Mohon tunggu...
Wara Katumba
Wara Katumba Mohon Tunggu... independen -

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dalil Munafik DR Zakir Naik Ditujukan ke Non Muslim "Menyesatkan"?

4 April 2017   12:28 Diperbarui: 4 April 2017   12:49 3566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat , menyebut secara tidak langsung bahwa Ahok adalah hypocrite (munafik), secara terminologi, sebenarnya Zakir Naik tidak benar juga. Sebab Ahok tidak pernah mengaku Muslim. Istilah munafik dalam Islam digunakan untuk seorang yang mengaku Muslim dan beriman, namun di dalam hatinya sesungguhnya tidak beriman. Karena itu di zaman Rasul saw, kita mengenal masjid dhirar, yang dibangun oleh seorang munafik (mengaku Muslim dan mu’min padahal sebenarnya tidak).

 Tulisan kompasianer Syarifuddin Abdullah menarik jika poin keempat dikaitkan ceramah seperti poin dibawah:

“I’m telling that a muslim should not to vote a non-muslim, even if he had done a good work, like building (Saya menegaskan, seorang muslim seharusnya tidak boleh memilih pemimpin non-muslim, meskipun pemimpin non-Muslim itu telah melakukan pekerjaan bagus, seperti pembangunan).”

“He builds places of praying, but he is not praying himself.... hypocrite, hypocrite... Munafik (Jika dia membangun tempat beribadah, dan dia sendiri tidak shalat, ya, namanya hipokrit, hipokrit... Munafik)”.

Dua rangkaian kalimat ceramah yang disampaikan DR Zakir Naik (Zakir) di UPI bandung saling berkaitan “Munafik” yang ditujukan ke pemimpin non muslim apakah kebetulan atau tidak, tentu mengarah ke pencalonan Ahok sebagai non muslim.

Apakah ceramah yang disampaikan Zakir diatas sesuai dengan dalil yang sesungguhnya?

 Pertama,

“…Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir…” [Annisa: 140]

Munafik dan Kafir adalah dua kelompok yang berbeda, munafik ditujukan ke muslim yang diragukan/menyimpang dari ibadahnya, sedangkan Kafir ditujukan ke Non Muslim seperti yang dialami Ahok selama ini “Haram Memilih pemimpin Kafir”

Jadi, He builds places of praying, but he is not praying himself.... hypocrite, hypocrite... Munafik” dikaitkan “I’m telling that a muslim should not to vote a non-muslim…”kata subjek “He” menyasar “a non-muslim” sebagai objek, maka apa yang disampaikan Zakir soal hypocrite menyasar ke non muslim telah melawan arus dalil Allah.

Dalil hypocrite Zakir telah memberi pemahaman yang melenceng dan menyesatkan untuk memojokkan pihak lain.

Kedua,

“… Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kami-lah (Allah) yang mengetahui mereka.” [At-Taubah: 101]

Merujuk dalil diatas ada dua hal bertentangan yang dilakukan Zakir yaitu:

  • Memvonis a non muslim hypocrite,padahal Nabi Muhammad sendiri tidak mengetahui kemunafikan mereka kecuali Allah.
  • Memvonis seorang muslim hypocritesaja tidak dibenarkan apalagi menuduh bahkan ditujukan ke non muslim, tidak terkecuali Nabi Muhammad sendiri tidak berani memvonis seseorang atau kelompok tertentu hypocrite, hanya sebatas menyampaikan ciri-ciri hypocrite.

Sabda Rasulullah SAW:

"Dan apabila bertengkar (bertikai), dia melampau batas."

"Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat." (HR. Bukhari Muslim)

Jadi sangat jelas hypocrite/munafik tidak dibenarkan untuk menjustifikasi personal seseorang maupun kelompok tertentu secara langsung. Nabi sendiri tidak dibenarkan apalagi anda “Zakir” hanya manusia biasa.

Pertanyaannya, Apakah Zakir pernah mempelajari dalil “Munafik”?

Jika pernah maka dia pasti tahu dalil diatas atau pura-pura bodoh demi tujuan tertentu yang kebetulan menyasar pemimpin non muslim yang diduga ada agenda politik agama penyesatan untuk menjatuhkan pihak lain.

Jika tidak pernah maka apa yang disampaikan Zakir adalah sesuatu yang tidak pernah dipelajari kemudian disebar adalah penebar penyesatan yang luar biasa.

Banyak sekali Ulama Indonesia yang hebat-hebat dari pada si Zakir kalau sebatas ceramahnya seperti diatas, ceramah yang disampaikannya banyak kita jumpai ulama-ulama jalanan yang selalu melakukan aksi demo.

Kedatangan Zakir diduga ada agenda terselubung untuk kepentingan pihak tertentu, ceramahnya telah merusak pemahaman yang tidak sesuai dalil dan justru memperkeruh tafsir apalagi berkaitan dengan pemimpin non muslim.

Pertanyaannya,  Siapa sesungguhnya yang mengundang Zakir ke Indonesia?

Selayaknya Pemerintah Indonesia SEGERA “Usir” PULANGKAN Zakir kembali ke Negara asalnya India karena telah menambah persoalan yang lebih banyak seperti halnya yang dialami Malaysia, kedatangannya menjadi masalah buat negara tetangga tersebut. (Sumber)

Salam Balikin…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun