Mohon tunggu...
Adil dan Warda
Adil dan Warda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Muhammadiyah-Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Kemitraan Peternak Ayam Broiler ( studi kasus di kec. Sukamulya kab. Tangerang)

15 Januari 2023   23:04 Diperbarui: 16 Januari 2023   05:24 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tabel 2 menunjukkan bahwa total biaya produksi tertinggi yang dikeluarkan peternak ayam broiler pola kemitraan di Kecamatan Sukamulya adalah peternak yang bermitra dengan Perusahaan Adengan rata-rata total biaya produksi sebesar Rp. 32.747,01,- /ekor. Sedangkan, untuk biaya terendah terdapat pada peternak yang bergabung dengan perusahaan B dengan rata-rata total biaya produksi sebesar Rp. 26.473,17,-/ekor. Hal tersebut dikarenakan harga bibit dan pakan pada perusahaan B lebih murah dibandingkan dengan perusahaan A. Semakin banyak biaya tetap dan biaya variabel yang di gunakan maka akan semakin banyak pula biaya total yang dihasilkan. Sesuai dengan pendapat Sugiarto., dkk (2005), menyatakan bahwa biaya total adalah kesuluruhan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dalam kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel

KESIMPULAN

 1. Bentuk pola kemitraan yang berlaku pada Perusahaan A adalah pola kemitraan Inti Plasma dengan sistem perjanjian kontrak. Sedangkan, untuk Perusahaan B menerapkan pola kemitraan Kerjasama Operasional yang melakukan sistem bagi hasil sebesar 40:60 (40% perusahaan dan 60% peternak)

2. Hasil dari pembahasan menunjukan bahwa pendapatan peternak yang bermitra dengan Perusahaan A lebih rendah Rp. 13.459.820,70,-/periode dibandingkan dengan pendapatan peternak yang bergabung dengan Perusahaan B sebesar Rp. 50.544.254,67,- /periode. Selain itu, hasil R/C Ratio pada Perusahaan A dengan jumlah pemeliharaan5.000 ekor ayambroiler sebesar 1,091 dan PerusahaanB dengan jumlah pemeliharaan5.000 ekor ayambroiler sebesar 1,808. Hasil R/CRatiodari kedua perusahaan lebihdari 1 (satu) menunjukkanbahwa usaha ternak di keduaperusahaan tersebut sudahmenguntungkan. Akan tetapi, hasil R/C Ratio dari Perusahaan B lebih besar. Jikadilihat dari pendapatandanR/C Ratio maka dapat disimpulkan bahwafenomenanya secara ekonomi peternak yang bergabungdengan Perusahaan Bhasilnyalebih menguntungkan. Namun, secara risiko jika peternakbergabung dengan perusahaanB terlalu berisiko karena hargajual dan beli pada kegiatanproduksi sangat bergantungdengan harga pasar.

DAFTAR PUSTAKA

ARasyaf. 2002. Beternak AyamPedaging. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Soekartawi.1995. Analisis UsahaTani. Universitas IndonesiaPress, Jakarta. GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Sugiarto., T.Herlambang., Brastoro., R.Sudjana., dan S.Kelana. 2005. Ekonomi Mikro SebuahKajian Komprehensif. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sumardjo. 2001. Teori dan PraktekKemitraan Agribisnis. Penebar Swadaya. Jakarta

Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing

Colantoni A, Monarca D, Laurendi V, Villarini M, Gambella F, Cecchini M. 2018. Smart Machines, Remote Sensing, Precision Farming, Processes, Mechatronic, Materials, and Policies for Safety and Health Aspects. Agriculture. 8(47): 1-14.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun