Dalam filsafat dakwah, ada prinsip penting: dakwah tidak boleh memaksa, tetapi menginspirasi. Pendekatan yang bijaksana akan membuka hati, sementara paksaan hanya akan menimbulkan penolakan.
Seperti air yang lembut namun mampu melubangi batu, dakwah yang dilakukan dengan hikmah dapat meresap ke dalam jiwa manusia, mengubah cara pikir dan perilaku tanpa perlu mengintimidasi.
Kesimpulan: Dakwah sebagai Pilar Pembangunan Karakter
Dakwah bukan sekadar menyampaikan ajaran agama, tetapi juga sebuah proses untuk membentuk manusia yang berkarakter kuat dan mulia. Dengan mengintegrasikan filsafat dakwah dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya membangun individu yang beriman, tetapi juga menciptakan masyarakat yang harmonis, berkeadilan, dan sejahtera.
Mari kita jadikan dakwah sebagai kekuatan transformasi yang nyata, mengubah bukan hanya perilaku, tetapi juga peradaban. Bukankah itu esensi dari dakwah yang sejati?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H