Mohon tunggu...
Wara Katumba
Wara Katumba Mohon Tunggu... independen -

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polri Perlu Fatwa MUI Soal Dugaan Chat Mesum Rizieq-Firza

5 Mei 2017   10:56 Diperbarui: 5 Mei 2017   11:32 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By the way, Dalam situasi dan kondisi cuaca yang tidak menentu, tentu butuh ekstra tenaga untuk ikut aksi demo apalagi dilibatkan sebagai orator. Berapa kalori yang dihabiskan untuk sekali aksi demo dibandingkan panggilan Polisi untuk diperiksa?

Apa penyebab Rizieq selalu mangkir? Ikut aksi demo tidak ada alasan untuk mangkir karena sakit padahal sangat menguras tenaga sambil teriak-teriak, sedangkan dipanggil Polisi untuk diperiksa selalu mangkir dengan alasan sakit padahal cukup datang, duduk manis, dengar dan menjawab tidak perlu teriak-teriak dan pans-panasan.

Untuk menyiasati agar tidak mangkir lagi, Polisi perlu bersikap bijaksana menangani kasus chat mesum yang diduga melibatkan ulama, imam besar seperti Rizieq dengan mendatangi atau sirahturahim ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk dimintai wejangan, nasehat, petuah, wasiat dan tidak lupa fatwanya, apalagi barang bukti sudah ada dan banyak. (Sumber)

Ini penting dilakukan agar jangan sampai gara-gara satu orang ulama seperti Rizieq imbasnya ke ulama-ulama lain sehingga publik mencap buruk dianggap ulama mangkir, ulama tidak taat hukum, ulama mesum, ulama dikriminalisasi dan lain sebagainya.

MUI harus menunjukkan kelasnya sebagai lembaga yang adil dan bijaksana, tidak memandang pihak manapun, tidak memihak, tetap netral bahwa MUI layak dilibatkan ke politik mendapat jatah Fraksi MUI di DPR atas dukungan publik dengan mengeluarkan rekomendasi atau fatwa chat mesum apakah masuk kategori penistaan agama atau penghinaan ulama atau memang tidak masuk unsure kategori tersebut.

Selama ini Rizieq selalu berpatokan dengan fatwa MUI yang selalu dikawal dengan GNPF MUI seperti kasus Ahok yang menjadi korban fatwa MUI.

Oleh karena itu, MUI segera mengeluarkan fatwa chat mesum apakah dianggap penistaan atau tidak sehingga Polisi punya rujukan agar pemanggilan Rizieq berikutnya bisa patuh dan taat sesuai fatwa sehingga tidak ada lagi kata “mangkir”.

Dengan adanya fatwa MUI, kata “Mangkir” diyakini tidak ada lagi karena Rizieq harus taat dan patuh termasuk pihak GNPF MUI ikut mengawal kasus chat mesum secara professional siapapun yang diduga terlibat.

Semestinya, MUI secara otomatis bisa melakukan penyelidikan internal tanpa perlu menerima laporan dari pihak manapun soal chat mesum karena sudah menyangkut keterlibatan seorang Ulama Besar sekaligus calon Imam Besar seluruh Indonesia.

Disini, MUI diuji kredibilitasnya sebagai lembaga yang adil dan tidak memihak pihak manapun apalagi kasus chat mesum bukan kasus politik tetapi kasus moral seorang ulama besar. Pun peran GNPF MUI sangat diperlukan untuk mengawal  kasus Rizieq juga, jangan hanya kasus Ahok yang dikawal dengan cara memaksa kehendak seperti aksi 505 hari ini.

Tentu yang perlu diperhatikan adalah pihak MUI saat melakukan proses pengfatwaan harus memiliki iman yang kuat untuk menyelidiki barang bukti menyangkut konten porno yang sangat menggoda iman dan jika diperlukan melakukan Tabayyun secara mendetail, kembali lagi iman harus kuat terutama kepada pihak perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun