Mohon tunggu...
wara katumba
wara katumba Mohon Tunggu... pengusaha -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lakon Rizieq FPI Memancing “Teroris” Menyusup Demo 4 November

2 November 2016   11:00 Diperbarui: 2 November 2016   11:22 2068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Lahan basah bagi Rizieq FPI adalah demo, semakin banyak demo maka semakin banyak pemasukan yang diperolehnya dan semakin bertambah pelanggaran yang dilakukannya terhadap Allah dan Rasul seperti :

Pertama, Mencaci-maki terutama terhadap Ahok, bukan rahasia umum lagi jika prilaku ucapannya yang ditunjukkan Rizieq sudah menjadi kebiasaan yang tidak akan pernah hilang.

Bagi lawan politik Ahok maupun pemerintahan Jokowi, Rizieq CS merupakan alat untuk perlawanan terhadap anti korupsi. Begitu mudah persoalan Ahok dijadikan isu penistaan agama yang sesungguhnya tidak ada unsur sedikitpun mengandung unsure penistaan, bahkan tidak segan menuduh Jokowi melakukan intervensi.

Bagi koruptor, membiayai Rizied CS adalah biaya kecil dan mudah karena sumber yang didapat para koruptor berasal dari sumber-sumber haram.

Semakin jelas siapa saja yang ikut dalam aksi tersebut seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah mengarah demo politik sakit hati, tentu sumber-sumber haram terihat nyata bahwa ada pihak tertentu membiayainya.

Sumber haram membiayai sesuatu yang haram maka menghasilkan kadar keharaman yang sangat tinggi, contohnya dianggap imam besar tetapi mengeluarkan kata-kata kasar, caci-maki dan ancaman pembunuhan yang tidak pernah diajarkan nabi besar Muhammad SAW" Kami minta polisi menangkap Ahok, kalau tidak kami bunuh," (sumber)

Bagaimana mungkin seorang ulama yang mengaku imam besar mengeluarkan kata-kata kasar dengan ancaman pebunuhan bisa dijadikan panutan. Bukankah prilaku seperti itu prilaku yang mengaku ulama dan imam besar jadi-jadian ?

Kedua, Solat di tengah jalan, Nabi melarang keras melaksanakan solat ditengah jalan yang dimuat dalam hadistberdasarkan Hadist Sunan Tarmizi No. 346 Abwabu Sholah :
“… Ibni Umar meriwayatkan, sesungguhnya Rasulalloh s.a.w. melarang shalat di tujuh tempat: (1) di tempat sampah (2) tempat penyembelihan hewan (3) dan di kuburan (4) dan di tengah jalan (5) dan dalam kamar mandi (6) dan dalam kandang sapi (7) dan di atas Baitulloh (Ka’bah)”

sumber: ramalanintelijen.net
sumber: ramalanintelijen.net
Larangan sholat di tengah jalan membuktikan Islam adalah agama toleran yang sangat menghargai hak masyarakat. Semua aktifitas peribadatan dalam Islam hendaknya tidak melanggar atau mengganggu kepentingan masyarakat umum, seperti yang termuat dalam artikel “Menebar Kebencian Dengan Simbol Agama Ke Ahok Termasuk Penistaan Agama”.

Bukankah hadist diatas contoh orang yang menabrak perintah Rasul merupakan bagian dari kemunafikan yang nyata ?

Ketiga, Tidak menunaikan ibadah solat wajib, Salah satu contoh yang ditunjukkan imam besar (Rizieq FPI) tidak melaksanakan solat Ashar saat demo beberapa waktu lalu memberi dampak besar psikis sehingga akan ditiru kawula muda terutama teroris pemula.

Rasul mengajarkan agar solat tepat waktu dan tidak mengulur-ngulur waktu. Shalat adalah ibadah paling utama dalam Islam yang pertama kali akan dihisab oleh Allah di hari kiamat, karena itu sholat harus dilaksanakan dengan sempurna.

…Rasulullah SAW bersabda: ” barangsiapa meninggalkan salat maka sungguh-sungguh ia telah KAFIR“.
[Hadist Nasai No. 463 Kitabu Sholah]

Shalat merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan kecuali karena uzur / halangan yang dibenarkan oleh syariat agama, seperti; wanita-wanita yang haid atau nifas. Orang yang meninggalkan shalat tanpa alasan yang dibenarkan syariat hukumnya adalah kafir.

Bukankah Rizieq selalu mengkafirkan orang? disaat dia tidak solat Ashar siapa sesungguhnya yang kafir ? Mungkinkah orang kafir mengkafirkan orang ?

Apa alasannya Rizieq tidak solat Ashar ? Apakah karena uzur (demo politik) dibenarkan oleh syariat islam ? Tentu jawabannya adalah tidak benar karena demo politik bukan uzur yang dibenarkan islam, bahkan Nabi tidak mengajarkan bagaimana melakukan demonstrasi.

Ataukah dia seorang musafir yang melaksanakan solat qhosor setelah jumatan sehingga waktu ashar tidak perlu lagi solat ? Orang yang solat qhosor minimal jarak 90 km dari rumah yang ditinggalinya, bukankah si imam besar rumahnya di Jakarta sehingga tidak perlu Qhosor ?

sumber: monitorday.com/rizieq(panah merah)
sumber: monitorday.com/rizieq(panah merah)
Namun, apa yang ditunjukkan Rizieq sudah diluar kepatutan yang sangat tidak pantas mengenakan symbol-simbol islam, dia telah mempermalukan islam dan dirinya sendiri alias menistakan agama dan dirinya.

Siapa yang diuntungka aksi demo nanti ?

Banyak sekali ditemukan para teroris menyimpang dari ajaran agama bahkan cara solat yang sudah diluar jalur Quran dan Hadist dan tidak segan untuk tidak melaksanakan solat 5 waktu.

Contoh Tiga poin diatas yang ditunjukkan Ulama yang mengaku imam besar cukup menumbuhkan cikal-bakal terorisme di Indonesia.

Ujaran-ujran sudah tidak melihat tempat, dimuka umum sudah tidak tahu malu berbuat dengan berprilaku seperti Dajjal, bagaimana seandainya secara tertutup dalam forum keagamaan tertentu ? tentu akan lebih ekstrim lagi ucapan-ucapan diluar nalar.

Ini yang menimbulkan tumbuh kembangnya “Terorisme” yang tidak akan pernah punah selama tokohnya menabrak pakem agama.

Kabar demo 4 November besar-besaran akan berdampak positif bagi teroris, akan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk melancarkan aksinya berupa aksi bunuh diri/bom bunuh diri maupun melukai masyarakat sipil bahkan aparat hukum terutama kepolisian yang jadi target sasaran yang berkaitan terosisme, seperti contoh terakhir kasus penyerangan terhadap Polisi yang dilakukan seorang anak muda “Foto-foto Teror Simpatisan ISIS Serang 3 Polisi di Tangerang”

Teladan apa yang mau ditunjukkan para tokoh pada demo tersebut ? Tidak ada, kecuali teladan untuk terorisme.

Tidak ada satu dalilpun Nabi mengajarkan kita melakukan demo dalam bentuk apapun, bahkan Nabi justru mengajarkan bagaimana membalas kebaikan dari kejelekan orang lain.

Siapa yang bisa menghukumi tokoh yang mengaku ulama dan imam besar hanya Allah yang akan menyadarkan mereka atau menghukum mereka dengan setimpal yang tidak menjalankan dengan amanah.

Dilain sisi, Apabila terjadi rusuh maka aparat hukum harus bertindak dan menangkap para tokoh yang ikut aksi demo tersebut karena bertanggung jawab semua kerusuhan yang terjadi.

Apakah akan dibiarkan para tokoh-tokoh yang memberi teladan terhadap terorisme ?

Salam NKRI…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun