Mohon tunggu...
Wardah Yusriyah
Wardah Yusriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Always do my best

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Konten Dakwah di Media Sosial terhadap Minat Generasi Z dalam Meningkatkan Kualitas Iman

5 November 2023   16:40 Diperbarui: 5 November 2023   16:52 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Generasi Z (Gen-Z) adalah kelompok generasi yang lahir setelah Generasi Milenial (Gen-Y) dan tumbuh dalam era teknologi digital dan media sosial. Mereka memiliki karakteristik unik dalam komunikasi, pekerjaan, dan gaya hidup. Generasi Z memiliki tingkat kesiapan dalam dunia digital yang tinggi, fokus, berani, dan siap mengambil tanggung jawab, termasuk dalam karier mereka. Perkembangan media sosial dan teknologi telah memengaruhi cara masyarakat mengakses informasi agama, seperti Islam. Generasi Z sangat terbiasa dengan media sosial dan menjadi target yang tepat untuk dakwah digital. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada strategi dakwah digital yang cocok untuk Generasi Z, dengan harapan memberikan pemahaman dan solusi untuk menghadapi perubahan teknologi dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dakwah dalam Islam adalah tindakan aktif untuk menyebarkan ajaran Islam, mendorong orang untuk beriman, bertaqwa, dan patuh kepada perintah Allah SWT serta Rasul-Nya. Al-Qur'an menganggap kegiatan dakwah sebagai "ahsanul qaula," yaitu ucapan dan tindakan yang paling baik. Dakwah adalah upaya untuk membimbing manusia menuju kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat, serta mencerminkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam era informasi modern, dakwah juga berperan penting dalam menghadapi dampak kemajuan teknologi dan media terhadap cara manusia memahami dan menjalankan ajaran Islam.

Metode Dakwah Ala Rasulullah 

Metode atau pendekatan dakwah yang memiliki tumpuan pada suatu pandangan human oriented yang menghargai manusia dan menganggapnya sebagai makhluk yang mulia. Cara berdakwah yang benar adalah dengan kelembutan dan kesabaran, sesuai dengan yang telah diwariskan oleh Rasulullah SAW. Pesan-pesan dakwah disampaikan secara persuasif, tetapi tidak dengan cara pemaksaan, atau menggunakan kekerasan, intimidasi, maupun teror. Rasulullah juga menggunakan berbagai metode dakwah, seperti  Bil Hal, Bil Lisan, dan Bil Qalam. 

Pada metode dakwah Bil Hal, penyampaian dakwah dengan melakukan perbuatan secara nyata atau bertindak kebaikan. Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah dengan membangun masjid Quba di Madinah serta mempersaudarakan kaum muhajirin dan anshar. Sedangkan, dakwah Bil Lisan yaitu dengan menyampaikan secara langsung dengan kata-kata dalam menjelaskan ajaran-ajaran Islam, seperti dimana Rasulullah berkhutbah. Kemudian, dakwah Bil Qalam adalah cara berdakwah dengan menggunakan catatan atau tulisan, seperti surat yang dikirimkan kepada para raja. Pada saat itu, Rasulullah mengirimkan surat kepada kaisar Heraklius dan membuat suatu piagam Madinah yang merupakan bagian dari perjanjian Hudaibiyah.

Strategi Berdakwah

Dalam berdakwah, seorang pendakwah dapat mengkombinasikan beberapa metode yang ada. Dalam Al-Qur'an surah An-Nahl ayat 125 disebutkan bahwa terdapat beberapa metode yang dapat dijadikan strategi dalam berdakwa. 

" Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."

Dari kutipan ayat tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa terdapat tiga metode yang dapat menunjang serta menjadi strategi dakwah di masyarakat, yaitu meliputi Al-Hikmah, Al-Mau'idhah hasanah, dan Al-Mujadalah.

Al-Hikmah merupakan metode yang lebih mengedepankan contoh atau keteladanan (figure yang baik) dari seorang pendakwah. Al-Mau'idhah hasanah atau peringatan menuju kebaikan adalah metode untuk mendorong umat manusia menuju ke jalan Allah dengan menggunakan nasihat-nasihat secara halus yang mengarah pada perubahan sikap mereka ke arah yang lebih baik. Sedangkan, Al-Mujadalah memberikan argumen yang benar dan meluruskan hal-hal yang salah. Selain itu, metode ini dapat disebut sebagai diskusi, dialog, talkshow. Sehingga, metode ini cocok diterapkan untuk sharing pendapat mengenai suatu permasalahan yang menghasilkan solusi.

Strategi-strategi tersebut juga pernah dipraktikkan oleh Rasulullah SAW yang sangat membantu dalam menyukseskan dakwah beliau, meningkatkan kualitas akhlak umat manusia untuk hanya menyembah Allah SWT, serta membangun dan menguatkan agama Islam. Hal tersebut tentu juga dapat diterapkan di masa sekarang dengan mengalami penyesuaian media yang digunakan.

Dakwah Melalui Media Sosial

Semakin berkembangnya teknologi dari zaman ke zaman, semakin banyak cara untuk menyampaikan ilmu melalui berbagai jenis media komunikasi. National Education Association menyatakan bahwa media merupakan sarana dalam bentuk cetak atau audio visual untuk digunakan sebagai sarana komunikasi. Media komunikasi sendiri memiliki fungsi antara lain, sebagai media edukasi, media informasi, juga wadah beropini.

Berdasarkan firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surah Ali 'Imran ayat 104:

 "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Ayat ini menjelaskan bahwa umat muslim dianjurkan untuk menyebarkan kebaikan yakni dengan cara berdakwah. Dalam aspek ini, perkembangan teknologi dapat membawa pengaruh baik jika penggunanya dapat menggunakannya dengan bijak. Tampilan Dakwah di media seperti TikTok maupun Instagram, dikemas dengan sangat kreatif dan sangat diminati oleh sebagian besar umat Islam sampai saat ini. Tidak selalu berbentuk ceramah atau tausiyah pada umumnya, tetapi tampilan dakwah di media sosial dilakukan dalam berbagai macam seperti short video, talk show, reality show, film, sinetron, lagu-lagu religi, dan lain sebagainya.

Minat generasi Z

Metode penyampaian dakwah yang mudah dipahami dan visualisasi yang baik bisa menarik anak-anak generasi z untuk melihat atau membacanya. Jika visualisasi yang digunakan dianggap tidak menarik, maka mereka akan cenderung mengabaikan hal tersebut karena dianggap membosankan. Dari pengalaman pribadi penulis sendiri, anak-anak generasi z cenderung menyukai konten dakwah yang membahas tentang akhlak dan syariah yang dimuat dalam sebuah video yang memiliki variasi visual (Iskandar, 2023). 

Salah satu konten kreator terkenal yang sering menyampaikan dakwahnya melalui video TikTok adalah Husain Basyaiban. Di umur yang masih tergolong remaja, Husain yang kerap dipanggil Kadam Sidik ini berhasil memanfaatkan teknologi dengan sarana media sosial sebagai ajang penyampaian dakwah untuk menarik minat generasi Z terhadap isu-isu sosial yang dibahas berdasarkan sudut pandang agama. Pemuda asal Madura itu memiliki cara yang unik untuk membuat para penontonnya tertarik dengan topik yang sedang Ia bicarakan. 

Pro dan Kontra Dakwah di Media Sosial

Dengan berkembangnya teknologi, maka berkembang juga metode dalam berdakwah dan media yang digunakan sangat beragam. Kegiatan dakwah sekarang tidak hanya cukup dilaksanakan dalam sebuah pertemuan-pertemuan secara langsung yang dihadiri oleh banyak orang dalam satu waktu, seperti kegiatan pengajian rutin, majelis ta'lim, kajian, dan lain-lain. Namun, kegiatan dakwah saat ini sudah harus dapat mengikuti perkembangan teknologi, yaitu masuk dalam media sosial atau secara digital. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan orang lebih memilih cara praktis dan instan dalam mencari sebuah informasi, yaitu melalui gadget mereka.

