selalu mengaitkan dengan barang branded dibandingkan penampilan orang kaya sejak dulu. Sedangkan, orang mampu yang memang kaya sejak dulu tidak akan mau didikte oleh brand. Mereka menggunakan barang mewah tertentu, tetapi untuk menikmatinya. Sementara itu, orang kaya baru cenderung membawa brand misalnya tas bermerek atau jam tangan mewah dalam berpenampilan dengan tujuan menunjukkan bahwa ia mampu atau pamer. OKB menggunakan barang mewah untuk meredefenisi dia yang baru. Ada yang memang mampu membeli atau memaksa membeli dengan banyaknya tawaran cicilan menggunakan kartu kredit. Sementara itu, orang kaya sejak dulu belum tentu menggunakan atau memiliki barang bermerek yang menjadi aspirasi orang kaya baru. Orang kaya baru boleh jadi menyimpan aspirasi untuk memiliki barang mewah itu sebelum mereka mampu membeli. Saat mereka mampu, orang kaya baru kemudian membeli barang bermerek ini sebagai bentuk redefenisi dirinya yang kini telah menjadi kalangan mampu.

Kembali ke cerita di IIMS, teori OKB terbukti. Di sebuah stand merek mobil Eropa ada sekeluarga (ayah, ibu, anak gadis) datang ke stand. Mereka terlihat sederhana dari penampilannya. Sang ayah pakai kaos dengan sandal jepit bukan sembarang jepit tapi bermerek meski tetap saja model jepit. Sang ibu juga tampil berhijab sederhana tanpa meninggalkan kesan berlebihan sedikit pun. Si anak gadis, tak seperti kebanyakan ABG yang doyan dandan dan tampil maksimal, anak remaja ini tampil juga sederhana. Mereka datang ke stand dan terdengar sedikit percakapan. Kira-kira begini:

"Pah, yang ini aja," kata anak gadis.

"Boleh aja sih tapi kecil ya dek, enggak bisa buat rame-rame," kata sang ayah

"Tapi enggak apa-apa sih kalau mau," lanjut ayah sambil menuntaskan percakapan dengan memutuskan membeli mobil seharga sekitar Rp800-an juta mungkin untuk hadiah 17th anaknya yang sudah cukup umur memiliki SIM.

Kejadian ini pun jadi bahan obrolan saya dan suami. Sesuai dengan pandangan Amalia Maulana, bahwa Orang Kaya Sejak Dulu dulu tak perlu lagi mencari barang mewah sebagai identifikasi dirinya. Beda dengan OKB yang justru butuh barang mewah untuk menunjukkan siapa dirinya. Termasuk tampil perlente dan selalu berlomba koleksi barang mewah. Bagi saya, si keluarga kaya sederhana itu tidak membeli barang mewah untuk mengidentifikasikan dirinya bahkan dari penampilan saja mereka tidak ingin menonjolkan kekayaannya. Tahu dari mana kaya? Ya, anak gadisnya tinggal tunjuk mobil 800 juta, dan si ayah pun mengiyakannya, sudah cukup buktinya meski secara penampilan mereka terlihat biasa saja.

Nah, justru kata suami saya, OKB banyak dijumpai di IIMS. Pameran otomotif  ini memajang banyak mobil mewah yang harganya di atas 500juta. Nah, OKB ini cenderung tampil dengan gaya perlente, pede keluar masuk stand mobil mewah, tapi sebagian sekadar tannya-tanya. Beda dengan si keluarga kaya sederhana yang datang dan tunjuk mobil yang mungkin tak terlalu mewah untuk ukurannya, lalu bertransaksi.

Kalau saya sih, cukup membayangkan saja mobil mewah impian, yang menjadi aspirasi saya. Sebuah mobil jeep yang gagah, besar, mewah (bagi saya), ini dia fotonya:

[caption id="attachment_325786" align="aligncenter" width="287" caption="Sumber foto: bestcarpictures.com"]

14117136011600195075
14117136011600195075
[/caption]

Ketika waktunya nanti menjadi OKB, setidaknya saya bisa mewujudkan aspirasi itu karena memang sudah mampu membeli, bukan semata pamer kekayaan tapi lebih kepada perwujudan aspirasi. Karena memang sebenarnya wajar saja kalau OKB membeli barang mewah yang menjadi aspirasinya sejak lama.

Namun kalau jadi orang kaya sedari dulu rasanya saya tidak masuk kategori itu karena memang saya bukan keturunan orang kaya. Bukan kaya dari sononya tapi lebih kepada berusaha menjadi orang kaya. Kenapa ingin kaya? Ah, ini ada alasan tersendiri yang kalau saya bahas di sini nanti butuh beberapa baris paragraf lagi, karena kalau dibahas sekenanya khawatir orang yang membacanya salah persepsi.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun