Sebagai penantang petahana, kritikan dan serangan menjadi andalan Anies-Sandi didebat-debat sebelumnya, diduga tujuannya untuk menutupi kelemahan program yang ditawarkan karena tidak mampu mengimplementasi secara substansial sehingga publik khususnya warga DKI Jakarta bertanya seperti apa program tersebut dan apakah bisa diwujudkan.
Anies-Sandi telah berhasil membentuk image suatu program sebagai icon bahwa ini adalah kami, seperti contoh program Rumah DP Nol Rupiah, OK-OCE, KJP Plus dan lain-lain digiring kealam bawah sadar warga ternyata memang benar ini adalah program baru lain dari yang lain.
Program Anies-Sandi hanyalah program yang ingin dibangun dengan bahasa yang asing dan berbeda sebagai pemikat keterpilihannya ibarat sales berupaya sedemikian rupa menawarkan produk baru yang belum teruji dalam bentuk kemasan yang bagus dan indah namun mengandung keanehan yang tidak seperti biasa, bahkan sewaktu waktu bisa berubah-rubah sesuai situasi dan kondisi alias anomali.
Contoh, Rumah DP Nol Persen berubah menjadi Rumah DP Nol Rupiah, OK-OCE difokuskan untuk mencetak pengusaha Usaha Kecil Menengah (UKM) berubah dan merambah ke dunia bisnis Usaha Menengah Keatas (UMK) yang tidak akan bisa dijangkau pengusaha UKM.
Bagaimana pengusaha UKM bisa menjangkau! Misalkan modal yang dibutuhkan minimal Rp 200 juta hanya ingin membuat sebuah OK-OCE Mart seperti contoh dibawah:
Mau jadi pemimpin atau mau jadi pengusaha Francise? Tidak jelas.
Begitupun dengan KJP Plus, program yang dikhususkan untuk pendidikan anak yang aktif dimanfaatkan untuk anak diluar sekolah. Mungkin fungsi “Plus” dalam artian bisa dimulti fungsikan. Hebat!
Bisa jadi, Program yang ditawarkan hanyalah program anomali yang tidak jelas transparansinya yang penuh dengan fatamorgana? Jadi-jadian?
Diawal sudah disebutkan bahwa karena banyak kelemahan program yang ditawarkan Anies-Sandi maka cara yang dilakukan adalah menutupi dengan melakukan kritikan dan serangan serta kolaborasi debat alibi sebagai senjata membungkam petahana, terbukti saat debat di Mata Najwa sebelumnya Anies berujar “Program 4 tahun lalu kok dimunculkan sekarang”saat menyinggung program Kartu Jakarta Lansia (KJL).
Anies merasa programnya dicontek kemudian melakukan attack counter terhadap Ahok seolah-olah kami tawarkan program baru yang sudah ada 4 tahun lalu kemudian ditiru.