Tantangannya disini adalah para pendakwah atau orang yang berbagi ilmu di media sosial harus dapat secara pintar mengemas konten mereka dengan kreatif, inovatif, serta mudah menarik perhatian orang yang melihatnya. Namun, terdapat dampak negatif dakwah melalui media sosial, yaitu:

1. Melemahnya budaya membaca buku dengan segala macam konten baik konten audio maupun video tersebar dan melemahnya literasi agama. Selain itu, persepsi untuk membaca buku juga membuat orang menjadi malas karena lebih suka untuk mendengarkan melalui media sosial. 

2. Klaim kebenaran terhadap agama lain semakin terbatas, hal ini ditandai dengan adanya justifikasi bahwa agama yang dianut adalah yang terbaik sehingga menimbulkan konflik antar agama bahkan antar agama sendiri. 

3. Maraknya radikalisme dan kesalahpahaman agama menunjukkan bahwa radikalisme saat ini menjadi permasalahan yang serius. Masyarakat tertipu karena pemahaman agamanya yang salah. 

Untuk mengatasi berbagai dampak negatif tersebut, informasi keagamaan harus disaring terlebih dahulu sebelum benar-benar mempercayai apa yang disampaikan.

Ditulis Oleh: Wardah Yusriyah, Muhammad Azka Rizkil Muna, Tsania Walida Salma

REFERENSI

Achmad,Amrullah (ed). (1983), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Prima Duta

Arif, (1991), Psikologi Dakwah: suatu Pengantar Studi, Cetakan I: Jakarta : Rosda Karya.

David Stillman dan Jonah Stillman, Gen Z Work: How the Next Generation Is Transforming the Workplace (HarperCollins, 2017).

Fernando, N., 2019. Metode Dakwah Rasulullah Periode madinah (Doctoral dissertation, IAIN Curup).

Firamadhina, F.I.R. and Krisnani, H., 2020. Perilaku generasi Z terhadap penggunaan media sosial TikTok: TikTok sebagai media edukasi dan aktivisme. Share: Social Work Journal, 10(2), pp.199-208.

Ghofur, A., 2019. Dakwah Islam Di Era Milenial. Dakwatuna: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam, 5(2), pp.136-149.

Hakim, Lukman (Penyunting). (1991), Fakta dan Data. Jakarta: Media Dakwah 

Iskandar, H. (2023). DAKWAH DIGITAL DARI GEN Z UNTUK GEN Z (GERAKAN DAKWAH MEDIA PESANTREN). JDARISCOMB: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 3. 

Sya'diyah, K. and Anggraini, R., 2021. Pengaruh Literasi Media terhadap Perilaku Penyebaran Hoax di Kalangan Generasi Z. KOMUNIDA: Media Komunikasi dan Dakwah, 11(02), pp.142-159.

Nabila, W.M., Fadhilatunnisa, S., Alamsyah, M.I. and Suryandari, M., 2023. Pengaruh Konten Dakwah Terhadap Gen Z dan Milenial (Generasi Muda). ALADALAH: Jurnal Politik, Sosial, Hukum dan Humaniora, 1(1), pp.09-21.

Nurfitria, S., & Arzam, A. (2022). Urgensi Media Sosial Sebagai Sarana Dakwah melalui media. An-Nida’, 46(1), 88. https://doi.org/10.24014/an-nida.v46i1.19245 

Rohman, Dudung Abdul. “Komunikasi Dakwah Melalui Media Sosial.” Tatar Pasundan Jurnal Balai Diklat Keagamaan Bandung 13, no. 2 (2019).

Wahidin, S., 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun