Di era digital ini, hanya memiliki pesan dakwah yang kuat saja tidak cukup. Para dai harus mampu mengemas pesan mereka agar menarik perhatian generasi muda yang terbiasa dengan konten cepat dan visual yang menarik. Media sosial seperti TikTok, YouTube, dan Instagram telah mengubah cara manusia mengonsumsi informasi. Maka, dakwah pun harus berubah.
Apakah mungkin berdakwah dengan gaya kekinian tanpa mengurangi nilai-nilai agama? Jawabannya, tentu saja bisa! Dengan memanfaatkan teknologi digital, dakwah dapat menjangkau lebih banyak orang dan membuat pesan lebih mudah diterima oleh generasi Z dan milenial.
Pentingnya Menggunakan Media Digital dalam Dakwah
Hamzah Yaqub membagi media dakwah ke dalam tiga jenis utama:
- Media Lisan: Ucapan atau suara seperti ceramah, radio, atau podcast.Media
- Tulisan: Artikel, buku, atau infografis yang bisa dibaca.
- Media Audio-Visual: Konten video seperti YouTube, TikTok, dan Instagram Reels
Dari ketiga jenis ini, media audio-visual adalah yang paling relevan di era digital. Mengapa? Karena audiens masa kini cenderung lebih suka konten visual yang menarik dan cepat dipahami. Video singkat berdurasi 30 detik di TikTok bisa lebih efektif dibandingkan ceramah satu jam di masjid.
Strategi Jitu Dakwah di Era Digital
Untuk membuat dakwah di era digital lebih efektif, berikut adalah beberapa strategi jitu yang bisa diterapkan:
- Buat Konten yang Singkat dan MenarikKonten yang berdurasi 15-30 detik lebih efektif di media sosial seperti TikTok dan Instagram Reels. Dai bisa menyampaikan kutipan inspiratif, cerita singkat, atau pesan moral yang langsung ke inti.
- Gunakan Format Video yang MenarikGunakan visual yang menarik, efek transisi, musik latar, dan subtitle agar konten lebih menarik. Video dengan elemen visual yang kuat cenderung lebih banyak ditonton dan dibagikan.
- Manfaatkan Media Sosial PopulerDai harus hadir di media sosial tempat generasi muda aktif. Buat akun TikTok, Instagram, dan YouTube. Konsistensi dalam mengunggah konten adalah kunci keberhasilan.
- Kolaborasi dengan InfluencerKolaborasi dengan influencer yang memiliki audiens besar akan membantu memperluas jangkauan dakwah. Influencer yang disukai generasi muda bisa menjadi jembatan yang efektif.
- Fokus pada Pesan Positif dan DamaiHindari narasi yang mengandung ujaran kebencian atau provokasi. Audiens media sosial lebih menyukai pesan yang menginspirasi, memotivasi, dan memberikan harapan.
Tantangan dalam Dakwah Digital
Meskipun memiliki banyak kelebihan, dakwah digital juga menghadapi tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah munculnya konten negatif atau radikal yang disalahartikan sebagai dakwah. Oleh karena itu, dai harus mempelajari etika berdakwah di dunia digital. Selain itu, kompetisi di media sosial sangat ketat karena konten hiburan lebih banyak diminati.
Jadi,
Dakwah di era digital membutuhkan strategi yang kreatif, relevan, dan berbasis teknologi. Dai harus mampu menggunakan media sosial secara efektif untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan. Dengan video pendek, kolaborasi dengan influencer, dan pesan-pesan yang menginspirasi, dakwah bisa menjangkau generasi muda yang sebelumnya sulit dijangkau. Dunia berubah, begitu pula dakwah harus berubah. Jika tidak, pesan dakwah akan tertinggal dari perubahan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H