Kelima, Membiarkan Fahri Hamzah sebagai wakil ketua DPR tanpa partai alias dari partai independen karena dipecat PKS, dengan pemecatan yang dilakukan PKS maka posisi Fahri mewakili siapa tidak jelas. Namun, tindakan dan reaksi Fazon sebagai wakil ketua DPR terhadap Fahri hanya diam seribu bahasa (no coment) kecuali bekerja “omong kosong” menghabiskan uang rakyat untuk membayar gaji mereka dengan cuma-cuma.
Keenam, Keluyuran tidak tahu arah seperti ke Rumah Sakit Sumber Waras terkait kasus jual beli lahan yang sesungguhnya diluar tupoksinya sebagai wakil ketua DPR RI. Tujuannya hanya untuk pressure berharap kehadirannya bisa mempengaruhi agar Ahok ditangkap.
Masih banyak lagi yang ditoreh Fazon, dengan Tujuh prestasi diatas cukup mewakilinya dalam sebuah puisi tandingan “Dua Tahun Berjalan di DPR” dengan berhadiahkan menjadi menantu.
Apa yang dilakukan Fazon selama di DPR tidak ada bedanya pendemo yang kerjanya keluyuran kesana-sini atau tukang obat dipinggir jalan sambil mengantongi kertas berisi puisi untuk disulap.
Salam Keluyuran…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H