Mesir - Media Ibrani mengutip sumber di Mesir yang mengonfirmasi bahwa Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel, sepuluh hari sebelum terjadinya "Banjir Al-Aqsa" memberitahu Israel tentang peristiwa serius yang akan terjadi di Jalur Gaza. Mereka juga memperingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan. Namun, kepala pemerintahan pendudukan Israel, Benjamin Netanyahu, membantah peringatan tersebut.
Kantor Berita Amerika telah melaporkan penyangkalan Netanyahu terhadap informasi ini, tetapi situs web surat kabar Ibrani, Yedioth Ahronoth (Ynet), kembali mengonfirmasi bahwa pihak Mesir telah memperingatkan Israel tentang potensi "peristiwa mengerikan" yang akan datang dari arah Gaza.
Meskipun Netanyahu tegas menyangkal laporan Kantor Berita Amerika, Ynet mengutip sumber-sumber Mesir yang menyatakan bahwa mereka tidak menyimpang dari informasi yang telah mereka sampaikan kepada sejumlah media asing, termasuk Yedioth Ahronoth.
Surat kabar Ibrani ini juga mengutip sumber-sumber Mesir yang mengungkapkan kekecewaan Menteri Intelijen Abbas Kamel terhadap ketidakpedulian Israel terhadap peringatan tersebut. Kamel telah menyatakan bahwa pasukan Israel tampaknya "kewalahan" dalam menghadapi operasi Palestina di Tepi Barat terhadap pemukim dan tentara.
Sumber-sumber Mesir juga mengungkapkan bahwa para jenderal Israel telah memperingati bahwa situasi di Jalur Gaza, terutama di sepanjang perbatasan, sudah terkendali.
Lebih lanjut, sumber-sumber Mesir menjelaskan bahwa peringatan mereka kepada Israel mengenai seriusnya situasi di Jalur Gaza dilakukan melalui saluran rahasia yang telah ada selama bertahun-tahun antara kantor Netanyahu dan intelijen Mesir.
Mesir menekankan bahwa Israel, atas alasan mereka sendiri, lebih memilih untuk fokus pada Tepi Barat daripada Jalur Gaza, meskipun mereka selalu berada dalam kewaspadaan terhadap perbatasan dengan Gaza.
Sumber-sumber Mesir juga membantah upaya untuk mengaitkan Menteri Intelijen Mesir Abbas Kamel dengan mata-mata atau agen Israel, yang merupakan teknik lama untuk mendorong penyelesaian antara Israel dan Gaza.
Kantor Berita Amerika telah mengutip sumber Mesir yang mengatakan bahwa Abbas Kamel telah memperingatkan Israel bahwa situasi di Jalur Gaza akan segera meledak dan bisa menjadi peristiwa besar.
Meskipun Netanyahu telah membantah peringatan tersebut, Yedioth Ahronoth mencatat bahwa komunikasi Kamel tidak terbatas pada Kantor Perdana Menteri Israel saja, melainkan juga terjadi secara langsung dengan Netanyahu.