Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menunggu Terobosan Triawan Munaf untuk Industri Kreatif Termasuk Fashion

8 Februari 2015   01:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:37 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau Tex Saverio rancangannya bisa dipilih Lady Gaga, kalau Dian Pelangi dengan busana muslimnya diterima di Timur Tengah dan berbagai negara dengan berbagai upaya yang mereka lakukan mandiri, bagaimana dengan pelaku industri fashion lainnya yang tak seberuntung mereka?

Banyak persoalan di dunia fashion yang tak bisa dipandang sebelah mata. Seperti kata Mbak Dina, "Kita perlu duduk bersama." Dalam hal ini termasuk dengan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf yang baru menjabat akhir Januari 2015.

Dalam kesempatan berdialog di KompasianaTV, hanya dengan waktu 30 menit, tak cukup membahas semua isu tersebut. Satu hal yang saya tanyakan kepada Pak Triawan dan mendapatkan jawaban adalah perihal koordinasi lintas kementerian.

[caption id="attachment_349836" align="aligncenter" width="479" caption="KompasianaTV"]

14233084841125945197
14233084841125945197
[/caption]

"Sekarang lebih fleksibel koordinasinya dengan kementereian terkait," kata Pak Triawan lewat sambungan telepon.

Semoga benar demikian Pak, karena sebelumnya, para pelaku industri fashion sudah menjajaki kesempatan bersinergi dengan 4 kementerian (UKM, Perdagangan, Perindustrian, Pariwisata dulunya Parekraf). Saya pun ikut memantau proses tersebut melalui tulisan-tulisan di media online.

Pada akhirnya, saya menunggu terobosan Pak Triawan untuk industri fashion. Saya paham dengan kesendiriannya tanpa staf dan benar-benar baru akan menjalankan tugas, banyak pekerjaan rumah yang harus perlahan dituntaskan. Presiden Jokowi memberikan waktu 3 bulan menyusun kelembagaan.

Harapan saya, semoga Pak Triawan memilih talenta terbaik yang tepat sesuai sektor industri kreatif. Semoga asosiasi di bidang fashion diajak duduk bersama seperti harapan Mbak Dina. Semoga BEK bersinergi dengan orang-orang yang tepat sesuai bidangnya masing-masing, karena ekonomi kreatif begitu luas cakupannya.

Kalau Turki, seperti teman saya Franka katakan, industri fashion di sana sudah sangat maju dan mengedepankan kualitas produksi dan maksimalkan penjualan, semoga terobosan BEK bisa mengangkat derajat produk fashion Indonesia ke depannya.

Apalagi kalau kita bicara fashion muslim yang sudah dicanangkan bahwa Indonesia akan menjadi kiblat fashion muslim di Asia per 2018, dan kiblat fashion muslim dunia pada 2020. Kalau industri fashion masih carut-marut, belum bersinergi, apakah mungkin target itu tercapai? Padahal potensinya ada, produknya terus berkembang, entrepreneurship terus bergerak cepat di bidang fashion muslim.

Lagi-lagi, semoga Pak Triawan bisa cepat-cepat melihat ini sebagai prioritas. Kalau dibilang film menjadi prioritas dalam program BEK, lantaran di dalam produksi film ada fashion di dalamnya, saya sangsi industri fashion bisa berkembang lebih pesat jika sebatas dilibatkan dalam bagian kecil sebuah produksi film misalnya. Bukan saya tidak setuju film Indonesia maju. Saya pendukung sejati film Indonesia. Namun, fashion, yang membuka begitu banyak peluang usaha bagi berbagai lapisan masyarakat Indonesia, semestinya juga diperhatikan secara khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun