Mohon tunggu...
Wara Katumba
Wara Katumba Mohon Tunggu... independen -

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kedatangan Gubernur Baru, Akankah Jakarta Kembali ke Masa Lampau?

20 April 2017   11:12 Diperbarui: 20 April 2017   12:11 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat datang Gubernur baru Anies-Sandi yang berhasil meraih kemenangan berdasarkan quick count, harus diakui kemenangannya adalah kemenangan factor primordial terutama proses hukum penistaan agama dan disertai dengan penggiringan ke hal lain yang dibangun sedemikian masifnya sehingga sedikit banyak mempengaruhi psikologis warga DKI Jakarta yang mayoritas muslim.

Isu SARA telah mengalahkan isu program kerja dan terbukti kinerja Ahok-Djarot sesuai survey kepuasan warga yang mencapai sekitar 75 persen tidak mampu mempertahankan keinginan warga lebih memilih karena factor primordial tersebut.

Warga harus menerima konsekuensi memilih bukan factor program kerja yang lebih luas dibandingkan factor agama yang hanya bagian kecil dari fungsi Gubernur sebagai pemimpin yang sebatas sebuah Provinsi.

Jakarta tidak hanya butuh pemimpin berkeadilan, tetapi butuh pemimpin tegas dan keras seperti yang dimiliki Ahok-Djarot.

Anies-Sandi selalu bicara keadilan dan keberpihakan, apakah mereka memiliki sikap tegas dan keras?

Ada beberapa kebijakan dan control yang memerlukan sikap tegas dan keras seperti:

Reformasi Birokrasi

Pencapaian yang tersukses adalah reformasi birokrasi yang dibangun Ahok-Djarot dengan kedisiplinan, penyakit akut birokrasi yang dilayani menjadi melayani, jiwa malas-malasan menjadi jiwa yang bertanggung jawab sesuai fungsinya.

Ahok-Djarot telah berhasil membangun image birokrasi yang baik dimata warga, hampir sebagian warga merasakan dan berkata “Puas”.

Mengubah birokrasi yang bobrok akut tidak cukup butuh dua atau tiga tahun (masa jabatan Ahok-Djarot) tetapi butuh bertahun-tahun, bahkan belasan tahun sehingga bisa menimbulkan rasa tanpa sadar punya tanggung jawab yang tinggi.

Bisa dilihat saat Ahok-Djarot mengambil cuti kampanye satu bulan lebih digantikan Plt Soni Sumarsono, cukup mengagetkan para birokrasi menyambut dengan suka cita dan hasilnya warga banyak mengeluh pelayanan birokrasi yang cepat berubah drastis.

Dengan modal “Keadilan dan Keberpihakan” yang dimiliki Anies-Sandi, seperti apa penerapan yang akan dilakukan antara birokrasi dan warga  dalam memenuhi rasa keadilan dan keberpihakan”?

Apakah birokrasi melayani akan kembali ke birokrasi dilayani dan asal bapak Senang (ABS)?

Penataan Kota

Penataan kota tidak luput dari persoalan terutama kekumuhan terutama dipinggiran sungai atau kali dan beberapa tempat yang tidak layak huni, apa yang akan dilakukan dengan cara tidak menggusur seperti yang dijanjikan Anies-Sandi?

Apakah warga perkampungan kumuh yang dimaksud diatas akan difasilitasi dengan program rumah DP Nol Rupiah? Seberapa besar penghasilan mereka? Rata-rata berpenghasilan dibawah Rp 3 juta maka akankah terwujud jika penghasilan di bawah Rp 3 juta dengan program rumah tersebut?

Jangan sampai program tersebut hanya program “Omong Kosong” yang justru mengundang warga yang sudah tinggal di rusun kembali bermukim lagi di tempat asalnya yang kumuh, dipinggiran sungai dan rindu menikmati banjir kembali.

Disana, Anies-Sandi hadir dan akan diuji dengan keadilan dan keberpihakan yang selalu didengungkannya, menarik untuk ditunggu.

Social-Ekonomi

Social-ekonomi tidak luput terutama menyangkut penataan pedagang kaki lima (PKL) yang berdampak kemacetan.

Ahok yang punya karakter tegas dan keras harus bersusah payah menertibkan PKL yang berjualan dipinggir jalan terutama di trotoar apalagi pemimpin yang punya karakter santun jago retorika.

Bayangkan, Ahok cuti satu bulan para PKL kembali lagi berjualan seperti yang terjadi di kawasan Tanah Abang, mungkin kemenangan Anies-Sandi disambut riang gembira para PKL yang selalu tidak tertib/melanggar aturan.

Anies-Sandi akan hadirkan untuk kalian (PKL) dengan mewujudkan OK-OCE PKL menempatkan kembali ke asal mula dengan rasa keadilan dan keberpihakan sambil melihat para pengendara meringis menikmati kemacetan sambil menyanyikan lagu OK-OCE dan se sekali mampir di OK-OCE Mart besukan program OK-OCE yang sebentar lagi tinggal kenangan?

Program OK-OCE akan jadi kenangan, contoh OK-OCE Mart, apakah akan bertahan lama dan mampu bersaingan dari segi harga dengan banyaknya Mart-Mart lain seperti Alfamart, Indomart dan sejenisnya yang sudah lama dan berpengalaman serta memiliki jaringan distribusi yang mudah memainkan harga murah.

Apakah mereka mampu bersikap tegas dan keras? Mereka tidak memiliki sikap tersebut kecuali keadilan dan keberpihakan yang akan kembali seperti zaman lampau.

Satu tahun cukup membuktikan keadilan dan keberpihakan yang dimiliki Anies-Sandi kepada warga DKI Jakarta, apakah akan bertahan dengan program yang sudah berjalan atau justru program barunya merecoki sehingga kembali ke masa lampau.

Sampai hari ini, kita belum pernah dengar ada warga berkata “Gue nyesal dipimpin Ahok-Djarot”, begitupun dengan Gubernur baru jangan sampai terjadi ada yang mendengar warga berkata “Jakarta kembali amburadul, gue menyesal pilih Anies-Sandi”

Pemilih Ahok-Djarot yang mencapai sekitar 42 persen tidak akan kecewa, justru bangga karena memilih berdasarkan rasional/program kerja yang bersusah payah dibangunnya, tentu yang lebih membanggakan dari 42 persen memilih Ahok-Djarot adalah mayoritas muslim yang tidak terpengaruh kampanye hitam primordial dan intimidasi.

Ahok-Djarot telah menancapkan pondasi kuat dengan nilai yang tinggi akan dititipkan ke Gubernur baru. Apakah mereka mampu mempertahankan dengan cara yang selalu diucapkan “Keadilan dan Keberpihakan” atau justru melorot bahkan terpuruk kembali seperti masa lampau.

sumber: metrotvnews.com
sumber: metrotvnews.com
Sekali lagi selamat buat Gubernur ”Primordial” baru, Prabowo Subianto sebagai ketua umum partai Gerindra telah mewakili kalian berdua mengucapkan terima kasih kepada Rizieq FPI calon imam besar seluruh Indonesia yang berjasa besar mendukung hingga terpilih, semoga kiranya Gubernur Baru bisa segera angkat sang imam minimal sebagai imam Besar Ibukota Negara Republik Indonesia.

Salam Primordial…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun