Mohon tunggu...
Adil dan Warda
Adil dan Warda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Muhammadiyah-Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Kemitraan Peternak Ayam Broiler ( studi kasus di kec. Sukamulya kab. Tangerang)

15 Januari 2023   23:04 Diperbarui: 16 Januari 2023   05:24 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

POLA KEMITRAAN PETERNAK AYAM BROILER (STUDI KASUSDI KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG)

Warda1, Adil, S.E.,M.M.2

Universitas Muhammadiyah Palopo, Jl. Gen. Sudirman Km. 03, Binturu, Palopo  City, South Sulawesi, Indonesia E-mail : wardaishak17@gmail.com

ABSTRACT  

Broiler Chicken Farm Partnership Patterns (Case Study in Sukamulya District, Tangerang Regency). Broiler chickens are the type of chicken that has the highest meat- producing productivity. Demand for chicken meat requires a production systemthat involves capital and the community in a partnership for mutual benefits. There areseveral forms of partnerships with the same goal of making a profit. This study lasted5- 6 months with several considerations. research location in Sukamulya District, Tangerang Regency. This research is descriptive quantitative with survey methods andresearch instruments in the form of interviews and questionnaires as well as analysis tools in the form of calculating income, revenue and the R / C ratio to see what partnership patterns are used by company A and company B on breeders in SukamulyaDistrict and which partnership patterns the results are more profitable for breeders inSukamulya District. From this research it can be ignored that the partnership patternapplied is the plasma core partnership pattern and operational cooperation withthehighest income at company B of Rp. 50.544.254,67,- and R/C Ratio 1,808

ABSTRAK

Ayam broiler merupakan jenis ayam yang memiliki produktivitas penghasil daging tertinggi. Permintaan daging ayam memerlukan sistem produksi yang melibatkan modal dan masyarakat dalam kemitraan untuk saling menguntungkan. Ada beberapa bentukkemitraan dengan tujuan yang sama untuk menghasilkan keuntungan. Penelitianini berlangsung 5 -- 6 bulan dengan beberapa pertimbangan. lokasi penelitian di KecamatanSukamulya, Kabupaten Tangerang. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif denganmetode survey dan instrumen penelitian berupa wawancara dan kuesioner serta alat analisis berupa perhitungan pendapatan, pendapatan dan R/C ratio untuk melihat polakemitraan apa yang digunakan oleh perusahaan A dan perusahaan B pada peternak di Kabupaten Sukamulya dan pola kemitraan mana yang hasilnya lebih menguntungkanbagi peternak di Kecamatan Sukamulya. Dari penelitian ini dapat diabaikan bahwa polakemitraan yang diterapkan adalah pola kemitraan inti plasma dan kerjasamaoperasional dengan pendapatan tertinggi pada perusahaan B sebesar Rp. 50.544.254,67,- dan R/C Ratio 1.808

PENDAHULUAN

Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian. Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Rasyaf, 2002). Subsektor peternakan terbagi menjadi ternak besar, yaitu sapi (Perah/potong), kerbau, dan kuda, dan ternak kecil yang terdiri dari kambing, domba, dan babi serta ternak unggas (ayam, itik, dan burung puyuh).

Hal ini dilandasi beberapa alasan, yaitu ayam pedaging disebut jugaayam broiler merupakan salah satu komoditi peternakan yang cukup menjanjikan karena produksinya yang cukup cepat untuk kebutuhan pasar dibandingkan dengan produk ternak lainnya, selain itu keunggulanayam broiler antara lainpertumbuhanya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek yaitu pemeliharaan yang hanya lima sampai enam minggu sudah dapat dipanen, sehingga modal yang ditanamkan akan cepat kembali, konversi pakan kecil, siap dipotongpada usia muda serta menghasilkankualitas daging berserat lunak Populasi ayamras pedagingdi Banten merupakan 3 terbesar dari 34Provinsi di Indonesia yangmengalami kenaikan dari tahun2017sebesar 211.697.209 ekor melonjak naik pada tahun 2018 menjadi 215.832.194 ekor. Dan apabila dilihat dari BPS pada buku Provinsi Banten Dalam Angka 2019 di peroleh bahwa banyaknya populasi unggas di Provinsi Banten tahun 2018 yaitu ayam pedaging sebanyak 260,60 juta ekor, ayam kampung 10,50 juta ekor, ayam petelur 8,16 juta ekor, dan itik/ itik manila 1,91 juta ekor. Hal tersebut dapat terlihat bahwa hasil peternakan unggas yang lebih banyak adalah ayam pedaging atau broiler di provinsi banten. Jumlah populasi ayam broiler di Provinsi Banten yang tertinggi berada di Kabupaten Tangerang sebanyak 85.621.901 ekor. Pada buku Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2019 oleh BPS menunjukan Kecamatan Sukamulya yang merupakan salah satu wilayah dari Kabupaten Tangerang Provinsi Banten mempunyai jumlah ternak yang dipelihara untuk populasi unggas pada tahun 2015 yaitu ayam buras 66.649 ekor, ayam ras petelur 8.802 ekor, dan ayam ras pedaging 1.486.786 ekor hal ini juga menunjukan bahwa untuk wilayah Kecamatan Sukamulya komoditas ternak yang paling dominan yaitu unggas ayam ras pedaging (broiler).

Bedasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana model/pola kemitraan yang terjalin dan mengetahui hubungan antara perusahaan dengan peternak yang menjalin kerja sama dengan mitra sehingga dapat diketahui dari Perusahaan A dan Perusahaan B yang bagaimanakah pola kemitraanyang lebih baik dan dari kedua pola kemitraan tersebut untuk digunakan para peternak ayam broiler di Kecamatan Sukamulya KabupatenTangerang. Dengan demikianpeneliti mengambil judul "Pola Kemitraan Peternak AyamBroiler (Studi kasus di Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang)".

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Pola Kemitraan yang terjalin pada peternak ayam broiler di Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang dan menganalisis pola kemitraan yang lebih menguntungkan hasilnya untuk peternak ayam broiler di Kecamatan Sukamulya Kabupaten Tangerang.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey. Pengambilan lokasi penelitian di kecamatan suka mulya dilakukan secara sengaja karena menurut data BPS Kecamatan Sukamulya memiliki peternak yang sedikit namun memiliki hasil jumlah ternak yang dipelihara besar.

Analisis Biaya

Analisis biaya digunakan untukmenghitung besarnya jumlah seluruhbiaya yang digunakan selamapemeliharaan ayampedaging. Untukmengetahu besarnya biaya dihitungdengan rumus sebagai berikut:

 TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC = Biaya Total (Rp/Periode)

 TFC = Total biaya tetap (Rp/Periode)

 TVC=Total biaya variable(Rp/Periode)

Pendapatan Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

 Pdi = TRi -- TCi

Keterangan:

Pdi = Pendapatan ke-i

TRi = Penerimaan ke-i

 TCi = Biaya Total ke-i

 R/C Ratio Return/Cost (R/C) ratio adalah merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya, dengan rumusan sebagai berikut (Soekartawi, 1995): ratio maka akan semakin besar pulakeuntungan yang diperoleh peternak. Hal ini dapat dicapai apabilapeternak mengalokasikan faktor produksi dengan lebih efisien.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem pola kemitraan yang digunakan oleh PerusahaanAdengan Perusahaan B berbeda. Hal tersebut dikarenakan perbedaan dalam isi perjanjian kontrak yangmeliputi harga sapronak, harga DOC, harga jual ayam dan sistem bagi hasil yang diterapkan kedua perusahaan tersebut dengan peternak.Perusahaan A memberlakukan pola kemitraan inti plasma sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sumardjo (2001) bahwa dalam pola kemitraan inti plasma perusahaan berperan sebagai inti yang Pola mamenampung, memberikan kanbimbingan, menyediakan modal serta  mengatur pemasaran hasil produksi. Sedangkan, peternak sebagai plasma yang bertugas untuk membudidayakan dan semua hasil produksi diserahkan kepada inti.

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh peternak dimana jumlahnya dipengaruhi oleh biaya produksi. Semakin besar produksi maka akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan oleh peternak selama masa produksi berlangsung. Total biaya produksi merupakan total biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh peternak ayam broiler.

Biaya Produksi

 Biaya produksi merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam kegiatan produksi ayam broiler. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternak terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang timbul akibat penggunaan sumber daya tetap dalam proses produksi. Biaya tetap tidak mengalami perubahan atau jumlahnya tidak berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun). Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan kandang, biaya penyusutan peralatan, biaya sewa lahan dan biaya bunga modal.

Tabel 2 menunjukkan bahwa total biaya produksi tertinggi yang dikeluarkan peternak ayam broiler pola kemitraan di Kecamatan Sukamulya adalah peternak yang bermitra dengan Perusahaan Adengan rata-rata total biaya produksi sebesar Rp. 32.747,01,- /ekor. Sedangkan, untuk biaya terendah terdapat pada peternak yang bergabung dengan perusahaan B dengan rata-rata total biaya produksi sebesar Rp. 26.473,17,-/ekor. Hal tersebut dikarenakan harga bibit dan pakan pada perusahaan B lebih murah dibandingkan dengan perusahaan A. Semakin banyak biaya tetap dan biaya variabel yang di gunakan maka akan semakin banyak pula biaya total yang dihasilkan. Sesuai dengan pendapat Sugiarto., dkk (2005), menyatakan bahwa biaya total adalah kesuluruhan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dalam kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel

KESIMPULAN

 1. Bentuk pola kemitraan yang berlaku pada Perusahaan A adalah pola kemitraan Inti Plasma dengan sistem perjanjian kontrak. Sedangkan, untuk Perusahaan B menerapkan pola kemitraan Kerjasama Operasional yang melakukan sistem bagi hasil sebesar 40:60 (40% perusahaan dan 60% peternak)

2. Hasil dari pembahasan menunjukan bahwa pendapatan peternak yang bermitra dengan Perusahaan A lebih rendah Rp. 13.459.820,70,-/periode dibandingkan dengan pendapatan peternak yang bergabung dengan Perusahaan B sebesar Rp. 50.544.254,67,- /periode. Selain itu, hasil R/C Ratio pada Perusahaan A dengan jumlah pemeliharaan5.000 ekor ayambroiler sebesar 1,091 dan PerusahaanB dengan jumlah pemeliharaan5.000 ekor ayambroiler sebesar 1,808. Hasil R/CRatiodari kedua perusahaan lebihdari 1 (satu) menunjukkanbahwa usaha ternak di keduaperusahaan tersebut sudahmenguntungkan. Akan tetapi, hasil R/C Ratio dari Perusahaan B lebih besar. Jikadilihat dari pendapatandanR/C Ratio maka dapat disimpulkan bahwafenomenanya secara ekonomi peternak yang bergabungdengan Perusahaan Bhasilnyalebih menguntungkan. Namun, secara risiko jika peternakbergabung dengan perusahaanB terlalu berisiko karena hargajual dan beli pada kegiatanproduksi sangat bergantungdengan harga pasar.

DAFTAR PUSTAKA

ARasyaf. 2002. Beternak AyamPedaging. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Soekartawi.1995. Analisis UsahaTani. Universitas IndonesiaPress, Jakarta. GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Sugiarto., T.Herlambang., Brastoro., R.Sudjana., dan S.Kelana. 2005. Ekonomi Mikro SebuahKajian Komprehensif. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sumardjo. 2001. Teori dan PraktekKemitraan Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing

Colantoni A, Monarca D, Laurendi V, Villarini M, Gambella F, Cecchini M. 2018. Smart Machines, Remote Sensing, Precision Farming, Processes, Mechatronic, Materials, and Policies for Safety and Health Aspects. Agriculture. 8(47): 1-14.

Dani Tri Wahyudi, 2018. Transformasi Robotic Menuju Revolusi Industri 4.0. Error! Hyperlink reference not valid.

Suwardana. Hendra, 2017. Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental. Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, Jurnal JATI UNIK, 2017. Vol. 1, No. 2, Hal 102 – 110.

Sugi, 2018. Ap aitu Revolusi Industri 4.0? Berikut Pengertian dan Contohnya. Error! Hyperlink reference not valid.

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. 2018. Teknologi Iot untuk masa depan. http//www. kemenperin.go.id/artikel/ 19902/Teknologi- IoT-SolusiPengembanganIndustri Masa- Depan. [Diakses 1 Agustus 2019]

Prasetyono AP. 2017. Smart Farming, Jalan Pintas Memberdayakan Petani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun