Tentu ini menjadi satu perdebatan bagi pakar matematika, pakar property maupun pakar-pakar lain yang berkaitan bagaimana menggunakan bahasa “DP Nol Rupiah” tersebut.
Kedua, Bantahan pernah dilakukan Anies bahwa program rumah DP Nol Rupiah bukan dalam wujud rumah, tetapi bagaimana kesempatan menabung dengan jangka waktu yang ditentukan sehingga bisa memenuhi cicilan yang diinginkan. (Sumber)
Artinya, lokasi rumah dijadikan DP Nol Rupiah tidak ada alias tidak jelas, mengawang-awang dalam ilusi dan imajinasi untuk memancing warga DKI Jakarta ikut terhipnotis dengan angka nol besar tersebut.
Antara jelas dan tidak jelas, Program yang dimaksud akan diwujudkan dalam bentuk rumah susun yang lokasinya tidak dijelaskan, apakah dilahan kuburan, gorong-gorong, lahan parkiran, diatas sungai atau mengapung, ataukah rumah terbang diatas awan? (Sumber)
Jadi, kemarin mengatakan DP Nol Persen bukan berwujud rumah, kemudian berubah menjadi DP Nol Rupiah berwujud rumah susun, hanya beberapa bulan sebagai Cagub programnya bisa berubah-ubah. Luar Biasa!
Dua poin diatas cukup mengantar Program DP Nol penuh retorika dan bo’ong-bo’ongan semata?
Bagaimana jika terpilih dan berkuasa selama 5 tahun?
Salam Bo’ong-Bo’ongan…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H