Foto
Bisa dilihat, pancaran wajah yang penuh kesedihan dan tangisan hati yang sangat dalam dari seorang pemimpin walaupun hanya sebatas wakil seperti Djarot tetap posisinya sebagai pemimpin bagi warga DKI Jakarta.
Djarot telah menerapkan sebagian kecil sifat keteladanan Nabi Muhammad. Dia telah mengingatkan kita kisah seorang pengemis buta yang selalu diberi makan Nabi hampir setiap hari padahal si buta selalu menuduh, mengumpat, mencaci orang yang selalu memberi makanan penuh kelembutan dan kasih sayang. (Sumber)
Nabi berbuat tidak melihat latar belakang seseorang itu berdasarkan suku, agama, ras dan golongan. Semua dianggap saudara walaupun telah menyakitinya selama tidak mengancam keselamatan nyawa Nabi.
Sebaliknya, teladan apa yang kita dapat dari tindakan yang dilakukan para hater Ahok sepertinya sudah jauh dari nilai-nilai rasa kemanusian, saling hormat-menghormati, mereka harus kalah hanya demi nafsu politik kekuasaan.
Apakah mereka lupa tindakan apa yang telah dilakukan terhadap Djarot?
foto
Firman Allah:
“…Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya…” [QS. Al Hujurat : 12]
Mereka merasa bangga mencari-cari kesalahan, keburukan, kejelekkan dan menggunjing “Haram Pilih Pemimpin Kafir” kesana-kemari.
Bukankah Djarot bagian dari seorang pemimpin muslim warga DKI Jakarta? Apa salah Djarot hingga harus diusir dari rumah Allah? Sama saja mereka telah menghukumi Djarot sebagai pemimpin kafir. Nauzubillah min zalik..