Mohon tunggu...
Wara
Wara Mohon Tunggu... Guru - Love God, Love Myself, Love Others

Seseorang yang suka membaca, travel dan pengalaman baru

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Yuk, Mengenal Virus Lebih Dekat (Bagian 3: Nyamuk Aedes Aegypti Kambing Hitam Dengue?)

24 Juni 2020   13:41 Diperbarui: 24 Juni 2020   13:36 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam berdarah  di Indonesia merupakan penyakit yang  endemic di Indonesia.  Dikutip dari kompas.com, laporan Kementerian Kesehatan, di Indonesia sejak 1 Januari sampai 27 April 2020 tercatat 49.563 kasus DBD. Angka terbanyak berada di Jawa Barat (6.337 kasus), Bali (6.050 kasus), Nusa Tenggara Timur (4.679 kasus), Lampung (4.115 kasus), dan Jawa Timur (3.715 kasus). Pada periode yang sama, tercatat 310 kasus kematian. Kasus tertinggi di Nusa Tenggara Timur (48 kasus), Jawa Tengah (39 kasus), Jawa Barat (33 kasus), Jawa Timur (31 kasus), dan Lampung (17 kasus). Jumlah kasus DBD yang dilaporkan dimungkinkan masih meningkat. Pada 24 April 2020, jumlah DBD sebanyak 45.580 kasus dan pada 27 April 2020 jumlah kasus DBD mencapai 49.563 kasus. Artinya, dalam empat hari saja sudah ada penambahan sekitar 3.983 kasus atau hampir seribu kasus setiap hari.


Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome (DSS) termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-4. Adanya 4 sterotipe ini akhirnya sesorang dapat mengalami demam berdarah empat kali jika empat serotipe menyerang bergantian. Tetapi bila diserang  kembali dengan serotipe yang sama,  tidak akan mengalami sakit karena sudah terbentuk antibody  yang mematikan virus tersebut.

Penularan virus dengue terjadi melalui gigitan nyamuk yang termasuk subgenus Stegomya yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus sebagai vektor primer dan Ae. polynesiensis, Ae.scutellaris serta Ae (Finlaya) niveus sebagai vektor sekunder, selain itu juga terjadi penularan transsexual dari nyamuk jantan ke nyamuk betina melalui perkawinan serta penularan transovarial dari induk nyamuk ke keturunannya. Ada juga penularan virus dengue melalui transfusi darah seperti terjadi di Singapura pada tahun 2007 yang berasal dari penderita asimptomatik Dari beberapa cara penularan virus dengue, yang paling tinggi adalah penularan melalui gigitan nyamuk Ae. aegypti. Masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari, sedangkan inkubasi intrinsik (dalam tubuh manusia) berkisar antara 4-6 hari dan diikuti dengan respon imun.  Ciri dari nyamuk Ae. aegypti yaitu  berwarna hitam dengan dua strip putih sejajar di bagian tubuh tengah  yang diapit oleh dua garis lengkung berwarna putih sedangkanAe. albopictus berwarna hitam dengan  satu garis putih tebal di bagian tengah tubuhnya.

Kecenderungan pemahaman masyarakat adalah bahwa nyamuk Aedes aegypti  penyebab dari  demam berdarah, sedangkan  yang sebenarnya adalah nyamuk ini sebagai vector atau dalam bahasa mudahnya sebagai kurir. Virus Dengue tinggal dalam tubuh nyamuk dan Ketika nyamuk menggigit manusia maka virus akan berpindah ke tubuh manusia.

Memutus mata rantai penyebaran  maka "kurir" harus dibasmi, sehingga langkah yang biasa dilakukan adalah langkah -- langkah pencegahan berkembangnya nyamuk dan pemberantasan sarang nyamuk. Kurir mati maka yang dibawa juga otomatis  akan tidak tersampaikan Jadi  jelas, bukan nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan DBD tetapi virusnya yang menyebabkan sakit.

Penyakit demam berdarah terulang setiap tahunnya menjadi pertanyaan ketika pencegahan sudah dilakukan untuk memberantas nyamuk. Dengan demikian, masih perlu   evaluasi menyeluruh dari berbagi sector. Tetapi, sebagai bagian masyarakat hal sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan pola hidup bersih  dengan  menjaga  kebersihan lingkungan. Budaya bersih dapat dimulai dari dari diri sendiri dengan   membangun kebiasaan baru  yang mendukung  bersih itu tercipta misal membuang sampah pada tempatnya atau  tidak membiarkan barng - barang bertumpuk. 

Pemangkasan jalur penyebaran dengan melenyapkan  kurirnya memang yang dapat dilakukan saat ini karena demam berdarah sampai saat ini belum ada vaksin.

Referensi :

www.kompas.com

Jurnal  Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 --119 dengan judul Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan oleh  Aryu Candra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun