Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesta Kuliner Melbourne, Agenda Penting Kalau Rencana Traveling ke Australia

6 Desember 2014   02:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:56 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14177836462112934177

[caption id="attachment_339847" align="alignnone" width="663" caption="Inilah tempat 1500 orang makan siang bersama (sumber foto:Dok. Bank of Melbourne)"][/caption]

Kurang lebih sejak 1-2 tahun belakangan, Australia gencar mempromosikan wisatanya di Indonesia, barangkali menyasar orang kita yang doyan traveling ke luar negeri. Promosi mereka benar-benar digarap serius. Saya pernah menghadiri salah satu kegiatannya, semacam temu media, sewaktu menjadi wartawan lifestyle beberapa waktu silam.

Di sebuah hotel berbintang, negeri Kangguru ini memamerkan aneka kuliner khas terutama kopi, hingga gaya busana dan koleksi fashion terkini, waktu itu fokusnya adalah Melbourne, ibukota negara bagian Victoria. Desainer, fashion stylist, barista didatangkan dari Melbourne untuk memikat hati pemburu berita. Berharap pesan yang ingin mereka sampaikan menyebar lebih luas dengan ulasan-ulasan di media.

Cara mereka mungkin berhasil, setidaknya, saya merasa tertarik menulis beragam informasi yang disampaikan dengan apik dan sangat profesional selama berpromosi di Indonesia. Sejak itu, update info tak hentinya mereka kirimkan berharap disebarluaskan lagi.

Saya lama tak menanggapi kiriman rilis berita itu, meski sebenarnya menurut saya menarik diberitakan sebatas ingin memberikan pilihan informasi bagi traveler yang senang memburu hal unik.

Keunikan Melbourne menurut saya, mereka menggarap pariwisata dengan sangat rapi dan melestarikan budaya masyarakatnya. Mereka punya kebiasaan, punya festival yang dinikmati warganya dan pada akhirnya menjadi daya tarik bagi turis serta menjadi "produk dagangan" pariwisata mereka.

Salah satunya ini. Kalau Anda sudah merencanakan liburan tahun depan, Melbourne punya Food and Wine Festival 2015. Festival ini berlangsung 27 Februari - 15 Maret 2015. Semua acara Festival bahkan sudah dijual mulai 21 November 2014.

Di festival kuliner ini, pelancong bisa ikut makan siang bersama terpanjang di dunia bersama sekitar 1.500 orang, menikmati aneka toko roti pop up, dan ici-icip anggur terbaik di dunia.

Melbourne Food and Wine Festival dengan Bank of Melbourne sebagai penyelenggaranya, merupakan program tahunan negara bagian Victoria di Australia yang fokus pada industri kuliner dan anggur. Meski diselenggarakan lembaga nirlaba Melbourne Food & Wine, festival ini bertahan selama 22 tahun mulai dari awal mula yang biasa sampai hingga menjadi acara unggulan Australia.

Lebih dari 40 tempat pembuatan anggur biodinamik ikut berpartisipasi dan akan menjadi salah satu dari tiga (3) acara anggur di Melbourne Town Hall, mulai 28 Februari sampai 1 Maret, 2015.

Menjelajah kuliner sambil belajar masak ini juga menjadi keunikan acara ini. Ada seri workshop Masterclass namanya. Di tiap kelas eksklusif tersebut, setiap murid akan dibimbing dengan sangat baik dari para chef paling menarik dan paling inovatif di Australia. Sebut saja Benjamin Cooper (Kong, Richmond & Chin-chin, Melbourne) untuk cara terbaik fermentasi, Johnny di Fransesco (400 Gradi, Brunswick) berbagi rahasia membuat pizza juara di dunia, dan Matt Wilkinson (Pope Joan, Hams and Bacon, Brunswick East) berbagi dengan salad segar terbaik.

Pada suatu akhir pekan di bulan Maret, festival ini juga akan mengumpulkan para chef ternama dari seluruh dunia untuk saling berbagi inspirasi, percakapan dan memori penciptaan rasa. Sebelum mengumumkan satu jadwal penuh, beberapa koki diatur untuk bertemu di Melbourne:Queen Victoria Market, yang merupakan kebanggaan serta warisan produk segar Melbourne akan menjadi tuan rumah dari Festival World's Longest Lunch yang didukung oleh Bank of Melbourne pada 27 Februari 2015. Satu meja panjang akan mengelilingi gudang bersejarah yang menyatukan 1.500 pengunjung untuk berpesta dengan tiga menu berbeda yang dipersembahkan oleh Peter Rowland Catering.

Seru sepertinya. Sampai di sini saya hanya bisa membayangkan saja.

Saya jadi ingat, perwakilan pariwisata (semacam dinas pariwisata barangkali kalau di Indonesia) menjelaskan sewaktu datang ke Jakarta, dalam festival ini turis, warga, berkumpul dalam satu kemeriahaan yang sama dan hangat, karena memang semua orang menikmati momen ini. Bagaimana tidak menikmati, semua orang bisa sekadar icip-icip hasil karya terbaik nama besar di dunia kuliner, makanan, dan anggur dari Melbourne.

Rangkaian acara ini bertempat di kawasan Victoria yang sudah sangat populer. Deretan restoran menyajikan kekhasan masing-masing yang siap dijelajah. Masing-masing pelaku kuliner menyiapkan kegiatan seru untuk traveler kuliner.

Jangan lupa ngopi kalau ke Melbourne karena yang saya dengar dan "telusuri" dari seorang narasumber yang lama tinggal di Melbourne, kota ini tempatnya ngopi dengan aneka sajian kopi dari berbagai negara. Jadi, bagi yang suka eksperimen, inilah waktunya.

Saya belum pernah ke Melbourne. Semua informasi ini hanya saya rangkum dari pertemuan dengan orang-orang Melbourne dan orang Indonesia yang pernah tinggal di Melbourne. Namun dari apa yang disampaikan "duta" Melbourne itu, cukup jelas terbayang di kepala saya bagaimana sebuah budaya masyarakat setempat yang terpelihara, dikelola dengan baik, kemudian menjadi daya tarik dan potensi wisata kuliner yang dengan bangga mereka promosikan ke berbagai negara.

Kapan ya Indonesia bisa punya festival kuliner yang khas dan populer hingga ke berbagai negara dan menjadi kebanggaan kita semua. Yang saya tahu, festival kuliner masih terpencar-pencar, belum bersatu. Sekali pun pernah ada di Jakarta, dan mengklaim sebagai event kuliner terbesar di Jakarta, saya datang kok rasanya sangat asing, belum menjadi bagian dari sebagian besar warganya. Malah hanya menjadi ajang kuliner untuk kalangan tertentu saja. Entah yaa, saya bisa saja salah.

Kapan juga ya saya ke Melbourne, membuktikan apakah yang digambarkan kepada saya lewat kata-kata (baca: Rilis) ini benar-benar seru mengasyikkan. Adakah kawan Kompasianer di Melbourne yang bisa menggambarkan sekaligus membuktikan langsung dari TKP keseruan ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun