Jadi, satu Program bisa berubah-ubah wujud sampai dua kali dari “Persen menjadi Rupiah” dan “Rumah tidak berwujud menjadi rumah berwujud Rusun”.
Program KJP Plus, Program khusus bantuan pendidikan yang nyata dipakai tiga huruf “KJP”, kemudian lebih celakanya diobok-obok dengan cara cukup hanya ditambah “Plus”, jadi bukan jiplak program pihak lain tetapi memakai program pihak lain kemudian ditambah embel-embel “Plus” dalam artian “Plus” bisa digunakan anak diluar sekolah seperti yang dijelaskan Anies saat acara debat di Mata Najwa.
Mungkin maksud diluar sekolah adalah anak-anak yang putus sekolah, tidak mau sekolah atau malas sekolah bisa mendapat fasilitas bantuan dari KJP Plus.
Jelas, anak diluar sekolah bertambah senang, tidak perlu sekolah tapi dapat jatah “Plus”, fungsi Plus yang tidak jelas menimbulkan sikap yang mudah berubah dan tidak konsisten dari pemilik program.
Program yang seharusnya untuk anak yang aktif sekolah dimultifungsikan juga untuk anak diluar sekolah menambah panjang pengetahuan warga DKI Jakarta bahwa mungkinkah Kartu Jakarta Sehat (KJS) Plus akan sama nasibnya seperti KJP Plus dimanfaatkan Anies-Sandi untuk diluar kesehatan? Misalkan ada Hewan yang sakit atau rumah yang tidak sehat/kumuh bisa memakai KJS Plus.
Hebatnya retorika “Plus” bisa multi tafsir untuk memfungsikan diluar zona sesungguhnya.
Ciri calon pemimpin miskin program yang lebih mencontek program pihak lain kemudian diolah dan digoreng sedemikian rupa menjadi logika pembenaran diri dengan berubah berulang kali rawan distir pihak lain terutama pendukung-pendukungnya.
Bayangkan, seandainya terpilih jadi pemimpin, diancam partai pendukung langsung ciut apalagi diancam lempar Handphone seperti yang pernah dialami oleh angggota dewan yang mulia terhormat si Ozonk.
Bagaimana seandainya ada warga pendukung “Berdaster” atau Ormas pendukung datang ke kantor Gubernur minta jatah tidak dipenuhi keinginannya kemudian mengancam? Dengan sikap santun sang Gubernur berubah sambil menjawab “Sabar, tunggu saya akan ambilkan jatah atas bantuannya melakukan aksi damai kemarin ya…”
Dari contoh tiga program diatas, program yang bisa berubah sekejap kemudian/jadi-jadian mencerminkan bagaimana sikap pasangan Anies-Sandi yang sesungguhnya tidak mempunyai pendirian.
Salam Jadi-Jadian…