Jika menarik contoh hitungan rusun Ahok-Djarot Rp 135.000.000 per 25 tahun maka kita tidak akan pernah bisa mendapat rumah cicilan murah seharga diatas tersebut.
Harga cicilan rumah termurah di Jakarta bisa diambil dengan nilai terendah berkisar Rp 300.000.000 (300 juta) dengan tempo cicilan disamakan dengan contoh hitungan Rusun Ahok-Djarot 25 tahun dan kualifikasi warga ekonomi menengah kebawah atau pendapatannya menyamai UMP DKI Jakarta.
UMP DKI Jakarta  2017 berkisar Rp 3,35 juta, maka nilai cicilan rumah yang sanggup dibayarkan berkisarannya berapa dengan mematok UMP, selebihnya untuk kebutuhan sehari-hari kecuali ada bantuan fasilitas lengkap seperti Rusun yang diterapkan Ahok-Djarot tersebut.
Hitungan-hitungan yang sangat sederhana seharusnya tidak butuh syarat menabung 6 bulan kemudian hasil tabungan untuk cicilan permulaan yang digemborkan Anies.
"Bukan nol persen, tapi DP-nya nol rupiah. Makanya, itu si debitur harus mengumpulkan dana sekitar enam bulan untuk DP tersebut," papar Anies. (Sumber)
Penjelasannya terkesan dikocok-kocok dan membingungkan, dengan cara mengumpulkan dana enam bulan untuk DP sama saja bukan DP Nol Rupiah namanya, kenapa tidak menggunakan cara sederhana?
Misalkan untung-rugi selama menyicil rumah dengan DP Nol Rupiah dengan penghasilan UMP sebagai berikut:
Harga Rumah Rp 300 juta, jangka waktu cicilan 25 tahun disamakan dengan contoh hitungan rusun Ahok-Djarot, maka
Konversi 25 tahun X 12 = 300 bulan
300 juta : 300 bulan = 1 juta per bulan
Jadi, Rp 1 juta perbulan untuk cicilan dengan mematok penghasilan UMP bagi warga ekonomi menengah kebawah adalah nilai yang realistis dan tidak membebani dan sisanya dipergunakan untuk kebutuhan yang mendasar.