Akting menangis yang ditunjukkan Yusuf Mansur dalam Viral di dunia maya sangat bagus sekali, bagi para (Sutradara/Produser) perlu merespon aksi yang ditampilkan Yususf Mansur tersebut sehingga bisa diikut sertakan terlibat dalam pembuatan film maupun sinetron.
Akting yang dilakukan Yusuf Mansur sudah cukup mengalahkan aksi-aksi para artis senior pemeran film maupun sinetron. Peran yang disematkan ke Yusuf Mansur cocok sebagai aktor pemeran orang teraniaya. “viral-di-dunia-maya-tangis-ustaz-yusuf-mansur-bahas-nusron-wahid-memelototi-ulama?”(sumber: tribunnews.com)
Di video viral tersebut terlihat seperti orang yang sedang diserang penyakit mematikan, begitu kusut, teraniaya dan menderitanya sosok Yusuf Mansur yang banyak mengundang simpati, bahkan bisa saja sebagian publik melakukan aksi penggalangan bantuan dana koin “Derita Yusuf Mansur”.
Apa yang dilakukan Yusuf Mansur di Viral tersebut tidak mencerminkan seorang Ustadz pada umumnya, justru akting tersebut sering dijumpai pada anak-anak ABG alias anak alay dan lebay yang sedang, akan, atau mau memasuki pubersitas. Yusuf Mansur mengalami pubersitas fase kedua ?
Apakah yang dilakukan Yusuf Mansur di viral tersebut dipraktekkannya juga dihadapan pengikut-pengikutnya atau orang-orang yang ingin belajar agama kepadanya ? Jawabannya, sudah jelas dilakukannnya, karena apa yang dipraktekkan Yusuf Mansur adalah cerminan dari watak dan karakternya.
Terbukti, terjadi pada AA Gym (AA) yang sempat populer beberapa tahun yang lalu atas ceramah-ceramahnya yang selalu muncul ditayangan Televisi waktu itu.
AA Gym sempat mencapai puncak ketenarannya sebagai penceramah, memiliki harta berlimpah hasil dari ceramahnya namun istri hanya itu-itu saja, akhirnya hatinya berontak “buat apa harta berlimpah tapi istri cuma satu, kan bosan!”.
Dengan berjalannya pernikahan kedua, perlahan tapi pasti sang AA mulai goyah dan isu negatif bermunculan akibat perbuatannya melakukan poligami (Nikah lagi) hingga akhirnya terpuruk kembali ke asalnya yang hanya sebatas penceramah kelas off air tanpa kamera televisi.
Apa yang terjadi, sang AA tidak kuat dan stres menghadapi cobaan yang begitu berat, perubahan yang sangat drastis (Top markotop jatuh terpuruk) membuat dirinya tidak kuat menasehati dirinya sendiri seperti yang dilakukannya selama ini menasehati / ceramahi kepada semua orang.